Kamis 12 Desember 2024

Unicef: Masa Depan Anak Indonesia Terancam

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Badan dunia untuk anak-anak (Unicef) menyebut jika masa depan anak-anak Indonesia terancam karena situasi saat ini yang diakibatkan Covid-19. Untuk itu diperlukan tindakan secepatnya sebagai antisipasi.
Hal tersebut diungkapkan Unicef dalam laporan berjudul COVID-19 dan Anak-anak di Indonesia: Agenda Tindakan untuk Mengatasi Tantangan Sosial Ekonomi mengenai dampak sosial dan ekonomi pandemi serta rekomendasi untuk mengatasinya seperti dilansir kompas.com.
Unicef menuturkan, Covid-19 telah secara luas mengganggu kestabilan pendapatan keluarga-keluarga Indonesia. Sebagian besar tidak tercakup dalam sistem jaminan sosial yang menargetkan masyarakat dalam kemiskinan ekstrem.
Kehilangan pekerjaan dan pendapatan secara mendadak, dapat memicu situasi kemiskinan bagi jutaan anak. Kondisi ini mengancam kinerja gizi, pendidikan, dan perlindungan anak sekaligus memperparah ketimpangan yang sudah ada. Mulai dari gender, pendapatan, dan kelompok rentan seperti anak dengan disabilitas.
“Setelah pandemi berakhir, anak-anak di seluruh Indonesia akan terus merasakan dampaknya selama bertahun-tahun ke depan. Jika tidak bertindak dari sekarang untuk menanggulangi dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan pandemi, krisis kesehatan bisa menjadi krisis yang lebih luas sehingga menghambat bahkan menimbulkan kemunduran,” ujar Perwakilan Unicef, Debora Comini.
Laporan pun mencatat, sebelum pandemi, Indonesia telah menghadapi beban malnutrisi dalam tiga bentuk. Kurang gizi, kelaparan tersembunyi akibat kekurangan nutrien esensial, dan kelebihan berat badan pada kelompok balita.
Unicef menilai, kondisi tersebut dapat berkembang makin buruk seiring dengan hilangnya pendapatan dan terbatasnya akses pada makanan sehat. Akibatnya, tidak hanya peningkatan angka stunting, prevalensi obesitas pun berpotensi naik karena konsumsi makanan ultra olahan dengan kandungan gula, garam, dan lemak yang tinggi.
Laporan pun menyatakan, hampir 60 juta anak Indonesia tidak dapat bersekolah karena Covid-19. Namun, pembelajaran jarak jauh secara daring masih terasa menantang bagi banyak pihak.
Hilangnya waktu belajar dalam periode yang cukup lama, bisa membuat banyak murid gagal memenuhi standar pengetahuan dan kompetensi yang perlu diraih untuk tingkat kelasnya. Dalam jangka panjang, hal ini berisiko berdampak terhadap pembangunan sosial dan ekonomi di Indonesia.
Unicef pun memperingatkan, aturan pembatasan meningkatkan potensi bertambahnya angka kekerasan, pelecehan, dan pembiaran terkait pengasuhan anak di rumah ataupun panti asuhan. Terdapat beberapa faktor risiko, termasuk tingginya tingkat kekerasan terhadap anak dan toleransi terhadap kekerasan rumah tangga dan perkawinan anak, dipadukan dengan tingkat stres yang lebih tinggi akibat situasi pandemi. Karena hal tersebut bisa mengarah pada lonjakan laporan kasus kekerasan terhadap anak di ranah rumah tangga.
(ars)

Berita Terbaru

spot_img