BANDUNG,FOKUSJabar.id: Lima kandidat Ketua Umum Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) periode 2022-2027 muncul pada pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) ISPI VIII tahun 2022 yang digelar di Hotel Grand Mercure, Jalan Setiabudi Kota Bandung, Selasa-Kamis (14-16/6/2022). Kelima kandidat akan bertarung pada pelaksanaan pemilihan yang rencananya digelar di hari terakhir pelaksanaan munas pada Kamis (16/6/2022).
Kelima kandidat yang akan bertarung yakni Aris Munandar dari Universitas Negeri Makasar (UNM), Ganefri dari Universitas Negeri Padang (UNP), dan Luthfiyah Nurlaelam dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Lalu Solehuddin dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Sofia Hartati dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Menjadi salah satu calon, Aris Munandar mengaku jika hal tersebut merupakan kehormatan bagi dirinya. Mantan rektor UNM dua periode ini mengaku akan meneruskan perjuangan ISPI yang sudah dilakukan kepengurusan sebelumnya dibawah kepemimpinan Sunaryo Kartadinata.
“Saya akan meneruskan perjuangan ISPI untuk berkontribusi dalam pengambilan kebijakan pembangunan dan eksistensi pendidikan di Indonesia,” kata Aris.
Hal senada dikatakan kandidat lainnya, Ganefri. Rektor UNP 2016-2020 dan 2020-2024 ini mengaku akan membentuk paradigman dan mindset baru ISPI dibawah kepemimpinannya untuk melahirkan konsep-konsep baru terkait sistem pendidikan sehingga menjadi barometer bagi kebijakan-kebijakan pemerintah.
“Mindset ISPI haru mulai diubah yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi serta perkembangan jaman. Tahun 2022 ini menjadi momen bagi kita semua yang tergabung di ISPI untuk bankit dan lebih bertaring. ISPI harus masuk ke dalam agar bisa mewarnai kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terutama terkait pendidikan. Jangan seolah-olah kebijakan pendidikan itu hanya dipikirkan segelintir orang saja,” Ganefri menegaskan.
BACA JUGA: Munas ISPI Harus Lahirkan Gagasan Pembaharuan Pendidikan Indonesia
Sofia Hartati mengaku hadir dan menju sebagai salah satu calon Ketua Umum ISPI 2022-2027 karena rasa memiliki. Sebagai aset nasional yang memiliki ribuan bahkan jutaan anggota, ISPI tidak lagi dianggap remeh.
“Keterlibatan saya di ISPI, mau ketua atau bukan, saya punya tanggungjawab moral bagaimana menjadikan ISPI ini sebagai rumah besar bagi sarjana pendidikan dan menggabungkan semua elemen kebanggsaan. Juga bagaimana ISPI bisa menjadi partner dan sparing partner bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan terkait pendidikan,” kata Sofia.
Sementara kandidat asal UPI, Solehuddin menuturkan jika jabatan sebagai Ketua Umum ISPI merupakan pengabdian yang di sisi lain memiliki tangung jawab dan beban luar biasa. Untuk itu, siapa pun yang akan menjadi Ketua Umum, harus mampu menata ISPI dengan lebih baik dan terorganisasi lebih baik kedepan.
“Saya tidk pernah berani mencalonkan sebagai Ketua Umum, tapi kalau diminta tidak boleh menolak karena itu tanggungjawab kita semua. Jumlah anggota ISPI yang banyak ini jangan dibiarkan begitu saja karena akan jadi sesuatu yang signifikan, sehingga setiap orang didalam ISPI harus ikut bergerak dan bertanggungjawab,” kata Solehuddin.
Rektor UPI 2020-2025 ini menyebut tiga hal yang setidaknya harus dilakukan ISPI kedepan. Yakni merumuskan konsep pendidikan yang sesuai jaman karena pendidikan menjadi hajat hidup paling dahsyat sehingga harus dibangun kembali dan konseptual kembali.
“Lalu pelaksanaan riset sehingga apa yang disuarakan ISPI meruapakan kajian empiris dan punya kewajiban publish. Dan terakhir melakukan dakwah melalui rumusan rekomendasi, soal diikuti atau tidak itu urusan lain,” kata Solehuddin.
(Ageng)
 periode 2022-2027 muncul pada pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) ISPI VIII tahun 2022 yang digelar di Hotel Grand Mercure, Jalan Setiabudi Kota Bandung, Selasa-Kamis (14-16/6/2022).){kind=link}