spot_img
Senin 6 Mei 2024
spot_img
More

    Tolak Gencatan Senjata, Israel Perluas Gempur Gaza

    GAZA,FOKUSJabar.id: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan, negaranya siap menghadapi konflik yang semakin memanas di Jalur Gaza. Dia menyatakan pasukan Israel tidak akan mundur dan siap melancarkan operasi darat, laut, dan udara, terhadap kelompok pejuang Hamas di Jalur Gaza.

    Netanyahu menegaskan, misi hidupnya sekarang adalah melawan kelompok pejuang Hamas. Perang kali ini, dijealaskan Netanyahu, sudah memasuki fase kedua demi menghancurkan kelompok militan Palestina.

    “Kami akan berperang dan tidak mundur. Kami akan berperang di darat, laut, dan udara. Kami akan menghancurkan musuh di atas tanah dan di bawah tanah. Kami akan berjuang dan menang. Perang di Jalur Gaza akan berlangsung lama dan sulit, dan kami siap menghadapinya,” kata Netanyahu melansir FOX News, Minggu (29/10/2023).

    BACA JUGA: Israel Tolak Permintaan PBB agar Bahan Bakar Masuk ke Gaza

    Netanyahu memastikan pasukan Israel akan memperluas operasi darat di Jalur Gaza. Kebijakan ini diambil setelah dia mendapat dukungan dari dua dewan kabinet lewat suara yang bulat, Perang dan Politik-Keamanan.

    Tentunya, ini tak sesuai dengan rekomendasi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang meminta adanya gencatan senjata. Dalam voting yang dilakukan tengah pekan lalu, PBB mendorong agar Israel dan Hamas melakukan gencatan senjata. Namun, rekomendasi itu ditolak oleh Israel dan Amerika Serikat.

    “Kami memutuskan untuk memperluas operasi darat dengan suara bulat – baik di Kabinet Perang maupun di Politik-Keamanan. Kami melakukannya dengan cara yang bijaksana dan penuh informasi, sebagai komitmen untuk memastikan nasib negara dan menjamin keselamatan tentara kami,” ujar Netanyahu.

    Netanyahu juga berjanji akan berusaha semaksimal mungkin untuk membebaskan lebih dari 200 sandera, termasuk warga Amerika Serikat dan orang asing lainnya, yang ditahan oleh Hamas.

    “Ini adalah perang tahap kedua yang tujuannya jelas, menghancurkan kemampuan pemerintahan dan militer Hamas serta memulangkan para sandera,” kata dia.

    Serangan udara dan tembakan artileri Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza. Otoritas kesehatan setempat melaporkan, lebih dari 7.000 orang tewas dalam tiga pekan terakhir. Sekitar 3.000 di antaranya adalah anak-anak.

    Sementara itu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyebut serangan Israel ke Gaza sudah melampaui batas. Menurut Erdogan, serangan Israel ini kini berubah menjadi tindakan penindasan, pembantaian, dan kekejaman kemanusiaan.

    “Turki tidak pernah menyetujui kekejaman yang dilakukan oleh Israel. Hamas bukan organisasi teroris, tapi sekelompok pejuang yang ingin membebaskan tanah mereka,” kata Erdogan.

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img