BANDUNG,FOKUSJabar.id: bank bjb berkomitmen untuk senantiasa mendorong dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah, terutama di wilayah Jawa Barat dan Banten. Salah satunya dilakukan dengan merancang program digitalisasi desa.
Melalui program Desa Digital 2.0, bank bjb berupaya mendorong digitalisasi dalam sejumlah proses administrasi dan layanan keuangan desa. Dengan begitu, masyarakat bisa mengakses berbagai fasilitas penunjang kesejahteraan mereka lebih leluasa.
Ada empat fokus yang dikembangkan bjb dalam program Desa Digital 2.0, yakni peningkatan akses internet dan fasilitas keamanan, layanan perbankan, pembiayaan kredit dan peningkatan ekonomi masyarakat.
BACA JUGA: bjb Gairahkan Ekonomi Desa Pascapandemi
Semua itu terangkum dalam pembangunan sejumlah fasilitas, di antaranya wifi zone, security monitoring center, bank sampah dan lainnya.
Bank bjb pun memberikan koneksi internet melalui fasilitas free wifi dan integrasi security monitoring melalui CCTV IP Base yang terhubung ke Polres serta Pemkab setempat untuk peningkatan akses internet dan fasilitas keamanan.
Masyarakat pun bisa mengakses layanan perbankan bjb yang telah hadir di kantor-kantor desa dan agen bank bjb lainnya melalui teknologi yang dikembangkan, seperti mobile banking, PPOB, dan EDC bjb Bisa.
“Masyarakat juga bisa memiliki kesempatan mengakses pembiayaan, kredit usaha atau kredit konsumtif dan investasi melalui Desa Digital 2.0. Akses ini pun bisa menjadi peluang bagi tumbuhnya penghasilan masyarakat desa sekaligus meningkatkan pemahaman dan literasi masyarakat tentang pengelolaan keuangan,” kata Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb Widi Hartoto.
Saat ini, kata dia, program Desa Digital 2.0 telah diimplementasikan di 30 desa di berbagai wilayah di Jawa Barat. Ada sejumlah perubahan kondisi desa setelah bergulirnya program Desa Digital 2.0. Sebelumnya, masyarakat desa cenderung mengelola keuangan dan usaha secara tradisinoal. Hal itu karena akses layanan perbankan yang terbatas, terlebih kesenjangan digital akibat akses internet belum merata.
“Belum lagi ada kendala di sektor pertanian seperti harga hasil panen yang tidak menentu hingga risiko kemananan. Lewat Desa Digital 2.0, masyarakat bisa dengan mudah mengakses layanan perbankan, modal usaha, hingga pendampingan usaha yang merambah hingga kerja sama offtaker dengan para pembeli,” kata Widi.
Sehingga, para petani diberikan kepastian pasar serta harga jual dan hasil usaha yang setimpal, selain itu adanya bank sampah di Desa Digital 2.0 menjadikan potensi penambahan penghasilan bagi masyarakat, indeks kesejahteraan meningkat, dan merupakan benefit bagi masyarakat serta lingkungan yang bisa menjadikan pendapatan untuk pembayaran kredit mesra.
(LIN)