spot_img
Selasa 17 Juni 2025
spot_imgspot_img

Stasiun Bandung Terus Berbenah, Jadi Pusat Konektivitas di Jabar

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Stasiun Bandung, bukan sekadar ikon bersejarah, melainkan simpul transportasi vital yang tak henti berdenyut di jantung Kota Bandung. Sejak dibuka pada tahun 1884, stasiun ini telah menjadi gerbang utama bagi jutaan perjalanan setiap tahun, membuktikan perannya sebagai tulang punggung konektivitas perkeretaapian di Jawa Barat.

Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 2 Bandung, Kuswardojo, menegaskan, Stasiun Bandung telah lama memainkan peran krusial dalam menghubungkan Bandung dengan berbagai kota.

Peran tersebut menumbuhkan geliat ekonomi, pariwisata dan mobilitas penduduk.

Meskipun usianya sudah lebih dari satu abad, arsitektur klasik Stasiun tetap terjaga apik, memadukan pesona masa lalu dengan fungsionalitas modern. 

BACA JUGA: Wali Kota Bandung Dukung Kegiatan ASN di Hotel Bintang 2 dan 3, Siapkan Insentif Antisipasi PHK

“Stasiun ini strategis. Letaknya di jantung Pusat Kota Bandung. Tepatnya di Jalan Kebon Kawung No43 untuk akses dari utara, kemudian di Jalan Stasiun Selatan No25 untuk akses dari selatan yang dengan mudah dilalui,” katanya, Senin (16/6/2025).

Kini, Stasiun Bandung menjadi titik integrasi berbagai layanan kereta api dan transportasi darat lainnya. Ini untuk memastikan kenyamanan dan efisiensi perjalanan, terutama bagi pengguna jasa kereta api, baik itu KA Jarak Jauh, KA Feeder, maupun KA Commuter.

Dari stasiun inilah aktivitas pemberangkatan dan kedatangan utama untuk berbagai rute kereta api jarak jauh yang menghubungkan Bandung dengan kota-kota besar di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang, maupun pengguna jasa KA Commuter. 

“Stasiun Bandung sebagai salah satu pintu gerbang dan jalur utama moda transportasi kereta api di wilayah Jawa Barat,” katanya.

Tak heran jika jumlah pengguna jasa di Stasiun Bandung terus meningkat, baik untuk KA Jarak Jauh, KA Lokal, maupun KA Feeder. Ini menunjukkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap layanan transportasi kereta api.

Secara spesifik, KA Commuter di Stasiun Bandung rata-rata melayani sekitar 8.000 penumpang di hari biasa dan melonjak hingga 12.000 penumpang pada masa libur. Sementara itu, KA Feeder KCIC rata-rata mengantarkan 3.500 penumpang setiap harinya, yang melanjutkan perjalanan dari atau menuju kereta cepat Whoosh.

BACA JUGA: Wamendikdasmen: Wacana Hapus PR dan Ubah Jam Sekolah Masih dalam Kajian

Sebagai pusat keberangkatan kereta jarak jauh di Daop 2 Bandung, stasiun ini melayani 3.000-4.000 penumpang per hari, dan angka ini bisa melonjak signifikan hingga 7.000 jika masa liburan.

Stasiun Bandung terus berbenah dengan menyediakan berbagai fasilitas modern demi kenyamanan penumpang, seperti:

  • Fasilitas Face Recognition untuk memudahkan boarding.
  • Drinking Water Station yang menyediakan air minum gratis.
  • Ruang tunggu yang luas dan nyaman.
  • Toilet bersih dan terawat.
  • Area komersial dengan berbagai pilihan kuliner.
  • CCTV 24 jam.
  • Pos Kesehatan.
  • Layanan lost and found.
  • Aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.

Kuswardojo menyebutkan, Stasiun Bandung merupakan salah satu stasiun terpadat dan tersibuk dengan jumlah perjalanan kereta api per hari mencapai 160 kali perjalanan (pulang pergi). Rinciannya adalah 72 perjalanan Kereta Feeder KCIC, 44 perjalanan Kereta Lokal/Commuter, dan 44 perjalanan Kereta Jarak Jauh.

“Hadirnya stasiun ini dalam melayani mobilitas masyarakat telah berkontribusi dalam mendukung perkembangan perekonomian masyarakat serta dunia pariwisata di Jawa Barat,” pungkas Kuswardojo. 

(Seda/Anthika Asmara)

spot_img

Berita Terbaru