Rabu 11 Desember 2024

Gempa Susulan di Cianjur Tercatat Mencapai 130 Kali

CIANJUR,FOKUSJabar.id: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat ada 130 gempa susulan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Gempa susulan itu terjadi usai gempa Cianjur utama dengan magnitudo (M) 5,6, pada Senin (21/11/2022) sekitar pukul 13.21 WIB.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, sebanyak 130 gempa itu tercatat per Selasa (22/11/2022) puku 12.00 WIB.
Hal itu disampaikan BMKG dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi V DPR RI.

BACA JUGA: 71 Korban Gempa Cianjur Dirawat di RSHS Bandung

“Yang terbesar (gempa) susulannya 4,2 (magnitudo) dan yang terkecil 1,2 (magnitudo),” kata Daryono, Selasa (22/11/2022).

Daryono menjelaskan, BMKG mencatat ada 62 kali gempa susulan di enam jam pertama setelah gempa utama terjadi. Menurutnya, di enam jam kedua, ada penurunan jumlah gempa susulan.

“Kemudian 6 jam kedua 39, 6 jam ketiga itu 17, 6 jam terakhir itu 4. Jadi, memang tren terjadi peluruhan itu sudah nyata dan ini menjadi pertanda bahwa tidak lama lagi kondisi akan aman kembali,” kata dia, seperti dilansir IDN.

Sebelumnya, Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Selasa (22/11/2022), jumlah korban tewas mencapai 268 jiwa.

“Jumlah jenazah yang teridentifikasi baru 122 jenazah,” ungkap Kepala BNPB, Mayjen TNI (Purn) Suharyanto pada hari ini melalui jumpa pers yang digelar secara virtual langsung dari Kabupaten Cianjur.

Ia menambahkan saat ini masih ada 151 orang yang belum ditemukan. Pihak tim evakuasi dan BNPB akan mendalami lebih lanjut apakah sebagian dari warga yang belum ditemukan itu ada di jenazah yang belum berhasil teridentifikasi.

Sementara, jumlah korban luka telah mencapai 1.083 orang. Sedangkan, 58.362 orang mengungsi akibat gempa bumi di Cianjur.

Sebanyak 6.570 unit rumah mengalami kerusakan berat. Lalu, 2.071 unit rumah mengalami kerusakan sedang dan 2.641 unit rumah mengalami kerusakan ringan.

Suharyanto memastikan semua data disampaikan secara pusat oleh BNPB sehingga tak ada lagi perbedaan data yang disampaikan ke publik.

(Agung)

Berita Terbaru

spot_img