JAKARTA,FOKUSJabar.id: Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat (PD), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memimpin Rapat Pleno Pengurus DPP di Aula Yudhoyono DPP Partai Demokrat, Jumat (13/10) siang kemarin.
AHY menyampaikan dua agenda utama. Yakni, update perkembangan situasi politik terkini terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatig (Pileg).
BACA JUGA:
Demokrat Amanatkan Prabowo Usung Agenda Perubahan dan Perbaikan
“Alhamdulillah setelah kita mendeklarasikan Capres Prabowo Subianto, penerimaan publik secara umum positif. Ada sekitar 60 persen yang mengatakan, tepat Partai Demokrat keluar dari koalisi sebelumnya. Dan 54 persen menyebut, tepat berada di koalisi saat ini,” tegas AHY.
“Mari tetap kita fokus bagaimana memenangkan Pak Prabowo sebagai Presiden Republik Indonesia ke-8,” seru AHY.
AHY juga menjelaskan mengenai pertemuan antara SBY dan Presiden Jokowi pada tanggal 3 Oktober yang lalu.
“Sebetulnya pertemuan itu didorong oleh para elit pimpinan Partai Politik (Parpol) Koalisi Indonesia Maju. Demokrat ada dalam Koalisi Indonesia Maju dan tentunya secara umum partai-partai pengusung adalah partai-partai yang ada dalam pemerintahan. Sehingga kalau Pak SBY bertemu bersilaturahim dengan Presiden Jokowi akan bagus. Apalagi kita tahu, mungkin terakhir one-on-one pertemuan seperti itu empat tahunan yang lalu. Tentu selain membahas situasi negeri terkini juga membahas terkait dengan Pemilu 2024,” kata AHY.
“Yang pasti tidak benar jika ada informasi yang beredar kalau pertemuan itu berbicara tentang semacam tukar guling. Bahwa jika kita mendukung cawapres tertentu, maka Demokrat akan mendapat jatah menteri. Tidak benar 100 persen. Tidak ada pembicaraan terkait itu,” tegasnya.
BACA JUGA:
SBY ‘Turun Gunung’, Demokrat Diyakini Berikan Efek Elektoral untuk Prabowo Subianto
Kalau urusan kabinet, tentu semua itu menjadi hak prerogatif Presiden.
“Jadi hanya Presiden yang bisa mengutarakan hal itu,” lanjut AHY.
Mengenai Cawapres, menurut AHY masih terus dilakukan penggodokan.
“Insya Allah nanti malam para Ketum partai pengusung dalam Koalisi Indonesia Maju akan diundang Pak Prabowo ke Kertanegara. Saya tidak tahu apakah sudah ada yang diputuskan atau belum,” kata AHY.
Sebagai pendatang paling baru di koalisi, Capres Prabowo selalu membuka ruang untuk diskusi dengan Partai Demokrat.
“Beliau tanya apa yang dipikirkan dan apa yang menjadi pandangan dari Demokrat. Kita punya hak di situ dan kita dibuka ruang untuk memberikan pandangan dan menyampaikan aspirasi,” kata AHY.
“Demokrat tidak mengusulkan kader utamanya. Tapi kita kemudian menyampaikan, baik juga untuk dipikirkan, nama Bu Khofifah (Gubernur Jawa Timur), dengan sejumlah faktor dan pertimbangan. Tetapi, pada akhirnya kita kunci dengan satu kalimat yang jelas, itu pandangan dan masukan dari Partai Demokrat. Selebihnya urusan pengambilan keputusan terkait dengan cawapres, dikembalikan kepada Pak Prabowo Subianto,” AHY menambahkan.
Pada prinsipnya, posisi Partai Demokrat saat ini ada tiga. Pertama, kita ingin Prabowo, kewenangan untuk memilih cawapres ditentukan oleh Capres dan Partai Demokrat akan berjuang penuh untuk memenangkan Prabowo.
“Kita ingin Pak Prabowo jadi Presiden. Kita ingin Demokrat bangkit dan sukses besar dalam Pemilu 2024,” serunya.
Sementara untuk agenda Pileg 2024, AHY memompa semangat kader untuk terus bertemu rakyat sebanyak-banyaknya.
BACA JUGA:
Demokrat Sebut Sandiaga Uno Sempat Ajak Bentuk Koalisi Baru
“Itu tidak berubah ilmunya. Jadi, semakin banyak bertemu masyarakat, semakin sering bertemu masyarakat, Insya Allah kemenangannya juga makin baik,” ujar AHY.
”Saya hanya mengingatkan, jangan sampai jumlah baliho lebih banyak daripada jumlah suara di TPS,” canda AHY.
“Tapi saya akui semangatnya luar biasa. Bagus itu, harus dipertahankan. Serangan darat, ketuk pintu, rumah ke rumah, warung ke warung, balai pertemuan ke balai pertemuan. Tolong itu semua tetap dilakukan. Serangan udara dilakukan, serangan darat juga,” pungkas Ketum Partai Demokrat.
(Anthika Asmara/Bambang Fouristian)