spot_img
Jumat 29 Maret 2024
spot_img
More

    Pementasan Drama Jadi Puncak Acara Festival Pupujian di Cibunar

    CIAMIS,FOKUSJabar.id: Pagelaran drama bertajuk Sabil menjadi puncak perayaan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 bertajuk Festival Pupujian di Lembur Kaulinan Cibunar, Desa Sukajadi, Kecamatan Sadananya, Ciamis, Jawa Barat, Kamis (27/8/2020) malam. Kegiatan pagelaran HUT RI ke-75 tersebut diinisiasi Sanggar Anak Desa (Sarasa)

    Kegiatan Festival Pupujian ini menampilkan berbagai kreatifitas warga. Dibuka dengan penampilan tari tradisional, paduan suara hingga pementasan drama berjudul Sabil karya Arthur S Nalan yang diadaptasi seninam Ciamis Ridwan Hasymi.

    BACA JUGA: Covid-19, Trend Pengguna Narkoba Di Kota Tasikmalaya Meningkat

    fokusjabar.id drama festival pupujian cibunar ciamis
    Festival Pupujian di Lembur Kaulinan Cibunar, Desa Sukajadi, Kecamatan Sadananya, Ciamis. (FOTO: Riza M Irfansyah)

    Pagelaran dibuka dengan pementasan pupujian yang ditampilkan generasi muda Desa Sukajadi, dilanjutkan pementasan tari tradisional hingga pementasan drama Sabil sebagai puncak acara.

    Pimpinan produksi pagelaran Deni WJ mengatakan, pagelaran dipersembahkan sebagai moment wujud rasa syukur atas kemerdekaan yang sudah diraih selama 75 tahun. Pagelaran drama Sabil sebagai penutup pagelaran, mengandung banyak nilai kehidupan yang bisa diambil hikmahnya.

    Ditengah redupnya pagelaran teater di Ciamis, Sarasa mengambil langkah menyegarkan psikologi masyarakat saat pendemi. Tentu dengan penerapan protokol kesehatan.

    Pada rangkaian kegiatan yang disponsori Bank BJB itu, Sarasa pun menggelar aksi donor darah dan berhasil mengumpulkan 17 labu darah.

    Pada kesempatan tersebut, turut hadir Kepala Dinas Pariwisata Ciamis Wasdi, Ketua GP Anshor Kabupaten Ciamis Maulana Sidik, tim Badan Promosi Pariwisata Daerah BPPD Ciamis yang diwakili Kang Tomi serta tokoh masyarakat dan penggiat seni Ciamis lainnya.

    Alur cerita pentas drama yang disajikan sarat dengan edukasi makna kehidupan dan pesan syukur akan kemerdekaan.

    Deni WJ menjelaskan, kegiatan terselenggara karena inisiasi nekad dari anak-anak Sarasa. Berawal dari kegiatan 27-an ataupun riungan bulanan untuk sekedar berdiskusi dan mengaji.

    “Awalnya kita hanya riungan diskusi dan mengaji bulanan setiap tanggal 27, kemudian melahirkan inisiasi-inisiasi untuk menggelar ruang pagelaran dari semua potensi yang ada, salah satunya seni dan budaya,” ujar Deni WJ.

    (Riza M Irfansyah/Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img