BANDUNG, FOKUSJabar.id : Pembangunan jalan Tol North South (NS)-Link dalam Kota Bandung akan dibiayai pihak swasta tanpa membebani APBD Kota Bandung. Pembangunan jalan tol pun dipastikan tidak akan menghilangkan zona hijau di Kota Bandung.
“Dana untuk pembangunan tersebut akan berasal dari dua sumber. Bisa dari equity ataupun loan. Dua-duanya bisa kita penuhi,” ujar Wakil Pimpinan Proyek PT Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ), Tri Agus saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana Kota Bandung, Kamis (3/1/2019).
Agus menuturkan, PT. CMLJ sendiri merupakan konsorsium dari PT. Jasa Sarana, PT. Wijaya Karya, dan PT. Bina Marga. Sedangkan untuk jalan tol, akan dibangun sepanjang 14,3 km mulai dari Tol Pasir Koja hingga Jalan Surapati. Tepatnya di sekitar kawasan Pusdai.
“Jalur tol tersebut dirancang agar mampu mengurai kemacetan di area selatan dan utara Bandung. Kita memastikan jika pembangunan tol dalam kota ini tidak akan banyak memakan lahan baru. Jalur tol akan dibangun melayang di atas jalan yang sudah ada sehingga akan tetap mempertahankan kehijauan kota dengan mempertimbangkan sirkulasi udara dan cahaya di area bawah tol,” tegasnya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung Oded M. Danial mengakui, proses pembangunan tol dalam kota tersebut masih dalam tahap kajian. Untuk itu, dirinya meminta PT. CMLJ untuk melakyukan kajian secara holistik. Mulai dari aspek ekonomi, transportasi, pembiayaan, hingga aspek sosial.
“Kita menilai hal itu sangat penting untuk memastikan proyek tersebut memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk warga,” ujar Mang Oded (sapaan akrab Wali Kota Bandung).
Untuk pembangunan jalan tol dalam kota tersebut, rencananya akan berlangsung selama dua tahun. Namun untuk realisasi pebangunan, Pemkot Bandaung dan PT. CMLJ masih menunggu berbagai proses awal selesai. Termasuk penetapan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) di tingkat provinsi maupun kota.
“Program tol dalam kota ini kerja sama dengan Pemprov Jabar karena memang jalan milik provinsi. Kota Bandung mudah-mudahan bisa mendapatkan manfaatnya dengan kehadiran tol ini,” tambahnya.
Proyek yang diperkirakan rampung pada 2021, lanjut Mang Oded, akan terintegrasi dengan pembangunan lainnya. Salah satunya Bandung Intra Urban Tol Road (BIUTR) yang akan dibangun dari Pasteur hingga ke timur Bandung dan bertemu dengan KM 149 di Gedebage. Proyek ini pun akan bersinggungan dengan pembangunan Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) sehingga memharuskan perencanaan antar pihak yang matang.
“Mungkin sekarang dimulai dari sini dulu. Kalau dikatakan butuh atau tidak butuh, kan kita membangun tol ini terkoneksi. Nanti perlu waktu. Kalau tidak dimulai, kapan lagi? Terpenting, Kota Bandung bisa dapat manfaat,” tegasnya.
(Ageng/Vetra)