spot_img
Minggu 19 Mei 2024
spot_img
More

    KONI Jabar Sebut 60 Persen Atlet Terdampak Pandemi Covid-19

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: KONI Jawa Barat menyebut hampir 60 persen calon atlet berprestasi dan atlet berprestasi yang dipersiapkan untuk PON XX di Papua, terdampak pandemi Covid-19. Baik dari sisi kondisi keprestasian sebagai atlet maupun dari sisi ketahanan secara ekonomi.

    Wakil Ketua II KONI Jabar, Yunyun Yudiana menuturkan, berdasarkan data yang dimiliki, setidaknya terdapat 12 ribu calon atlet berprestasi dan atlet berprestasi di Jawa Barat. Sebagian diantaranya, merupakan atlet-atlet yang dipersiapkan Jawa Barat untuk perhelatan multieven olah raga nasional empat tahunan yang akan digelar di Provinsi Papua.

    Namun kondisi pandemi Covid-19, para atlet tidak bisa melakukan aktivitas seperti di kondisi normal. Baik untuk berlatih, mengikuti berbagai kejuaraan, maupun bersosialisasi hingga bertahan hidup secara ekonomi.

    “Di kondisi pandemi ini, semua kegiatan disetop. Termasuk semua aktivitas keolahragaan, bahkan gelaran PON XX yang rencananya digelar di bulan Oktober tahun ini pun diundur menjadi tahun 2021. Begitu pula dengan agenda-agenda kejuaraan lain yang ‘notabene’ menjadi ‘mata pencaharian’ atlet serta masyarakat olahraga,” ujar Yunyun saat memberikan keterangan di Ruang Kominfo KONI Jabar, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Kamis (16/7/2020).

    BACA JUGA: FIFA Umumkan Jadwal Piala Dunia 2022, Ini Tanggalnya

    Yunyun menambahkan, pada masa pandemi, pihaknya melihat setidaknya ada tiga hal yang harus tetap dijaga yakni menjaga kesehatan, menjaga jaringan sosial kemasyarakatan, serta ketahanan ekonomi. Termasuk di kalangan masyarakat olahraga.

    “Untuk itu, kami menyampaikan kepada pemerintah jika sekitar 12 ribu calon atlet berprestasi dan atlet berprestasi di Jawa Barat yang harus kita jaga dari sisi tiga hal tadi. Dari data yang kami peroleh, sekitar 60 persen atlet tersebut terdampak pandemi Covid-19 karena mereka pun sebagai mahasiswa, wiraswasta, pegawai swasta, hingga keluarganya terdampak langsung kondisi pandemi ini,” tuturnya.

    Yunyun mengaku, KONI Jabar sebenarnya sudah menyiapkan pelaksanaan pemusatan latihan daerah (Pelatda) PON XX sejak tahun 2019 lalu. Pelatda PON XX dengan sistem sentralisasi di satu tempat pun sudah diagendakan akan digelar pada Januari 2020 lalu.

    KONI Jabar pun, lanjutnya, sudah membentuk tim Satlak Jabar Juara untuk mendorong percepatan pelayanan pelaksanaan Pelatda PON XX yang digelar cabang olah raga. Namun seiring mewabahnya virus ini dan penerapan lockdown melalui kebijakan PSBB, membuat agenda pelatda yang sudah dirancang batal dan atlet pun harus menjalani latihan mandiri di rumah masing-masing.

    “Sebenarnya ada beberapa cabang olah raga yang tetap bertahan melaksanakan sentralisasi pelatda dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat. Alasannya, beberapa cabang olah raga tersebut tidak bisa menghentikan latihan terlalu lama karena akan berdampak signifikan pada kemampuan mereka. Seperti cabang olah raga angkat berat dan angkat besi di komplek olahraga Pajajaran Bandung serta dayung di Situ Cipule Karawang,” terangnya.

    Untuk menghindari dampak pandemi Covid-19 semakin tinggi, KONI Jabar pun mengambil kebijakan dengan tetap memberikan insentif bulanan, suplemen, hingga dukungan peralatan bagi optimalnya pelaksanaan latihan atlet secara mandiri. Setidaknya dari sisi kondisi fisik hingga ketahanan secara ekonomi, para atlet ini bisa terjaga.

    “Dana bantuan hibah yang kita terita dari Pemprov Jabar sebesar Rp350 milyar, sekitar Rp194 milyar kita kembalikan untuk membantu percepatan penanganan Covid-19 di Jabar. Sisanya, kita optimalkan untuk memberi dukungan kepada atlet untuk pelaksanaan pelatda PON XX,” tegasnya.

    (ars)

    Berita Terbaru

    spot_img