spot_img
Senin 6 Mei 2024
spot_img
More

    Tak Bisa Berdaya Bangun Jembatan, Bupati Dan Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya Minta Maaf

    TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Sudah  satu pekan lebih, masyarakat tidak dapat mengakses jembatan darurat penghubung Kampung Leuwibudah, Desa Cayur dengan Kampung Mekar Tanjung, Desa Sindangasih, Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya, Jabar.

    Tingginya frekuensi hujan dengan intensitas tinggi di  Tasikmalaya selatan, jembatan darurat yang dibangun secara swadaya masyarakat pada bulan Juli 2020 itu, kini sering terendam air luapan Sungai Cimedang.

    Masyarakat dari dua desa itupun terpaksa harus menunggu aliran sungai surut, agar dapat melewati jembatan darurat yang posisinya sangat vital.

    BACA JUGA: Nasib Infrastruktur Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2023 Kian Meradang? 

    Diketahui, jembatan darurat berupa tanggul perlintasan itu, dibangun warga untuk sementara.

    Hal itu menyusul jembatan utama yang dibangun tahun 2014 sepanjang 28 meter, lebar 4 meter itu putus tergerus luapan air sungai pada Juni 2020.

    Tokoh masyarakat Kecamatan Salopa, Jajang mengaku, Desa Sindangasih merupakan tempat dimana mertuanya berada.

    Dia mengaku prihatin dengan kondisi jembatan darurat yang kini sering tergenang luapan air sungai.

    Padahal, kata dia, keberadaan jembatan darurat itu sangat vital untuk akses masyarkat dalam berbagai aktivitasnya, baik untuk urusan ekonomi, pendidikan maupun kesehatan dan urusan sosial lainnya.

    “Untuk melewati jembatan darurat, masyarakat terpaksa harus menunggu air sungai surut hingga betul-betul surut,” tutur Jajang, Rabu (29/6/2022).

    Namun kata dia, warga yang kebetulan menggunakan kendaraan roda empat, kerap memaksakan diri untuk melewati jembatan darurat padahal aliran air sungai belum sepenuhnya surut.

    “Meskipun sejumlah pemuda setempat sering turun ke lokasi dan membantu proses penyebrangan, tetapi itu sangat berisiko dan mengancan keselamatan pengguna jembatan,” ujarnya.

    Jajang menambahkan, jika menggunakan jalur alternatif, maka warga harus memutar arah ke wilayah perkotaan dan itu menempuh jarak sekitar 25 kilo meter.

    “Itulah risiko jika mengambil jalur alternatif,  jarak tempuhnya menjadi lebih jauh,” ucap dia.

    Jembatan Darurat Satu-Satunya Akses Warga

    Sekretaris Desa Sindangasih, Kecamatan Cikatomas, Eris Nursamsi mengatakan, pasca jembatan utama (Jembatan Cisepet) putus, warga secara swadaya membuat jembatan darurat yang dibuat dari pohon kelapa.

    Jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses warga Desa Sindangasih dan Desa Cayur untuk berinteraksi, baik untuk keperluan ekonomi, pendidikan, dan lainnya.

    “Kami dari pihak Desa Sindangasih dan Desa Cayur, sudah beberapa kali mengajukan permohonan pembangunan jembatan permanen ke pemerintah daerah, namun hingga kini belum juga terealisasi dengan alasan karena soal anggaran,” ujar dia.

    Dia juga mengakui, sempat menerima kabar bahwa tahun 2021 akan ada pembangunan jembatan. Namun kemudian bergeser ke tahun 2022.

    “Terakhir kami menerima informasi kembali, jika untuk pembangunan jembatan itu katanya di undur di 2023” katanya.

    Jembatan darurat
    Di bawah guyuran hujan, seorang pemuda rela mengatur lalu lintas kendaraan di atas jembatan darurat di antara luapan air Sungai Cimedang, Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya. (foto istimewa)

    Bupati Dan Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya Minta Maaf

    Menanggapi persoalan itu, Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto menyampaikan permohonan maaf, jika hingga hari ini pembangunan jembatan belum dapat terealisasikan.

    “Alasannya tidak lain karena keterbatasan kemampuan anggaran. Apalagi, peristiwa putusnya jembatan itu, bertepatan dengan badai Covid-19 yang mulai memuncak. Sehingga kebijakan anggaran lebih terfokus untuk penanganan Covid-19,” kata Ade.

    Meskipun demikian, Ade yang akan berangkat melaksanakan rukun Islam kelima (ibadah haji) pada tanggal 3 Juli 2022 nanti, mohon dukungan dan doa  masyarakat untuk Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya di bawah kepemimpinannya.

    “Pemerintah daerah hingga kini terus berikhtiar menemukan solusi-solisi yang tepat dan benar secara aturan, agar mampu seluruh persoalan infrastruktur yang terjadi di masyarakat,” ujar Ade.

    Senada dengan Bupati Ade Sugianto, Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Asep Sofari Al Ayubi memohon maaf karena pembangunan jembatan Cisepet yang notabene masuk dalam daerah pemilihanya, belum kunjung terwujud.

    Anggaran Pemkab Tasikmalaya terang dia, banyak tersita untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi pasca Covid-19.

    “Atas nama DPRD, kami sampaikan permohonan maaf apalagi itu daerah pemilihan saya,” ucap politikus Partai Gerindra ini.

    BACA JUGA: PMK Merebak, Kementan Klaim Stok Hewan Kurban Aman

    Sebetulnya sebut Asep, pada tahun 2021 lalu, Dinas Pekerjaan Umum sudah menganggarkan sebesar Rp 7 miliar untuk pembangunan kembali jembatan itu.

    Namun terang dia, pembangunan jembatan tidak dapat terealisasikan akibat adanya pendemi.

    (Farhan)

    Berita Terbaru

    spot_img