spot_img
Sabtu 20 April 2024
spot_img
More

    Sport Science, Cara KONI Kota Bandung Ukur Kemampuan Atlet

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: KONI Kota Bandung mulai menerapkan ilmu pengetahuan teknologi (iptek) olahraga (Sport Science) untuk mengukur kemampuan atlet sebagai upaya meningkatkan prestasi olahraga.

    Ketua KONI Kota Bandung Nuryadi mengatakan, penerapan sport science merupakan salah satu program yang sudah disusun Bidang Sport Medicine. Pada tahun 2019, pihaknya sudah melakukan pemesanan alat-alat pendukung untuk penerapan sport science tersebut.

    “Untuk tahun 2020, kita mulai fokus dalam penerapan sport science ke cabang olahraga. Yang pertama yakni di cabang olahraga softbol yakni tim putri softbol Pelatda PON XX Jabar yang mayoritas dihuni atlet asal Kota Bandung,” ujar Nuryadi saat ditemui di lapangan softbol Lodaya, Jalan Lodaya Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (15/8/2020).

    BACA JUGA: Jelang Musorkot PBSI Kota Bandung, 18 Klub Ambil Surat Dukungan

    Penerapan Sport science, lanjut Nuryadi, bertujuan untuk mengukur kemampuan setiap atlet. Hasil dari pengukuran tersebut akan menjadi masukan bagi para pelatih di cabang olahraga bersangkutan dalam meningkatkan kemampuan kualitas atlet. Baik secara fisik maupun teknik.

    “Program ini akan terus berlanjut ke beberapa cabor lain, dengan prioritas pertama kita kepada atlet-atlet kota Bandung yang tergabung di dalam tim Pelatda PON XX Jabar,” kata Nuryadi.

    fokusjabar.id sport science koni kota bandung softbol
    Pengambilan sampel daran atlet softbol putri Pelatda PON XX Jabar untuk mengukur kadar asam laktat pada penerapan sport science yang dilakukan KONI Kota Bandung. (FOTO: Ageng)

    Setelah pemeriksaan terhadap atlet pelatda PON XX Jabar selesai dilakukan, akan dilakukan juga pemeriksaam terhadap atlet kota bandung di semua cabang olahraga. Terutama atlet-atlet potensial yang dipersiapkan untuk Porprov XIV Jabar tahun 2022.

    “Jadi akan belanjut terus secara berjenjang sesuai dengan tahapan Porprov XIV Jabar 2022, mulai dari persiapan, babak kualifikasi, hingga menjelang pelaksanaan,” ujar Nuryadi.

    Ketua Bidang Sport Medicine KONI Kota Bandung Andi Mulyadi mengatakan, pada penerapan sport science perdana di cabang olahraga dilakukan dua jenis pengukuran. Pertama, pengukuran asam laktat atlet untuk mengetahui sejauh mana waktu recovery (pemulihan) atlet usai berlatih atau bertanding.

    BACA JUGA: KONI Kota Bandung Berharap Asuransi Insan Olahraga Berlanjut

    “Untuk pemeriksaan asam laktat ini kita menggunakan alat yang bernama accutrend. Pemeriksaan untuk atlet softbol ini kita dilakukan dengan tiga kali pengambilan sampel darah untuk mengukur kadar asam laktat dalam darah dengan jeda lima sampai sepuluh menit yang setiap jeda diselingi atlet dengan aktivitas latihan. Untuk jeda waktu kita sesuaikan dengan karakteristik cabang olahraga,” ujar Andi.

    Dari setiap sampel darah yang diambil, akan diukur tingkat recovery atlet dengan melihat kadar asam laktat dari ampel darah yang diambil. Semakin cepat asam laktat dalam darah atlet turun, maka akan semakin baik pula recovery atlet.

    “Dari hasil tersebut, akan menjadi rekomendasi bagi pelatih untuk mengetahui bagaimana melakukan treatment atlet orang per orang,” kata dia.

    fokusjabar.id sport science koni kota bandung softbol
    Atlet softbol putri Pelatda PON XX Jabar memukul bola pada tes pengukuran teknik pukulan melalui penerapan sport science dengan menggunakan alat zapp swinger analysis. (FOTO: Ageng)

    Penerapan sport science kedua yang dilakukan kepada atlet softbol putri Pelatda PON XX Jabar, lanjut Andi, yakni melihat kemampuan atlet dalam melakukan pukulan (swing). Pengukuran pun dilakukan dengan menggunakan alat yang bernama zapp swinger analysis.

    Alat tersebut dipasangkan di tongkat pemukul atau batt yang digunakan atlet. Melalui pengukuran dengan menggunakan alat zaap swinger analys tersebut, akan diketahui bagaimana seorang atlet softbol saat melakukan pukulan.

    “Pengukuran ini lebih mengarah ke teknis, bagaimana atlet melakukan pukulan yang menjadi bagian penting di cabang olahraga softbol. Kita lakukan pengukuran melalui 10 kali percobaan atlet melakukan pukulan,” kata Andi.

    Dari 10 kali percobaan tersebut, lanjut Andi, alat yang dipasangkan di batt akan mengukur setidaknya lima parameter yang selama ini sulit terdeteksi. Diantaranya kecepatan batt atau speed batting, hand speed maximum, dan attack angle atau sudut pukulan.

    “Dari hasil pengukuran ini, akan menjadi rekomendasi pelatih untuk membenahi kekurangan teknis si atlet dalam memukul. Apakah dari gaya memukul atau memang ada teknik memukul yang salah,” ujar dia.

    BACA JUGA: Dispora dan KONI Kota Bandung Gelar Tes Fisik Atlet Potensial

    “Jadi, sport medicine merupakan partner bagi para pelatih dalam meningkatkan kualitas kemampuan atlet secara fisik maupun teknis. Untuk itu, kita akan terus lakukan penerapan sport science tidak hanya di softbol tapi juga di cabang olahraga lainnya,” kata Andi.

    (Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img