spot_img
Kamis 2 Mei 2024
spot_img
More

    Naik Taksi Uber di Washington DC, Jangan Kaget Sopirnya Hakan Sukur

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Bagi yang pernah melancong ke negeri Paman Sam, Amerika Serikat, tepatnya ke Washington DC dan menggunakan jasa taksi Uber, jangan kaget kalau mengalami hal yang tidak diduga. Salah satunya mendapatkan supir Uber seorang pesepakbola legendaris asal Turki, Hakan Sukur.

    Dilansir detik.com dari The Sun, cerita panjang dan dramatis mengiringi perjalanan Hakan Sukur hingga ‘mendarat’ di negeri Paman Sam dan menjadi supir taksi online Uber. Hakan Sukur yang dikenal sebagai pesepakbola yang pernah malang melintang di liga sepakbola elit di dunia. Diantaranya di Inter Milan, Parma, Blackburn Rovers dan menutup karirnya di klub sepakbola di negaranya, Galatasaray.

    Hakan Sukur pun dikenal sebagai pencetak gol tercepat di ajang Piala Dunia. Saat itu, pesepakbola yang lahir di Kota Adapazarı, Turki, 1 September 1971 ini membobol gawang Korea Selatan saat laga baru berjalan 10,8 detik di Piala Dunia 2002.

    Pasca gantung sepatu di tahun 2008, kehidupan Hakan Sukur beralih ke politik. Di tahun 2011, dia menjadi anggota DPR mewakili partai AKP, partainya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Namun dia keluar di tahun 2013 karena perbedaan pandangan politik dan balik mendukung lawan politik Erdogan yakni Fethullah Gulen.

    Hal tersebut membuat kehidupannya jungkir balik 180 derajat. Semua harta yang diperoleh selama berkarir sebagai pesepakbola profesional ludes disita pemerintah Turki.

    BACA JUGA: Uber PHK lebih 3.000 pekerja

    “Erdogan mengambil segalanya dari saya. Hak kebebasan, hak berekpresi dan hak untuk kerja. Butik istri saya dilempari batu, anak saya dilecehkan, ayah saya dipenjara,” kata Erdogan dilansir The Sun.

    Dari pemberitaan di sejumlah media internasional, Hakan Sukur pun disebut mengungsi ke Amerika pada tahun 2015 dan memulai kehidupannya dari nol. Dalam pengungsian di negeri Paman Sam, berbagai upaya dilakukannya untuk bertahan hidup. Mulai dari membuka cafe di San Francisco namun tetap mendapat teror dari orang tidak dikenal hingga tinggal di Washington dan mencari nafkah dengan berjualan buku serta menjadi supir Uber.

    Uber merupakan aplikasi taksi online paling besar di Amerika dengan menguasai pasar hampir 67 persen dan pasar layanan antar makanan sebesar 24 persen. Namun dalam 1 tahun terakhir, Uber terus merugi dan terpaksa mem-PHK karyawannya.

    (ars)

    Berita Terbaru

    spot_img