spot_img
Sabtu 27 April 2024
spot_img
More

    PSBB Dilonggarkan, 32 Cabor di Jabar Gelar Sentralisasi Pelatda PON XX

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Seiring dengan pelonggaran PSBB pada Juni lalu, pelaksanaan pemusatan latihan daerah (Pelatda) PON XX Jabar mulai menggeliat. Hingga saat ini, 32 dari 52 cabang olah raga sudah memulai kembali Pelatda PON XX dengan sistem sentralisasi.

    Wakil Ketua II KONI Jabar, Yunyun Yudiana menuturkan, pihaknya menggelar tes kesehatan sebelum pelaksanaan sentralisasi dilakukan. Semua atlet yang tergabung dalam Pelatda PON XX Jabar, dicek kesehatannya dan menjalani pelaksanaan rapid test. Termasuk pelatih hingga setiap personel yang terlibat dalam kegiatan pelatda.

    “Dari hasil rapid test tersebut, memang ada beberapa atlet, pelatih, ofisial maupun pendukung yang reaktif dan kita tindak lanjuti dengan swab test. Alhamdulillah, mereka semua dinyatakan negatif Covid-19,” ujar Yunyun saat memberikan keterangan di Ruang Kominfo KONI Jabar, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Kamis (16/7/2020).

    Untuk pelaksanaan sentralisasi sendiri, penerapan standar protokol kesehatan yang ketat di setiap cabang olah raga pun diberlakukan. Protokol kesehatan tersebut mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan Kemenpora, KONI Pusat serta induk cabang olah raga bersangkutan.

    Selain itu, lanjut Yunyun, pihak KONI Jabar pun membentuk tim pengawasan dan pengendalian (wasdal) yang akan mengawasi pelaksanaan Pelatda PON XX di setiap cabang olah raga. Baik yang menerapkan sistem sentralisasi di satu tempat maupun yang masih menerapkan sistem de-sentralisasi.

    BACA JUGA: KONI Jabar Sebut 60 Persen Atlet Terdampak Pandemi Covid-19

    “Dua orang anggota tim wasdal akan mengawasi pelaksanaan latihan di 6 sampai 8 cabang olah raga. Tidak hanya mengawasi latihan, tapi juga penerapan protokol kesehatan di masing-masing cabang olah raga tersebut. Itu sudah berjalan, dan kita mendapat laporan berkala,” terangnya.

    Meski demikian, Yunyun mengakui jika tidak semua cabang olah raga melaksanakan sistem sentralisasi atau dipusatkan di satu tempat. Pihaknya sudah memiliki formulasi pelaksanaan sentralisasi pelatda di tengah pandemi Covid-19 yakni hanya cabang olah raga dengan jumlah medali banyak di PON XX namun personil yang sedikit.

    “Jadi untuk olah raga tim, rata-rata masih melakukan latihan dengan sistem de-sentralisasi. Ini opsi yang kita pilih, bukan hanya karena kondisi pandemi, tapi juga karena kemampuan dari sisi anggaran dimana kita kembalikan Rp194 milyar dari total dana hibah yang diterima KONI Jabar sebesar Rp350 milyar untuk membantu penanganan Covid-19,” tuturnya.

    Dari total anggaran yang tersisa tersebut, Yunyun mengaku jika pihaknya berusaha mengoptimalkan untuk mendukung sekaligus optimasilasi latihan serta semangat atlet pada pelaksanaan Pelatda PON XX Jabar. Pemberian insentif, suplemen, hingga uang makan pun menyesuaikan dengan kemampuan anggaran yang dimiliki tersebut.

    “Untuk cabang olah raga yang menerapkan sentralisasi, dukungan uang makan sebesar Rp75 ribu sampai Rp100 ribu per atlet diberikan ke cabor, sedangkan untuk cabang olah raga de-sentralisasi sebesar Rp50 ribu untuk setiap kali datang berlatih. Lalu untuk insentif setiap atlet disesuaikan dengan keprestasiannya dan suplemen untuk atlet Rp1 juta per bulan per atlet,” ujar Yunyun.

    Dukungan lain yang diberikan untuk pelaksanaan pelatda, yakni dukungan peralatan. Dari total 52 cabang olah raga, pihaknya sudah melakukan verifikasi kebutuhan peralatan untuk berlatih maupun pertandingan dan tinggal menyisakan 7 cabang olah raga untuk diverifikasi.

    Sementara untuk kuota personil tambahan yang diminta beberapa cabang olah raga, Yunyun mengaku jika pihaknya belum bisa memberikan dukungan penuh. Pihak KONI Jabar hanya mampu memberikan dukungan terhadap 100 persen kuota tim di setiap cabang olah raga, sehingga kelebihan kuota personil menjadi tanggungjawab dari setiap cabang olah raga.

    “Ya, inilah kemampuan kita saat ini dengan anggaran yang kita miliki. Dengan kondisi saat ini, mau tidak mau, akhirnya kita memilih opsi budget oriented. Kondisi ini dialami semua daerah termasuk pesaing utama di PON XX, DKI Jakarta dan Jawa Timur yang justru mereka belum melakukan sentralisasi latihan seperti kita,” paparnya.

    Terkait harapan cabang olah raga untuk bisa melakukan uji coba, baik try in maupun try out, Yunyun menjelaskan jika agenda tersebut belum memungkinkan digelar di kondisi pandemi saat ini. Pihaknya memprediksi, pelaksanaan try out maupun try in maksimal bisa dilakukan pada akhir tahun 2020.

    “Beberapa cabang olah raga memang berinisiatif menggelar uji coba, tapi kalau melihat kondisi saat ini yang paling memungkinkan di bulan November atau Desember 2020, terutama untuk try out. Kita berharap saja semoga pandemi ini segera berakhir dan aktivitas keolahragaan bisa kembali normal. Target kita, di bulan Januari 2021, semua cabang olah raga bisa menggelar Pelatda PON XX dengan sistem sentralisasi penuh dengan kondisi atlet mencapai 60 persen,” pungkasnya.

    (ars)

    Berita Terbaru

    spot_img