spot_img
Jumat 3 Mei 2024
spot_img
More

    Harga Bawang Putih Meroket, Disperindag Jabar Operasi Pasar

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dinas Perdagangan dan Satuan Tugas Pangan Jawa Barat gelar operasi pasar murah Bawang Putih sebanyak delapan ton, Senin (17/2/2020). 

    Pasar murah tersebut sebagai upaya untuk intervensi harga Bawang Putih yang meroket hingga mencapai  Rp 40-50 ribu per kg.

    Kepala Dinas Industri dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat, M. Arifin Soedjayana menuturkan, selain Satgas Pangan pihaknya juga melibatkan satu importir. 

    Baca Juga: Jubir: HUT Ke-75 Momentum Kebangkitan Indonesia

    Arifin berharap, dengan digelarnya intervensi harga ini mampu mengendalikan harga di pasaran dan konsumen pun dapat mendapatkannya dengan harga murah.

    “Operasi pasar ini kami lakukan karena di lima pasar tradisional di Kota Bandung, harganya masih bertengger dikisaran harga Rp40-50 ribu per kg,” katanya, di sela-sela operasi pasar murah di Pasar Kosambi. 

    Padahal kata Arif, stoknya saat ini banyak dan mencukupi hingga awal atau pertengahan Maret 2020. 

    Dalam operasi pasar murah, harga Bawang Putih dipatok Rp28 ribu per kg. Tak hanya masyarakat, para pedagang pun ikut antre membelinya.

    Menurut dia, kegiatan serupa akan dilakukan di beberapa pasar tradisional lainnya di Kota Bandung.

    “Hari ini kita bawa delapan ton Bawang Putih. Tadinya operasi pasar ini hanya untuk pedagang. Namun animo konsumen rumah tangga cukup tinggi, akhirnya kami juga mempersilakan. Ini juga biar jadi shock therapy  buat pedagang yang punya stok agar segera menjual dengan harga Rp32 ribu per kg sesuai acuan pemerintah,” ucap dia.

    Kata Arifin, Bawang Putih meroket seiring dengan munculnya wabah Virus Corona di Cina. Hal itu didasari karena 90 persen kebutuhan Bawang Putih Indonesia diimpor dari Cina. 

    “Mungkin ada kepanikan Bawang Putih dari Cina akan sulit karena 90 persen kebutuhan Indonesia impor dari sana. Kemudian ada oknum-oknum yang menjual dengan harga tinggi. Mungkin mereka beranggapan nanti impor akan sulit sehingga stok di pasaran berkurang. Padahal kenyataannya, pemerintah masih mengizinkan mengimpornya,” pungkas dia. 

    (AS) 

    Berita Terbaru

    spot_img