spot_img
Minggu 5 Mei 2024
spot_img
More

    Lagi, Jakarta jadi Kota dengan Kualitas Udara Terburuk di Dunia

    JAKARTA,FOKUSJabar.id: IQ Air mencatat polusi udara di Ibu Kota menduduki posisi pertama sebagai kota udara terkotor di dunia pada Jumat (22/8/2023) pukul 14.31 WIB.

    Padahal, pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah menerapkan kebijakan work from home (WFH) bagi sebagian Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengurangi polusi udara sejak Senin (21/8/2023).

    Indeks kualitas udara di Jakarta berada di angka 161 dengan polutan utamanya PM2.5 dan nilai konsentrasi 70 µg/m³ (mikrogram per meter kubik). Padahal, standar kualitas udara ideal dari WHO memiliki bobot konsentrasi PM2.5 antara 0 sampai 5 mikrogram per meter kubik.

    “Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 11,6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO,” demikian dikutip IQAir.

    Dalam data tersebut, posisi Jakarta jauh di atas Dubai, Uni Emirat Arab, yang ‘hanya’ mencatatkan nilai AQI 157 dan Johannesburg, Afrika Selatan dengan nilai 148.

    IQair menyarankan agar warga memakai masker jika beraktivitas di luar ruangan. Namun jika dalam ruangan, sebaiknya menyalakan penyaring udara (air purifier) dan menutup jendela.

    Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengatakan permasalahan polusi udara tidak hanya terjadi di Jakarta, namun juga wilayah penyangga.

    BACA JUGA: Terungkap, Pemecatan Budiman Sudjatmiko dari PDIP Sudah Direkomendasikan Sejak Senin

    “Pertama polusi itu tidak hanya di Jakarta ya, mungkin dari Jabodetabek,” ujar Heru di Balai Kota, Rabu (23/8/2023).

    Heru menerangkan ada sejumlah faktor yang memengaruhi kualitas udara di Jakarta mulai kendaraan sampai industri. Untuk itu, Pemprov DKI menerapkan WFH agar langit ibu kota bisa biru saat KTT ASEAN berlangsung pada 4 sampai 7 September 2023.

    Namun, kebijakan WFH untuk ASN DKI tak berlaku pada lingkup pelayanan umum dan berimbas langsung ke masyarakat seperti sekolah, rumah sakit, dan beberapa sektor lainnya.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengakui kualitas udara di DKI buruk. Kondisi ini terlihat dari aplikasi atau alat pemantau kondisi udara yang melaporkan polusi di Ibu Kota dengan konsentrat polutan yang tinggi.

    “Memang, kami akui kondisi udara Jakarta memang sedang tidak baik-baik saja. Bisa dilihat dari IQ Air dan beberapa aplikasi lain seperti JAKI, KLHK dan BMKG,” ujar Asep melansir IDN, Kamis (24/8/2023).

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img