spot_img
Kamis 28 Maret 2024
spot_img
More

    Tahan Atlet Gabung Pelatnas, Perpani Jatim Terancam Sanksi

    JAKARTA,FOKUSJabar.id: Pengurus provinsi (Pengprov) Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Jawa Timur terancam sanksi administratif atau organisasi. Sanksi dijatuhkan PB Perpani setelah Jatim dianggap tidak taat aturan karena menahan atletnya bergabung ke pelatnas di Jakarta.

    Kepala Bidang Hukum PB Perpani Ikhsan Ingratubun mengatakan, keputusan pemberian sanksi akan diambil dalam rapat bersama komisi disiplin (komdis) dalam waktu dekat.

    “Terkait sanksi lanjutan komdis (komisi disiplin) sedang merumuskan apakah akan memberikannya kepada Jatim atau tidak. Dalam AD/ART cukup dengan SP I,” ujar Ikhsan di Jakarta, Kamis (13/8/2020).

    Menurut Ikhsan, pengprov beralasan jika pemanggilan atlet harus mendapatkan persetujuan dari KONI Jawa Timur. Padahal, sebagai perpanjangan tangan organisasi, justru pengprov yang bertanggung jawab meminta izin agar atletnya hadir di pelatnas.

    BACA JUGA: Kejuaraan Dunia Road Race 2020 Batal Digelar di Swiss

    KONI Jatim sendiri akan mengizinkan atlet bergabung ke pelatnas dengan syarat pelatihnya harus Denny Trisjoyo dari Jawa Timur. Di sisi lain, PB Perpani telah menunjuk tiga orang pelatih lewat seleksi.

    Federasi, kata dia, mungkin akan mengganti ketua pengprov Jawa Timur Denny Trisjoyo apabila tak bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Denny pun sudah diberikan surat peringatan (SP) I.

    “Apabila Pak Denny tidak mengindahkan SP II yang diberikan atau kebijakan yang dilakukan PB Perpani, beliau bisa kami evaluasi untuk diganti dan kami bisa tunjuk Plt ketua pengprov,” kata Ikhsan.

    Kondidi ini bukan pertama kali dilakukan Perpani Jatim yang memaksakan kehendaknya kepada PB Perpani. Pada tahun lalu, kata Ikhsan, mereka mengajukan syarat jika Jatim akan mengirimkan atletnya jika Denny dipilih menjadi pelatih di pelatnas.

    Namun, kejadian tahun lalu tak sampai pada keputusan pencoretan atlet karena setelah SP I dilayangkan, Perpani Jatim langsung mengirimkan atletnya ke pelatnas.

    Pengprov sebagai perpanjangan pengurus besar maupun atlet, lanjut dia, sebetulnya tak berwenang mengajukan pelatih sendiri. Berdasarkan aturan organisasi, pelatih pelatnas mesti melalui tahap seleksi terlebih dahulu.

    Denny sendiri menjadi salah satu orang yang ikut seleksi. Namun, Denny tak lolos karena tidak memenuhi kualifikasi yang ditetapkan tim seleksi independen, yang terdiri dari akademisi dan praktisi.

    Untuk seleksi pelatih, ada beberapa aspek yang tidak dipenuhi Denny. Pertama, dia bukan bekas atlet, lalu training kepelatihan lebih mendukung kepada pelatih lain ketimbang dia.

    “Ini namanya memaksakan kehendak padahal seleksi pelatih sudah dilakukan terbuka. Tetapi hasilnya, Denny secara komprehensif hanya menempati urutan kelima,” ujar Ikhsan.

    BACA JUGA: Persib Ogah Pikirkan Persiapan Tim Lain

    Sekretaris Jenderal PB Perpani Nyak Amir menambahkan, agar kejadian serupa tak berulang, organisasi akan terus berbenah dan menyiapkan aturan yang bisa menjadi referensi dalam pengambilan keputusan.

    “Mengenai yang harus dilakukan persoalan ini tidak terjadi lagi, Perpani terus berbenah, menyiapkan aturan-aturan organisasi hingga semua persoalan ini bisa jadi referensi untuk aturan-aturan yang sedang kami siapkan. Kami akui selama ini, peraturan organisasi belum tersusun dengan baik,” ujar Nyak Amir.

    (Ageng/ANT)

    Berita Terbaru

    spot_img