spot_img
Minggu 16 Juni 2024
spot_img
More

    Kurikulum Merdeka Siap Jajaki 23 Sekolah di Bandung

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Sebanyak 23 sekolah dari tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) mulai mengaplikasikan kurikulum baru yang diberi nama kurikulum prototipe (Kurikulum Merdeka).

    Meski harus meraba-raba sekitar tiga bulan lamanya, para kepala sekolah mengklaim telah menemukan pola agar kurikulum tersebut efektif bagi siswa.

    Kepala Sekolah SMPN 12 Bandung Agus Deni mengatakan, kurikulum prototipe ini lebih fleksibel dan memberikan keleluasaan peserta didik untuk berpikir lebih kreatif.

    BACA JUGA: HET Minyak Goreng Dicabut, Pemkot Bandung Tak Bisa Gelar OP

    “Saat pembelajaran jarak jauh (PJJ), sekolah kami mulai menerapkan pelajaran berbasis kewirausahaan dengan tema ketahanan pangan dan ekonomi. Selama setahun ini, pelajaran berbasis proyek kita integrasikan melalui beberapa mata pelajaran,” kata Agus di Balai Kota Bandung Jalan Wastukencana Jabar Jumat (18/3/2022) .

    Hal serupa juga diakui Kepala Sekolah SDN 061 Cijerah, Januar Musliado saat pertama kali mengaplikasikan kurikulum ini, dia dan para guru di sekolahnya masih menjajaki kurikulum merdeka.

    “Ternyata, setelah kami jalani, kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler beragam. Anak didik diberikan cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan potensi,” kata Januar.

    Januara, kurikulum merdeka ini tidak ada lagi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang selama ini menjadi sebuah keresahan dari siswa, orang tua, juga guru.

    “Anak-anak jadi lebih nyaman belajar, mengeksplor dirinya. Bukan hanya fokus pada materi, tapi juga soft skill mereka terasah,” kata dia.

    Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengaku, sempat khawatir dengan kasus omicron yang meninggi dua bulan ke belakang akan berpengaruh terhadap pembelajaran para siswa.

    “Kita betul-betul pilih secara selektif sekolah mana saja yang boleh pembelajaran tatap muka (PTM) dan mana yang hanya boleh beberapa persen. Kami juga tingkatkan ikhtiar dengan vaksinasi. Alhamdulillah untuk dosis 1 dan 2 di Kota Bandung sudah 100 persen. Sedangkan, dosis 3 masih berjalan sampai saat ini,” kata Yana.

    Yana Mulyana menambahkan, hingga saat ini tidak ada sekolah yang ditutup karena kasus positif dari kluster sekolah.

    Selain itu, keseriusan dalam memajukan pendidikan di Kota Bandung juga terlihat dari alokasi APBD Kota Bandung untuk pendidikan sudah jauh di atas ketentuan.

    “Kita sudah di atas ketentuan 20 persen. APBD untuk pendidikan di Kota Bandung kita ada di angka 27 persen. Kami memang memberikan porsi yang cukup besar untuk pendidikan ini,” kata dia.

    Di lain sisi, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menyampaikan bagaimana pandemi sangat berdampak pada PJJ berkepanjangan. Hingga berdampak juga bagi para peserta didik pada kesenjangan pengetahuannya.

    “Saya percaya, Bandung ini selalu menjadi acuan teknologi partisipatif pendidikan untuk daerah-daerah lain. Bisa memanfaatkan fasilitas yang tersedia untuk memaksimalkan potensi anak-anak didik di sini,” kata Hetifah.

    (Yusuf Mugni/Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img