BANDUNG,FOKUSJabar.id: Badan Pendapatan Daerah Jawa Barat (Bapenda Jabar) menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbanyak dengan mencapai senilai Rp 34 triliun.
PAD yang bersumber dari Bapenda Jabar yaitu dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Biaya Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok.
Kepala Bapenda Jabar Dedi Taufik mengatakan, hasil PAD tertinggi ini dari Bapenda ini berkat dari suksesnya digitalisasi yang dilakukan Bapenda selama lima tahun ini.
BACA JUGA: P3DW Ciamis Gelar Pemeriksaan Pajak Kendaraan
“Tujuannya tak lain untuk mempermudah masyarakat dalam hal membayar pajak dan meningkatkan pendapatan daerah dengan berbasis kepada digitalisasi layanan,” kata Dedi, Selasa (18/7/2023).
Berkat kinerja untuk mencapai digitalisasi pajak, Bapenda Jabar meraih beragam apresiasi dan penghargaan. Menurutnya saat ini pihaknya telah mendapat predikat Wilayah Bebas Korupsi atau WBK.
Selain itu, beberapa penghargaan lain seperti Penghargaan Pemerintah Daerah Dengan Realisasi Peningkatan PAD Tahun 2020–2021 dari Kemendagri, Piagam Penghargaan Terbaik Dalam Pembangunan Zona Integritas dari Inspektorat Jabar hingga Piagam Penghargaan Dukungan Terbaik Dalam Reformasi Perpajakan Nasional dari Dirjen Pajak.
BACA JUGA: Ridwan Kamil: UNI Footbal Development Berhasil Melakukan Pembinaan Sepak Bola Usia Dini
Pada 2023, Bapenda Jabar pun menargetkan peningkatan pembayaran pajak melalui kanal digital. Kata Dedi Sepanjang 2022, ada 741 ribu transaksi pembayaran pajak melalui digital di aplikasi dengan nilai penerimaan mencapai hampir Rp 700 miliar.
“Nilai itu meningkat dari tahun 2021 yang sebesar Rp 500 miliar. Pada tahun ini (2023), kami menargetkan pembayaran pajak kendaraan melalui digital bisa mencapai 10-20 persen dari total nilai pendapatan pajak,” pungkas Dedi.
 menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbanyak dengan mencapai senilai Rp 34 triliun.){kind=link}