spot_img
Jumat 26 April 2024
spot_img
More

    Mahkota Berlapis Emas Ini Koleksi Andalan Museum Galuh Imbanagara Ciamis

    CIAMIS, FOKUSJabar.id: Kerajaan Galuh merupakan sebuah kerajaan besar pada masa lalu. Peninggalannya banyak tersimpan sampai saat ini. Seperti Mahkota yang digunakan oleh Raja Galuh.

    Mahkota Raja yang masih tersimpan dan menjadi koleksi andalan Museum Galuh Imbanagara yakni Mahkota Raja Galuh Pangauban Prabu Haur Kuning.

    Pengelola Museum Galuh Imbanagara yang juga Budayawan Ciamis, Ilham Purwa menjelaskan, mahkota tersebut digunakan oleh Raja Galuh Pangauban Prabu Haur Kuning yang kemudian diturunkan kepada penerusnya secara turun temurun.

    Menurut Ilham, mahkota ini dominan terbuat dari Kuningan. Konon juga dilapis dengan emas. Namun tak disebutkan berapa karat emas yang melapisinya. Berat mahkota tersebut lebih dari 1 kilogram.

    Mahkota disimpan dan dikunci di dalam lemari khusus depan pintu masuk museum. Setiap ada kegiatan kebudayaan, seperti Kirab Pusaka Galuh tingkat Kabupaten, mahkota tersebut kerap dipamerkan dan menjadi bahan tontonan.

    “Mahkota ini dulu biasa digunakan untuk pelantikan raja. Setelahnya kerajaan dari Keadipatian dan Kabupaten Galuh, mahkota ini biasa digunakan saat pelantikan pimpinan daerah,” kata Ilham. Kamis (23/1/2020).

    Ilham menjelaskan, mahkota disimpan di Museum Galuh Imbanagara karena wilayah Imbanagara dulunya adalah salah satu pusat Pemerintahan Galuh. Kemudian dipindahkan ke Cibatu yang sekarang perkotaan Ciamis.

    “Dulu digunakan untuk pelantikan Bupati Galuh. Terakhir saat Bupati Kusumasubrata. Tapi sekarang sudah tak digunakan untuk pelantikan Bupati,” ucap Ilham.

    Ilham menjelaskan, Raja Galuh yang memimpin Kerajaan Galuh memiliki mahkota sendiri. Seperti Mahkota Binokasih yang ada di Sumedang.

    “Jadi setiap raja itu punya mahkota,” jelas Ilham.

    Sebagai informasi, Mahkota Galuh merupakan peninggalan Kerajaan Galuh Pangauban sampai Galuh jadi Kabupten. Dimana Raja diganti jadi Adipati. Adipati pertama, Adipati Panaekan sebagai Bupati Galuh pertama di Kabupaten Galuh, setelah Raja terakhir Prabu Cipta Permana.

    Pada tahun 1914, Kabupaten Galuh dipimpin Tumenggung Sastrawinata. Ia bukan merupakan keturunan Bupati Galuh sebelumnya. Pada tahun 1915, Kabupaten Galuh dimasukkan ke Keresidenan Priangan. Atas persetujuan Belanda, Tumenggung Sastrawinata secara resmi mengubah nama Kabupaten Galuh menjadi Kabupaten Ciamis.

    “Jadi dulu itu Ciamis namanya Kabupaten Galuh, sekarang jadi Kabupaten Ciamis,” pungkasnya.

    (Riza M Irfansyah/Bam’s)

    Berita Terbaru

    spot_img