spot_img
Minggu 5 Mei 2024
spot_img
More

    Ditjen Rehsos Apresiasi Saung Kreasi This Ability

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial (Rehsos) Kementrian Sosial RI Harry Hikmat mengapresiasi kehadiran ‘Saung Kreasi The Ability’ yang digagas Yayasan Kumala.

    Saung This Ability adalah wadah pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) Penyandang Disabilitas yang dikelola Kelompok Hasna Mandiri (di bawah naungan Yayasan Kumala), bersinergi dengan Pertamina Hulu Energy- Offshore Nort West Java (PHE ONWJ).

    “Hari ini kami memenuhi undangan peluncuran program This Ability sekaligus peresmian Saung Kreasi sebagai wadah teman-teman disabilitas.Kami mengapresiasi kerja sama antara Yayasan Kumala, PHE ONWJ dan pemerintah daerah setempat,” kata Harry
    di Kampung Nyalindung RT 6 RW 11, Desa Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung, Senin (14/12/2020).

    BACA JUGA: Rehsos Kemensos Pantau Penyaluran Bansos di Kota Tasikmalaya

    Ini merupakan contoh baik dalam upaya pemberdayaan kaum disabilitas mengasah kemampuan dan meningkatkan kreativitasnya. Melalui kegiatan tersebut, para disabilitas bisa berkontribusi kemanfaatan kepada masyarakat luas.

    “Mereka mendaur ulang limbah kertas bekas, pelepah daun pisang menjadi sesuatu yang baru. Kami sudah melihat produk-produknya, dan ternyata sangat bagus bahkan tak kalah dengan kreasi non disabilitas,” kata dia.

    Hal itu menunjukkan bahwa Penyandang disabilitas ini mampu membuat sesuatu yang bermanfaat bahkan bisa menunjang masa depan mereka.

    Meski lokasi kegiatan berada di Cileunyi, namun kegiatan kelompok Hasna Mandiri ini mampu mengembangkan jaringan, salah satunya dengan membangun komunitas serupa di Kuningan dan Cirebon.

    “Jadi ada trainer yang sudah mendapat pelatihan mendaur ulang dan menularkan kemampuannya kepada anggota komunitas disabilitas lainnya,” kata Harry.

    Lebih lanjut Harry mengatakan bahwa Dirjen Rehsos telah menggulirkan Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) dengan platform melakukan rehabilitasi sosial berbasis keluarga, komunitas dan residensial.

    Saat ini, kata dia, Kemensos telah menggulirkan kebijakan pemberdayaan disabilitas yang menitikberatkan pada partisipasi aktif keluarga dan masyarakat.

    “Kalau dulu dilakukan secara residsial, saat ini Kemensos mengembangkan
    pendekatan keluarga dan komunitas. Dan inilah yang dilakukan oleh Yayasan Kumala,” kata dia.

    Pendiri Yayasan Kumala Dindin Komarudin mengatakan, cikal bakal berdirinya Saung Kreasi This Ability adalah sinergi dengan Balai Besar Cibinong Bogoh 2018 silam.

    Kelompok Hasna Mandiri ini, kata dia, memang memberikan pendampingan pada disabilitas berupa pelatihan daur ulang kertas dan kerajinan tangan.

    “Yayasan Kumala saat itu membutuhkan mitra produksi, karena kemampuan dan potensi teman-teman penyandang disabilitas ini sangat besar dalam membuat kreasi. Kami pun semangat mendampingi. Alhamdulillah kami juga mendapat dukungan dari PEH ONWJ,” kata Harry.

    Pihaknya bangga telah berhasil mengembangkan jaringan hingga Kuningan, Cirebon bahkan Sukabumi.

    Kedepannya, kata Didin, semua kelompok ini tidak hanya sebagai binaan tetapi mitra kerja.

    “Bukan objek tapi sebagai subjek pelaku. Mari kita bersama mengubah stigma masyarakat yang terlanjur melekat dengan kreativitas. Bersama kita berdaya,” kata Didin.

    Sementara itu, Kadinsos Kabupaten Bandung Nina Setiana juga
    menyampaikan apresiasi terhadap yang diinisiasi Yayasan Kumala.

    Terlebih, kata dia, program penanganan rehabilitas sosial terbatas, karena tidak banyak yayasan yang berkonsentrasi khusus dalam penanganan Penyandang disabilitas.

    “Kami dukung apa yang kami mampu, dan kami akan menjadikan Yayasan Kumala sebagai model penanganan disabilitas di daerah lain, khususnya Kabupaten Bandung. Minimal satu kecamatan satu kelompok, maka penanganan disabilitas ini pasti selesai,” kata Nia.

    (LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img