spot_img
Senin 20 Mei 2024
spot_img
More

    Ingin Perjuangkan Program Pak Harto, Wanita Difabel Ini Nyaleg

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Sejak berdiri dua tahun lalu, Partai Berkarya terus membuka kesempatan kepada semua anak bangsa, termasuk penyandang disabilitas, untuk berpolitik.

    Sepertihalnya Sapto Yuli Isminarti disabilitas asal Malang yang maju sebagai Calon Legislatif (Caleg) Kabupaten Malang untuk Dapil VII dari Partai Berkarya.

    Pengusaha kerudung itu optimistis mampu memberi sumbangan pemikiran bagi pengembangan usaha kecil dan menengah UKM di Kabupaten Malang.

    “Mbak Tutut (Siti Hardijanti Rukmana) yang selalu memberi dorongan bahwa keterbatasan fisik bukan halangan untuk berkarya,” kata Sapto Yuli di Hotel Desa Wisata, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Rabu (21/3/2019) lalu.

    Bahkan di acara itu, Mbak Tutut menyemangati Sapto Yuli agar ‘bertarung’ memperebutkan kursi DPRD Kabupaten Malang.

    Terakhir, dalam dialog dengan anggota Gerakan Bakti Cendana, Mbak Tutut juga kembali memberi dorongan kepada Sapto Yuli untuk bertarung memprebutkan kursi DPRD Kabupaten Malang.

    Lahir dari keluarga miskin, Sapto Yuli berhasil keluar dari jerat kemiskinan dan menjadi produsen hijab.

    “Dari era Presiden Soeharto sampai saat ini masalah terbesar bangsa adalah kemiskinan. Keluarga saya juga miskin, dan saya bisa keluar dari kemiskinan itu,” tegas wanita berkaki palsu itu.

    Dia menegaskan bahwa upaya keluar dari kemiskinan dimulai dari berkarya, dalam hal ini dirinya mendesain hijab dan kerudung serta memproduksinya.

    “Intinya harus punya semangat dan kemauan berkarya, maka siapapun bisa keluar dari kemiskinan,” jelas dia.

    Caleg ini pun memiliki mimpi agar difabel Indonesia bisa memperlihatkan karya di bidang apa saja.

    Terlebih saat ini, kata dia, di Kota Besar, negeri ini sudah mulai ramah kepada difabel, meski masih jauh dibanding negara lain.

    ” Saya terinspirasi program Presiden Soeharto (almarhum) tentang pemberdayaan masyarakat, yakni Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa (Kelompencapir) yang mempertemukan petani dan nelayan Indonesia.

    Saat itu, kata dia, dirinya berkunjung ke daerah-daerah mengajarkan disabilitas berwirausaha dan memberi semangat.

    “Keinginan terbesar dalam hidup saya adalah memperjuangkan program Pak Harto mengentaskan kemiskinan lewat pemberdayaan masyarakat, pola hidup sehat dan mandiri,” kata dia.

    (LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img