Kamis 16 Januari 2025

Caleg PKS di Banjarmasin Ditusuk, Pelaku Menyerahkan Diri

BANJARMASIN,FOKUSJabar.id: Pelaku penusukan terhadap Muhammad Syaefi (54), seorang calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan akhirnya menyerahkan diri.

Pelaku berinisial AZ (44) itu kini telah mendekam di tahanan Mapolres Banjarmasin.

Kapolresta Banjarmasin, Kombes Sabana Atmojo mengungkapkan, tidak ada motif politik dalam kasus penusukan tersebut. Ia mengatakan, penusukan yang dilakukan pelaku murni karena dendam.

“Pelaku yang telah menyerahkan diri kepada kami pada Kamis malam mengatakan penganiayaan itu dilakukan karena faktor dendam lama,” ucap Sabana di Banjarmasin dilansir dari Antara, Jumat (23/2/2024).

Sabana mengatakan, pelaku memilih menyerahkan diri karena dibujuk oleh orang tuanya ketika berada Binuang, Kabupaten Tapin.

BACA JUGA: Ridwan Kamil Sentil Ahmad Sahroni soal Pilkada DKI Pakai Video Mandra: Sombong Amat

Setelah itu, AZ diantar ke pihak kepolisian sambil membawa barang bukti satu bilah senjata tajam (sajam) jenis belati.

Sabana menjelaskan, pelaku melakukan penganiayaan pada Minggu 18 Februari 2024 malam, sekira pukul 21.00 WITA, dengan cara menusuk korban bernama Muhammad Syafei.

“Korban mengalami luka serius, di antaranya luka robek di leher kiri, perut sebelah kiri dan tangan kanan,” tutur Sabana.

Pelaku, kata dia, dendam atas tuduhan korban melakukan pungutan parkir liar. Selain itu, pelaku juga tidak terima dengan upah yang diberikan korban saat disuruh mengangkut barang sekolah dengan bayaran Rp50 ribu.

“AZ nekat melakukan penusukan terhadap korban karena di bawah pengaruh minuman beralkohol dengan tujuan agar korban merasa jera,” ungkap Sabana.

Saat ini, kata Sabana, AZ yang sempat menjadi buron empat hari itu, sudah menjalani pemeriksaan guna menjalani proses hukum lebih lanjut. Pelaku dijerat dengan pasal 351 ayat 2 KUHPidana tentang Penganiayaan.

“Saya tegaskan sekali lagi kalau perbuatan pelaku tidak ada hubungannya dengan isu politik atau perolehan suara yang didapat oleh korban pada Pemilu yang baru dilaksanakan beberapa hari lalu, melainkan murni karena rasa dendam terhadap korban sewaktu masih menjabat sebagai ketua RT,” tutur Kapolresta.

(Agung)

Berita Terbaru

spot_img