spot_img
Jumat 19 April 2024
spot_img
More

    RONIN Gaet UKM untuk Kembangkan Roundnet di Indonesia

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Sebagai olah raga baru, RONIN (Roundnet Indonesia) berharap roundnet bisa diterima dan populer. Tidak hanya di Kota Bandung sebagai tempat pertama, tapi di seluruh Indonesia.

    “Saya mulai mengenalkan olah raga roundnet ini di Bandung pada 26 Februari 2020 dan pertama kali dimainkan di lapangan futsal Supratman sekitar awal Maret 2020,” ujar pendiri RONIN sekaligus pengagas olahraga roundnet di Indonesia, Genta Fajar saat ditemui di markas RONIN, Jalan Panaitan Kota Bandung, Senin (8/6/2020).

    Genta menuturkan, RONIN hadir untuk memfasilitasi pelaku dan penikmat olah raga roundnet di Indonesia. “Ini olah raga yang sifatnya fun, tapi healthy juga. Semua orang bisa main, cara mainnya pun gampang. Yang pasti happy, seru dan bisa sehat,” tambahnya.

    Saat ini, Genta mengaku jika perkembangan olah raga roundnet di Indonesia belum sepopuler di negara asalnya, Amerika Serikat, dan atau negara-negara di Eropa. Salah satu kendala yakni terkait peralatan bermain yang masih harus diimport dari luar Indonesia.

    “Saat ini, yang memiliki peralatan untuk bermain roundnet ini baru kita, RONIN. Meski demikian, minat daerah lain di Jabar atau bahkan di Indonesia untuk bermain roundnet sudah cukup banyak,” terangnya.

    BACA JUGA: Roundnet, Olah raga Menyenangkan dan Menyehatkan Asal Amerika 

    Beberapa kota di luar Jabar, diakui Genta, sudah melakukan kontak langsung dengannya agar bisa memainkan olah raga yang diciptakan Jeff Krunek ini. Seperti Padang, Banjarmasin, Makasar, Palembang, Pekanbaru, Bali, DI Yogyakarta, dan Surabaya.

    “Tapi kita punya keterbatasan alat, sehingga saat ini RONIN sedang mengembangkan peralatan roundnet dengan memaksimalkan potensi UKM di Jabar,” akunya.

    Saat ini, lanjut Genta, pihaknya sedang mempersiapkan peralatan roundnet bekerjasama dengan salah satu UKM di Cirebon. UKM tersebut, lanjutnya, akan membuat lingkaran pantul berbahan rotan.

    “Kita terus lakukan research and development untuk pengembangan alat roundnet. Salah satunya pembuatan lingkaran pantul dengan menggunakan rotan,” tambahnya.

    Untuk lingkaran pantul tersebut, lanjutnya, memiliki diameter 90 centimeter dengan tinggi 25 centimeter. Sedangkan untuk kekencangan jaring pemantulnya tidak ada aturan baku, namun disesuaikan.

    RONIN
    Genta Fajar, Pendiri/Ketua RONIN sekaligus penggagas olah raga roundnet di Indonesia. (FOTO: Istimewa)

    “Lingkaran pemantul berbahan rotan yang dibuat UKM asal Cirebon itu belum seratus persen selesai karena kita masih lakukan quality control. Kalau sudah selesai, kita yakin bisa menambah penghasilan UKM di Jabar,” tuturnya.

    Hingga saat ini, di Asia, olah raga roundnet terlalu populer layaknya olah raga lain. Setidaknya baru lima negara, diluar Indonesia, yang memiliki organisasi atau perkumpulan olahraga roundnet. Yakni Hongkong, Philipina, Jepang, Korea, dan Taiwan.

    “Mereka sudah kontak kita, dan kemungkinan akan mempersiapkan organisasi roundnet untuk tingkat Asia. Kalau di Eropa dan Amerika sudah ada dan kompetisinya sudah berjalan secara rutin. Bahkan kompetisi level internasional pun sudah digelar,” tegasnya.

    Genta pun berharap, olah raga roundnet tidak hanya berkembang dan populer namun juga bisa menjadi olah raga yang diakui organisasi induk olahraga resmi di Indonesia. Baik Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olahraga Indonesia (KOI), maupun Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) yang berada dibawah naungan The Association for International Sport for All (TAFISA).

    “Jadi kalau ada atlet roundnet kita akan berlaga di luar negeri atau kita akan gelar kegiatan turnamen, tidak disebut liar tapi punya payung hukum dan organisasi yang jelas,” pungkasnya.

    (ars)

    Berita Terbaru

    spot_img