spot_img
Minggu 5 Mei 2024
spot_img
More

    Tekan Polusi Udara, Kemenkes Terapkan WFH 50 Persen di Jakarta

    JAKARTA,FOKUSJabar.id: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan empat kebijakan guna menekan tingginya polusi udara di Jakarta.

    Kepala Pusat Krisis Kesehatan sekaligus pelaksana tugas (Plt) Kepala Biro Umum Kemenkes, Sumarjaya SKM MM mengatakan, empat upaya untuk menekan polusi udara yaitu, uji emisi kendaraan tamu dan dinas, melakukan pemasangan 674 sensor kualitas udara di Puskesmas yang ada di wilayah Jabodetabek, menerapkan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) 50% dan menyewa kendaraan dinas listrik.

    “Kendaraan dinas kami ada 308 unit untuk roda kendaraan roda empat, dan roda dua ada 92 unit. Kita juga ada kendaraan tamu, dan kita hitung berapa karyawan,” kata Sumarjaya di Jakarta, Jumat (8/9/2023).

    Sumarjaya mengatakan, jika mendapati kendaraan dinas dan nondinas tidak lolos uji emisi atau berada di ambang batas, maka dilakukan evaluasi internal. “Kita juga melakukan perbaikan jika diperlukan, hingga tidak boleh beroperasi,” kata dia, melansir IDN.

    Sumarjaya menilai, pemasangan sensor kualitas udara di 674 Puskesma yang ada di wilayah Jabodetabek merupakan strategi jangka panjang Kemenkes untuk mengatasi polusi udara di Jakarta. Sedangkan strategi jangka pendek yakni kegiatan uji emisi di Kemenkes dan Puskesmas.

    BACA JUGA: KPAI Kecam Tindakan Polisi Tembakkan Gas Air Mata ke SD di Pulau Rempang Batam

    “Kita cek kualitasnya, lalu uji emisi, jangan sampai Kemenkes menjadi salah satu penyumbang polusi udara di Jakarta,” kata dia.

    Upaya ketiga, Kemenkes turut menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (WFH) 50 persen bagi seluruh ASN.

    “Setiap ASN akan bergilir melakukan WFH dan diatur sesuai kebutuhan. Kebijakan WFH dilakukan sembari melihat kondisi yang saat ini berlangsung. Kalau sudah bagus, tingkat kualitas udara sudah sudah baik mungkin kita bisa 100% kembali masuk kerja,” terangnya.

    Sumarjaya menambahkan, Kemenkes juga melakukan penyewaan kendaraan dinas listrik. “Jadi kendaraan dinas sekarang lebih diutamakan untuk memberikan rekomendasi kendaraan listrik. Supaya kita mendapat kendaraan yang baru terus supaya pasti di tes uji emisinya pasti akan lebih baik,” katanya.

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img