BANDUNG,FOKUSJabar.id: Penganiayaan terhadap wartawan kembali terjadi. Kali ini terjadi di Desa Waluya, Kecamatan Kutawaluya Kabupaten Karawang Jawa Barat (Jabar), Senin (7/3/2022).
Tiga orang jurnalis menjadi korban kekerasan oknum beberapa aparat desa bersama puluhan warga setempat.
Ketiganya dikeroyok saat tengah melakukan wawancara dengan warga terkait dugaan Pungutan Liar (Pungli) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
BACA JUGA: Polemik BPNT Akibat Pemda Kurang Agresif?
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Jawa Barat, Robi Taufiq Akbar mengutuk keras tindakan penganiyaan tersebut.
Robi juga mendesak Kepolsian Resort Karawang menangkap para pelaku dan mengusut tuntas dugaan Pungli BPNT yang terjadi di Desa Waluya.
“Ini tindakan pidana yang tidak bisa dibiarkan. Terlebih, sudah banyak korban kekerasan terhadap jurnalis saat melaksanakan tugas di lapangan. Kami minta Kapolres Karawang segera menangkap para pelaku dan mengusut tuntas dugaan Pungli BPNT,” kata Robi Taufiq Akbar.
Menurut Robi, jurnalis dalam menjalankan tugasnya dilindungi UU No40 Tahun 1999 Tentang Pers.
“Jika memang ada pemberitaan yang menyudutkan, bisa melakukan klarifikasi atau mengadukan ke Dewan Pers. Jangan melakukan tindakan penganiayaan. Ini yang harus diproses secara hukum,” tegasnya.
Robi mengajak seluruh jurnalis merapatkan barisan menyikapi masalah penganiyaan terhadap tiga orang wartawan di Kabupaten Karawang.
Tak hanya itu, pihaknya juga berharap, Satgas Saber Pungli Polda Jabar segera membongkar dugaan Pungli yang terjadi di Kabupaten Karawang.
Pihaknya mengaku terusik dengan perlakuan oknum aparat desa Waluya yang telah melakukan penganiayaan. Hal tersebut sudah mencederai tugas fungsi jurnalis.
Informasi yang terhimpun FOKUSJabar, Polres Karawang sudah menangkap empat orang pelaku yang terlibat dalam aksi pengeroyokan tiga wartawan.
BACA JUGA: Kelelahan Antre BPNT, Lansia di Ciamis Pingsan
Keempat orang tersebut, oknum RT, RW, Trantib dan BPD Waluya.
Kapolres Karawang, AKBP Aldi Subartono memastikan akan mengusut permasalahan tersebut hingga tuntas dan menindak para pelaku penganiayaan.
(Bambang Fouristian)
