spot_img
Jumat 26 April 2024
spot_img
More

    15 Anak Tersandung Kasus Asusila, Ini Pesan Dinas P2KBP3A Ciamis

    CIAMIS,FOKUSJabar.id: Kemajuan zaman dengan suguhan fasilitas tekhnologi canggih menempatkan kehidupan dalam sisi positif dan negatif. Konten-konten yang tersaji di media sosial harus benar-benar disikapi dengan bijaksana oleh masyarakat, terlebih ketika konten tersebut menjadi konsumsi anak di bawah umur.

    Pendemi Covid-19 masih membuat masyarakat harus membatasi interaksi sosial secara langsung. Siswa belajar secara daring tanpa mengalami interaksi sosial bersama sesama siswa dan guru secara langsung.

    Hal tersebut tentu harus menjadi perhatian semua pihak, terlebih mengenai perkembangan psikologi anak usia sekolah.

    BACA JUGA: Di Ciamis, Peningkatan dan Pembangunan Jalan Tahun 2021 Sepanjang 111,5 Kilometer

    Kepala Dinas P2KBP3A Ciamis, Dian Budiyan melalui Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Enung Cahyawati membenarkan hal tersebut. Menurutnya, kondisi anak usia sekolah yang melakukan aktivitas pembelajaran di rumah sangat rentan terpengaruh oleh konten negatif dari internet. Maka dari itu harus benar-benar terpantau oleh keluarga.

    “Keluarga terutama peran orangtua sangat penting dalam menjaga alur perkembangan psikologi anak ke arah yang positif. Kita harus peka dengan prilaku anak kita di rumah, jangan abai, apalagi ketika anak menggunakan tekhnologi/gadget berlebihan,” kata Enung.

    Enung menjelaskan, hingga bulan Juni 2021 sudah tercatat 15 anak yang ditangani oleh Dinas P2KBP3A Ciamis karena mengalami kasus. Kebanyakan karena kasus asusila.

    “Ini harus menjadi perhatian kita semua dalam membangun pola komunikasi yang baik dengan anak-anak kita. Jangan sampai kita abai terhadap apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka lakukan,” tegas Enung.

    Kasus terakhir yang terjadi akibat interaksi medsos yang awalnya mengajak bertemu dengan modus-modus tertentu. Yang akhirnya karena kepolosan anak menjadi korban pelecehan.

    “Hingga kini kita terus melakukan pendampingan terhadap para korban asusila. Juga kepada anak yang bermasalah dengan hukum (ABH), melalui komunikasi multi sektor hingga ke tingkat Desa,” jelasnya.

    Enung menegaskan, hal ini menjadi penting dimana psikologi masyarakat tengah jenuh dimasa pendemi Covid-19. Faktor ekonomi, lingkungan dan banyak faktor lainya yang dapat berdampak tidak baik terhadap anak.

    “Jangan sampai masa depan generasi penerus bangsa terhambat oleh ketidak pekaan kita dalam membimbing dan menjaga mereka,” pungkasnya.

    (Riza M Irfansyah/Bambang)

    Berita Terbaru

    spot_img