Kamis 12 Desember 2024

Liem Swie King 3 Kali Juara All England Gantikan Rudy Hartono

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Mendengar nama Liem Swie King tentu langsung terlintas sosok pebulutangkis hebat dunia yang dimiliki Indonesia. Dia mampu menggebrak dunia dengan beragam kejuaraan bergengsi berhasil diraihnya.

Liem Swie King merupakan penerus tahta kejayaan nomor tunggal putra Indonesia selepas Rudy Hartono.

Kala itu, pebulutangkis dengan julukan King Smash ini berhasil tiga kali meraih juara All England dan sederet prestasi hebat lainnya.

Baca Juga: Susi Susanti Tonggak Sejarah Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992

Smash sambil melompat (jumping smash) menjadi ciri khas dirinya sebelum dia memutuskan gantung raket di usia 32 tahun pada 1988 silam.

liem swie king fokusjabar.id
Jumping Smash Liem Swie King (foto web)

Meski sudah tidak aktif sebagai pemain, dia masih aktif menjaga kesehatan tubuhnya. Terlebih, di saat pandemi Corona Virus Disease (Covid-19).

Liem Swie King lahir di Kudus, Jawa Tengah, 28 Februari 1956. Dia bermain di dua nomor (tunggal putra dan ganda putra).

Namanya meroket dan menjadi buah bibir pecinta Bulu Tangkis khususnya sejak dia mampu menantang seniornya Rudy Hartono di final  All England tahun 1976 dalam usianya yang ke-20.

Dia menjadi pewaris kejayaan Rudy Hartono di kejuaraan paling bergengsi saat itu dengan tiga kali menjadi juara ditambah empat kali menjadi finalis.

Liem Swie King juga menyumbang medali emas Asian Games di Bangkok (1978) dan enam kali membela tim Piala Thomas. Tiga di antaranya Indonesia menjadi juara.

Dirinya mulai bermain Bulu Tangkis sejak kecil atas support orangtuanya yang memasukan dia ke klub PB Djarum yang banyak melahirkan para pemain nasional.

Kepiawaiannya bermain bulu tangkis makin terasah dan saat usianya menginjak 17 tahun sudah menjadi juara II Pekan Olahraga Nasional (PON). Akhir tahun 1973, dia direkrut masuk Pelatnas.

Setelah 15 tahun berkiprah, dia merasa telah cukup dan mengundurkan diri (gantung raket) pada tahun 1988.

Dalam catatan Pusat Data Tokoh Indonesia, Liem Swie King meraih berbagai prestasi selama 15 tahun berkiprah di bulu tangkis.

Pertama kali meraih Juara I Junior se-Jawa Tengah (1972). Tahun berikutnya, juarai II PON dan Juara Kejurnas 1974 dan 1975.

Kemudian berkiprah di kejuaraan internasional. Tahun 1976 eqn 1977, juara II All England dan tiga kali menjadi juara All England (1978, 1979, 1981).

Selain itu, puluhan medali grand prix lainya, medali emas Asian Games di Bangkok 1978, dan tiga medali emas Piala Thomas (1976, 1979, 1984) dari enam kali membela tim Piala Thomas.

Demi menjamin masa depan, Liem Swie King mengundurkan diri sebagai pemain nasional Bulu Tangkis tahun 1988. Kendati tidak langsung bisa menemukan kegiatan usaha untuk mencapai cita-citanya.

Setahun setelah gantung raket, Dia nyaris dapat dikatakan menganggur. Sebab keahlian dan pengetahuan yang dia miliki hanyalah olahraga Bulu Tangkis.

Liem Swie King mulai ikut mengelola sebuah hotel di Jalan Melawai Jakarta Selatan milik mertuanya. Setelah itu, melebarkan sayap dengan membuka usaha griya pijat kesehatan di kawasan Jakarta Selatan.

Bagaimana dia bisa tertarik pada bisnis perhotelan dan pijat kesehatan? Rupanya sebagai pemain Bulu Tangkis yang sering menginap di hotel berbintang, dirinya tertarik dengan keindahan penataan hotel dan keramahan para pekerjanya.

liem swie king fokusjabar.id
(foto web)

Begitu pula soal griya pijat, saat menjadi atlet selalu membutuhkan terapi pijat setelah lelah berlatih dan bertanding. Kala itu, kerap mengunjungi griya pijat kesehatan di kawasan Mayestik Jakarta Selatan yang penataan ruangannya begitu bagus.

Liem Swie King pun berpikir bahwa usaha pijat kesehatan (Spa) ini sangat prospektif. Kalangan eksekutif dan pengusaha Jakarta yang gila kerja butuh kesegaran fisik dan relaksasi. Maka dia membuka usaha griya pijat kesehatan Sari Mustika.

Kini, dia telah membukanya di tiga lokasi, Grand Wijaya Centre, Jalan Fatmawati Jakarta Selatan, dan Kelapa Gading Jakarta Utara.

