spot_img
Jumat 26 April 2024
spot_img
More

    Penyakit Misterius ‘Sindrom Havana’ Teror Intel AS

    AMERIKA SERIKAT,FOKUSJabar.id: Penyakit misterius Sindrom Havana terus berkembang di intelijen Amerika Serikat (AS).

    Bahkan, penyakit yang pertama kali muncul di Kuba itu telah menyerang mental para intelijen AS.

    Mantan asisten direktur kontra intelijen di FBI, Frank Figliuzzi, meminta koordinasi yang lebih besar di dalam pemerintah AS untuk memerangi meningkatnya jumlah serangan Sindrom Havana.

    BACA JUGA: Tesla Didenda Rp1,95 Trilyun Terkait Kasus Pelecahan

    “Saya masih tidak melihat jenis pendekatan terkoordinasi, lintas lembaga, seluruh pemerintah untuk ini di mana ada tinjauan medis pusat yang dilakukan, tidak peduli dari lembaga mana Anda berasal, jika Anda terkena dampak, dan lihat, ini serangan telah meningkat di tengah keberanian mereka,” kata Figliuzzi, Kamis (7/10/2021).

    Figliuzzi mengatakan, satu serangan terjadi selama perjalanan ke India pada bulan September dengan korban Direktur CIA William Burns. Serangan potensial lainnya menunda perjalanan Wakil Presiden Kamala Harris ke Vietnam pada bulan Agustus.

    “Kita harus memahaminya, kita harus memiliki catatan medis yang jelas yang mengatakan, ya, Anda diserang, dan kita perlu mengetahui siapa yang melakukan ini,” kata dia, seperti dilasnir CNBC.

    Sindrom Havana merupakan suatu kondisi misterius dimana korbannya mengalami gejala seperti pusing, mual, migrain, dan kehilangan ingatan.

    Penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh pejabat AS yang berbasis di kedutaan AS di Kuba pada 2016. Pada saat itu, seorang agen intelijen melaporkan menderita sakit telinga, vertigo, dan merasa tidak sempurna secara kognitif.

    Beberapa ahli kesehatan percaya bahwa gejala tersebut terkait dengan penggunaan peralatan mata-mata frekuensi

    Dalam sebuah wawancara beberapa bulan lalu, Direktur CIA Burns menyebutkan bahwa penyakit ini merupakan penyakit yang disengaja.

    “Ada kemungkinan yang sangat kuat bahwa sindrom itu sengaja disebabkan, dan bahwa Rusia dapat bertanggung jawab,” kata Burns.

    Di sisi lain, Moskow menolak tuduhan ini. Faktanya tuduhan ini sendiri belum dapat dibuktikan secara jelas dalam forum ilmiah.

    BACA JUGA: 52 Jet Tempur Cina Serbu Taiwan, Ada Apa Ini!

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img