spot_img
Senin 20 Mei 2024
spot_img
More

    Kampung Kerukunan Ciamis Jadi Contoh Hidup Toleransi Bergama

    CIAMIS,FOKUSJabar.id: Kampung Kerukunan di Lingkungan Lebak, Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten Ciamis Jawa Barat (Jabar) menjadi tempat kunjungan Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Kota Bandung.

    Terpantau FOKUSJabar, 43 mahasiswa dan 3 orang dosen pembimbing mengunjungi 4 tempat ibadah di Kampung Kerukunan.

    BACA JUGA:

    Satgas DMI Kabupaten Tasikmalaya Pertama Di Indonesia

    Kunjungan pertama ke Masjid Al-Mujahidin. Mereka bertanya kepada para tokoh agama mengenai sejarah singkat Kampung Kerukunan.

    Dosen Pembimbing Unpar, Christian mengatakan, kunjungan tersebut setelah rampung melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Pangandaran.

    Dia mengungkapkan, keberagaman agama di wilayah Kampung Kerukunan setiap hari selalu dipraktikan di dalam Kampus Unpar.

    “Setelah melihat keberagaman di sini seperti melihat sesuatu yang terjadi di dalam rumah kami. Jadi, pengalaman yang terjadi di Unpar terjadi juga di Ciamis,” ucapnya.

    Menurut Dia, suasana yang terjadi di kampus dan di Kampung Kerukunan berbeda.

    Di kampus dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Sementara di sini terjadi secara natural di lingkungan masyarakat.

    “Tentu ini bisa menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi rekan-rekan mahasiswa. Sehingga memiliki prespektif bahwa keberagaman itu bisa terjadi di mana saja dan harus diusahakan,” jelasnya.

    Dia menyebut, toleransi bukan sesuatu yang dipaksakan dan dikondisikan. Tetapi lahir karena adanya keinginan yang tulus antara pemeluk agama untuk bisa hidup berdampingan.

    “Toleransi hadir karena adanya keinginan untuk hidup bersama,” ungkapnya.

    BACA JUGA:

    Anton Sukartono Suratto Minta Kader Demokrat Tasikmalaya Dongkrak Suara

    Romo Gereja Santo Yohanes Ciamis, Michael Adi Siswanto menjelaskan, kampung ini dibentuk tahun 2019 lalu karena melihat bangunan peribadatan yang berdekatan.

    “Kami bersyukur melihat 4 bangunan ibadah berdekatan. Ada Masjid Jami Al Muhajidin, Gereja Katolik Santo Yohanes, Kelenteng Hok Tek Bio dan Litang Khonghucu. Hal ini menunjukkan bahwa di Ciamis itu ada toleransi,” kata dia.

    Menurutnya, walaupun Kabupaten Ciamis saat ini masuk 5 besar wilayah zona merah radikalisme, tetapi kampung kerukunan selalu berupaya untuk menjaga toleransi dengan melakukan beragam agenda persaudaraan.

    “Kami menyebutnya agenda persaudaraan. Seperti dalam rangka menjelang lebaran, perwakilan setiap agama berkumpul makan bersama,” tutup Dia.

    (Fauza/Bambang Fouristian)

    Berita Terbaru

    spot_img