spot_img
Rabu 8 Mei 2024
spot_img
More

    Kasus DBD di Kota Bandung Alami Peningkatan Dibanding Tahun 2023

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat terdapat 1.741 kasus penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal Januari hingga Maret 2024. Angka tersebut hampir menyamai kasus DBD pada periode Januari hingga Desember tahun 2023 yang mencapai 1.865.

    “Tahun 2023 selama satu tahun itu kita ada kasus 1.865,namun di 2024 sampai dengan pekan ke dua Maret sudah mencapai 1.741 jadi memang ada peningkatan kasus jika dibandingkan dengan tahun 2023 kemarin,”Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Ira Dewi Jani di Balai Kota Jalan Wastukencana Kota Bandung Jabar Senin (18/3/2024).

    BACA JUGA:

    Masyarakat Tionghoa Peduli Gelar Bazar Murah Ramadhan

    Menurutnya, peningkatan kasus DBD pada tahun ini disebabkan oleh El Nino yang membuat musim kemarau panjang.

    “Penyebabnya kemarin El Nino musim kemarau panjang, sementara nyamuk Aedes Aegypti bertelur dan bisa bertahan selama satu tahun. Sekarang memasuki musim penghujan, air naik dan telur-telur nyamuk menetas menjadi nyamuk Aedes Aegypti,” katanya.

    Oleh karna itu, pihaknya mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat di rumah dan lingkungan masing-masing. Selain itu menjalankan arahan pemerintah seperti 3M yaitu menguras, mengubur dan menutup rapat tempat penampungan air.

    BACA JUGA:

    Perlambat Kepunahan Bahasa Daerah, Revitalisasi Dilakukan

    “Yang paling utama harus tetap PNS Jadi dengan gerakan 3M tadi jadi tidak hanya menutup, dan memanfaatkan kembali tapi juga harus menguras karena kita tadi ingat ya telur nya nempel, jadi kalau ditutup saja kena air bisa menetas lagi makannya harus di kuras minimal seminggu sekali,”ucapnya.

    Selain itu, pihaknya juga tengah melaksanakan program menanam bakteri wolbachia ke telur-telur nyamuk Aedes Aegypti. Program tersebut berlangsung selama enam bulan.

    “Kita simpannya dua pekan sekali jadi 12 kali kan, sekarang kita baru menyimpan ember yang ke sembilan. Dari hasil evaluasi, kegiatan pertama penanaman bakteri menghasilkan 14 persen nyamuk dari 20 persen target, sedangkan kedua baru 19 persen dari target 35 persen baru bisa berdampak itu, kalau proporsi nyamuknya lebih 60 persen di alam,”pungkasnya.

    (Yusuf Mugni/Anthika Asmara)

    Berita Terbaru

    spot_img