spot_img
Kamis 16 Mei 2024
spot_img
More

    Jawab Transformasi Kebutuhan Tenaga Kerja, APINDO Jabar: Tingkatkan Kualitas SDM

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Barat menilai peningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) guna meningkatkan daya saing menjadi hal yang mutlak untuk menjawab transformasi kebutuhan tenaga kerja. Hal tersebut dapat dicapai dengan adanya kolaborasi antara dunia usaha dengan pemerintah serta stakeholder terkait lainnya.

    Ketua DPP APINDO Jabar, Ning Wahyu Astutik menuturkan, Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang berkontribusi besar terhadap ekonomi nasional dengan nilai investasi tertinggi sebesar 14,84 persen dari nasional. Selain itu, Jabar memiliki jumlah kawasan industri terbanyak dengan 51 kawasan industri, kontribusi PDB di peringkat ketiga setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur yang mencapai 12,56 persen dari nasional dimana sektor manufaktur Jabar menjadi yang tertinggi mencapai 28,18 persen dari nasional.

    “Selain itu, ekspor Jabar menyumbang 14,15 persen dari nasional serta jumlah penduduk tertinggi mencapai 17,86 persen dari total penduduk Indonesia,” kata Ning Wahyu kepada wartawan, Minggu (28/4/2024).

    fokusjabar.id APINDO JABAR
    Ketua DPP APINDO Jabar, Ning Wahyu Astutik bersama Wakil Menteri Keuangan RI, Suahasil Nazara dan Executive Chairman B-Universe, Enggartiasto Lukita saat acara Rapat Kerja dan Konsultasi Provinsi (RAKERKONPROV) ke-23, Halal Bi Halal dan Investor Daily Roundtable (IDR) di Hotel El Royale Bandung, Kamis (25/4/2024). (FOTO: DOK. Apindo Jabar)

    Namun terlepas dari potensi yang dimiliki sebagai provinsi dengan realiasi investasi tertinggi 6 tahun berturut-turut, lanjut Ning Wahyu, Provinsi Jabar menghadapi tantangan berupa jumlah pengangguran tertinggi yang mencapai 1,8 juta jiwa atau 24 persen dari nasional. Kondisi ini menjadi tantangan bersama yang harus diselesaikan melalui kolaborasi pentahelix antara pengusaha, pemerintah, serikat pekerja, akademisi, dan media.

    “Jabar pun mengalami pergeseran investasi yang mulanya padat karya menjadi padat modal di mana pada 2016 penyerapan tenaga kerja per Rp1 trilyun investasi sebesar 3.497 orang, tapi menurun pada tahun 2023 yang hanya mencapai 1.203 orang. Karena itu, kami berpandangan jika transformasi kebutuhan tenaga kerja menjadi tantangan bersama dan perlu adanya peningkatan kualitas SDM untuk menciptakan daya saing dan itu bisa dicapai jika ada kolaborasi antara dunia usaha dengan pemerintah,” Ning Wahyu menjelaskan.

    Menjawab tantangan peningkatan kualitas SDM, Ning Wahyu mengatakan jika pihaknya telah melakukan langkah nyata dengan melakukan penandatanganan kerjasama MoU dengan berbagai kampus melalui program Pengusaha Mengajar. Program tersebut bertujuan memberikan pemahaman kepada kampus terkait kebutuhan dunia usaha serta mengajarkan mahasiswa untuk memiliki karakter pengusaha.

    “Selain itu, melalui program UMKM Merdeka yang merupakan program pendampingan UMKM oleh mahasiswa yang dimentori APINDO dan diharapkan mampu menumbuhkan minat berwirausaha mahasiswa sehingga mampu menciptakan lapangan kerja baru dan menjadi solusi ketenagakerjaan di Jabar,” dia menambahkan.

    fokusjabar.id APINDO JABAR
    Foto bersama usai acara Rapat Kerja dan Konsultasi Provinsi (RAKERKONPROV) ke-23, Halal Bi Halal dan Investor Daily Roundtable (IDR) di Hotel El Royale Bandung, Kamis (25/4/2024). (FOTO: DOK. Apindo Jabar)

    Ning Wahyu mengatakan, apa yang sudah dan akan dilakukan APINDO Jabar terkait peningkatan kualitas SDM diamini Wakil Menteri Keuangan RI, Suahasil Nazaradan yang hadir sebagai narasumber pada acara Rapat Kerja dan Konsultasi Provinsi (RAKERKONPROV) ke-23, Halal Bi Halal dan Investor Daily Roundtable (IDR) di Hotel El Royale Bandung, Kamis (25/4/2024). Kedua belah pihak sepakat jika anggaran pendidikan harus dikelola dan dimaksimalkan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing yang salah satunya melalui dana abadi pendidikan sebesar Rp139 trilyun yang terakumulasi sejak 2010-2023.

    “Dana abadi tersebut seharusnya menjawab tantangan kebutuhan riil pengusaha saat ini. Sebagai contoh, investor-investor saat ini membutuhkan tenaga kerja ‘ready to use’, tidak hanya lulusan SMA atau SMK tetapi lulusan SMA dan SMK plus ketrampilan tertentu bahkan termasuk soft skill,” kata Ning.

    “Dana abadi tersebut dikelola untuk menjawab tantangan masa depan dalam bentuk pendanaan riset dan pemberian beasiswa pendidikan LPDP yang hingga saat ini sudah membantu 45.496 putra putri Indonesia untuk mendapatkan gelar pendidikan,” Wakil Menteri Keuangan RI, Suahasil Nazaradan menegaskan.

    (Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img