spot_img
Monday 29 April 2024
spot_img
More

    Ketum PBNU: Kalau Jadi Capres-Cawapres Jangan Atas Nama NU

    JAKARTA,FOKUSJabar.id: Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, mengingatkan semua pihak yang berencana maju sebagai calon presiden (capres) atau calon wakil presien (cawapres) untuk tidak mengatasnamakan diri sebagai warga NU.

    Yahya menilai, calon tersebut seharusnya percaya diri dengan kompetensi yang dimiliki.

    “Kalau mau nyalon jangan bilang atas nama NU, ya, pokoknya mutu sampeyan sendiri gimana,” ujar Yahya di Jakarta, Senin (7/8/2023).

    Yahya menegaskan, saat ini tidak ada istilah capres-cawapres dari NU. Sebab, NU tidak bisa mencalonkan pasangan capres dan cawapres.

    “Memang saya berkali-kali, bukan hanya satu dua, sampai saya itu kalau ditanya lagi soal ini cenderung jengkel bahwa tidak ada calon presiden atau calon wapres atas nama NU pokoknya tidak ada,” kata dia.

    “Siapapun calonnya, itu atas nama kredibilitas masing-masing, gak ada yang atas nama NU apalagi atas nama Islam, pasti tidak ada! Nah, ini supaya orang politisi ini tidak mempermainkan agama, NU aja kami gak mau dipermainkan untuk pencalonan begini-begitu, apalagi agama jangan dipermainkan,” ucap dia.

    BACA JUGA: Lukas Enembe Jorok di Rutan KPK, OC Kaligis: Tidak Bisa Mengurus Diri

    Dalam kesempatan itu, Yahya Cholil Staquf juga menegaskan bahwa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bukan bagian dari NU. Menurutnya, hal itu sesuai dengan hasil Muktamar NU pada 2021 yang memutuskan PBNU tidak terlibat dalam politik praktis.

    “Ndak ada (hubungan NU dengan PKB). NU ini sudah keputusan mukmatar untuk mengambil jarak dari politik praktis, jadi semuanya sama saja,” kata dia.

    Meski demikian, Yahya mengakui bahwa PKB lahir dari NU. Menurutnya, PBNU kala itu memfasilitasi warganya yang ingin membuat partai politik.

    “Jadi, kalau PKB, misalnya dulu dilahirkan oleh NU, sudah dilahirkan, ya, sudah, jaraknya sama dengan NU. Lalu jadinya ini kan cuma memfasilitasi saja karena ada warga NU yang ingin bikin partai, difasilitasi, sudah! Habis itu sekarang semuanya tergantung pada upaya dari setiap aktor dan partai politik ini untuk memperjuangkan aspirasi rakyat termasuk di antaranya warga NU, siapa yang mendapat kepercayaan? Ya silakan,” kata dia.

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img