Dalam mengelola usahanya, dia pun tidak sungkan-sungkan menyambut sendiri tamu hotel atau griya pijatnya.

Selain usahawan dan eksekutif lokal serta keluarga-keluarga menengah atas Jakarta banyak ekspatriat menjadi pelanggan griyanya.

Ia pun merasa bahagia karena bisa membuktikan griya pijat tidak selalu berkonotasi jelek seperti yang dibayangkan kebanyakan orang.

Menurut informasi, dia sebenarnya dari marga Oei bukan marga Liem. Pergantian marga seperti ini pada masa dahulu zaman Hindia Belanda biasa terjadi.

Pada masa itu seorang anak di bawah usia ketika memasuki wilayah Hindia Belanda (Indonesia sekarang) harus ada orang tua yang menyertainya, bila anak itu tidak beserta orang tua aslinya, maka oleh orang tuanya akan dititipkan kepada “orang tua” lain. Orangtua tersebut bisa saja bermarga sama atau lain dari aslinya.

Pebulutangkis yang pernah terjun ke dunia film sebagai bintang film Sakura dalam Pelukan, kini hidup bahagia bersama isteri dan tiga orang anaknya (Alexander King, Stevani King dan Michele King).

 Ternyata, anak-anaknya tidak tahu bahwa ayahnya seorang pahlawan bulu tangkis Indonesia.

Belakangan, Nia Zulkarnaen dan Ari Sihasale, pemilik rumah produksi Alenia, menjadikan kehebatan Liem Swie King sebagai inspirasi untuk membuat film tentang Bulu Tangkis.

Film itu memang bukan bercerita tentang kisah kehidupan Liem Swie King, tetapi, dalam film itu, menjadi inspirasi bagi seorang ayah yang kagum pada King, lalu memotivasi putranya untuk bisa menjadi juara seperti dia.

Di tengah pandemi Covid-19, pemerintah mengimbau masyarakat agar tetap di rumah. Saat sedang di rumah,  bagi Liem Swie King bukan alasan untuk tidak berolahraga untuk menjaga kesehatannya.

“Situasi pandemi Covid-19, Saya anggap sebagai cobaan atau musibah bagi seluruh negara. Bahkan dunia,” kata Liem Swie King.

Untuk membantu pemerintah memutus mata rantai penyebaran virus Corona, masyarakat harus menjalankan protokol kesehatan, Memakai masker, Menjaga jarak dan mencuci tangan menggunakan sabun di air mengalir mengalir.

Berikut Prestasi Liem Swie King:

  • Tunggal Putra
  1. Semi Finalis Asian Games Tehran (1974)
  2. Finalis All England Open, Finalis Kejuaraan Asia (1976)
  3. Finalis All England Open, Juara Denmark Open, Juara Swedia Open, Juara SEA Games (1977)
  4. Juara All England Open, Juara Asian Games Bangkok (1978)
  5. Juara All England Open (1979)
  6. Finalis Kejuaraan Dunia, Finalis All England (1980)
  7. Juara All England Open, Semi Finalis World Games St.Clara, Juara SEA Games (1981)
  8. Finalis Asian Games New Dehli, Juara Piala Dunia (1982)
  9. Finalis Kejuaraan Dunia, Juara Indonesia Open, Juara Malaysia Open (1983)
  10. Finalis All England Open, Finalis Word Badminton Grand Frix (1984)
  11. Semi Finalis All England Open (1985)
  • Ganda Putra
  1. Tahun 1983, Finalis SEA Games (bersama Hadibowo)
  2. Tahun 1984, Juara Piala Dunia (bersama Kartono Hariamanto)
  3. Tahun 1985, Juara Piala Dunia, Juara Indonesia Open, Semi Finalis Kejuaraan Dunia, Finalis SEA Games (bersama Kartono Hariamanto)
  4. Tahun 1986, Juara Piala Dunia, Semi Finalis Asian Games Seoul (bersama Bobby Ertanto); Juara Indonesia Open (bersama Kartono Hariamanto)
  5. Tahun 1987, Juara Asia (bersama Bobby Ertanto); Juara SEA Games, Juara Japan Open, Juara Indonesia Open, Juara Taiwan Open, Finalis Thailand Open (bersama Eddy Hartono)
  • Beregu
  1. Tahun 1976, Juara Piala Thomas
  2. Tahun 1977, Juara SEA Games
  3. Tahun 1978, Juara Asian Games
  4. Tahun 1979, Juara Piala Thomas, Juara SEA Games
  5. Tahun 1981, Finalis SEA Games
  6. Tahun 1982, Finalis Piala Thomas, Finalis Asian Games
  7. Tahun 1983, Juara SEA Games
  8. Tahun 1984, Juara Piala Thomas
  9. Tahun 1985, Juara SEA Games
  10. Tahun 1986, Finalis Piala Thomas, Semi Finalis Asian Games
  11. Tahun 1987, Juara SEA Games

(Bambang Fouristian/berbagai sumber)

Berita Terbaru

spot_img