spot_img
Sabtu 16 Agustus 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 6986

Ini Tiga Faktor Kemiskinan yang Harus Ditangani Pemkab Ciamis

0
Ini Tiga Faktor Kemiskinan Yang Harus Ditangani Pemkab Ciamis. (FOKUSJabar/Riza M Irfansyah)

CIAMIS, FOKUSJabar.id : Praktisi Pendidikan yang juga Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Galuh (Unigal) Ciamis, Endin Lidinillah menyebut, ada tiga faktor yang harus fokus ditangani Pemerintah Daerah (Pemda) dalam mengentaskan kemiskinan.

Tiga faktor tersebut yakni, kemiskinan natural, kultural dan struktural.

Menurut Endin, berdasarkan hasil analisis faktor kemiskinan penyebabnya adalah kemiskinan turunan. Sementara kultural berkaitan dengan mental masyarakat yang tidak mau bersaing dan cenderung pasrah.

Lalu faktor struktural yang menyangkut semua kebijakan yang dibuat pemerintah membuat masyarakat semakin melarat. Salah satunya, izin mini market yang tidak dibatasi.

” Kita bisa bayangkan dalam faktor struktural, jika izin mini market tidak dibatasi banyak usaha masyarakat yang gulung tikar,” ucapnya, Selasa (6/3/2018).

Endin menekankan, jika pemerintah benar-benar ingin bekerja untuk memberantas kemiskinan, maka ketiga faktor tersebut mesti menjadi pokok pembahasan dan fokus kerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(Riza M Irfansyah/Bam’s)

Surabaya Resmi Punya Jalan Prabu Siliwangi dan Sunda

0
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) saat memaparkan penamaan jalan Prsbu Siliwangi dan Jalan Sunda di Surabaya (foto LIN)

SURABAYA, FOKUSJabar.id: Jalan Prabu Siliwangi dan Jalan Sunda resmi diresmikan di Kota Surabaya, Jawa Timur.

Sebelumnya, Jalan Sunda bernama Dinoyo dan Jalan Prabu Siliwangi bernama Jalang Gunung Sari.

Nama dua jalan tersebut digagas dan diresmikan tiga Gubernur, yakni Gubernur Jati Soekarwo, Gubernur DIY Sri Sultan HB X dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) dalam acara rekonsiliasi budaya Sunda dan Jawa bertajuk ‘Harmoni Budaya Sunda Jawa’ di Hotel Bumi Surabaya, Jalan Basuki Rahmat, Selasa (6/3/2018).

Gubernur Jabar Aher menyebut, penyatuan budaya Jawa dan Sunda melalui rekonsiliasi budaya itu ditandai dengan peresmian nama dua jalan di Surabaya dan Yogyakarta sebelumnya.

Hal itu sekaligus sebagai upaya menghilanhkan segala bentuk emosi kolektif terkait ‘perselisihan’ antara Mahapatih Gadjah Mada dari Majapahit dengan Prabu Maharaja Linggabuana dari kerajaan Sunda di Pasanggrahan, Bubat Trowulan.

“Jadi marilah kita hadirkan kesatupaduan Sunda dan Jawa melalui lingkup kebhinekaan negeri ini. Urusan masa lalu hendaknya tidak diungkit kembali dan kita lupakan, terlebih masalahnya sudah terjadi,” kata Aher.

Dengan adanya naman Jalan Prabu Siliwangi dan Jalan Sunda di Jawa Timur, Aher optimistis segala bentuk emosi kolektif terkait Perang Bubat yang terjadi tahun 1357 silam itu cair.

” Insya Alloh nama jalan akan mencairkan. Saya sendiri tidak tahu kenapa bentuknya jalan, tapi memang bisa jadi lambang kesejahteraan juga. Di Jabar pun akan ada Jalan Majapahit dan Prabu Hayam Wuruk dalam waktu dekat,” jelas dia.

Aher menargetkan penamaan jalan Majapahit dan Prabu Hayam Wuruk di Jabar diresmikan April 2018.

(LIN)

LPPM Unigal Ciamis Fokus Memajukan Perekonomian Warga

0
LPPM Unigal Ciamis, Fokus Majukan Perekonomian Ciamis. (FOKUSJabar/iza M Irfansyah)

CIAMIS, FOKUSJabar.id : Musrembang RKPD Kabupaten Ciamis sekaligus Pameran Informasi Program Pemerintah, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Galuh (Unigal) Ciamis ikut serta membuka stand untuk mempromosikan produk UMKM hasil karya masyarakat setempat.

Ketua LPPM Unigal Ciamis, Endin Lidinilah mengatakan, setelah melakukan analisis dari empat pilar Posdaya KKN yang meliputi pendidikan keagamaan, lingkungan hidup, ekonomi daya beli dan bidang kesehatan, fokus kerja Posdaya akan tertuju pada pengembangan ekonomi daya beli masyarakat Ciamis.

” Dari hasil kajian analisis, faktor penyebab kemiskinan indikatornya meliputi penghasilan yang tidak tetap, pendapatan rendah dan kurangnya kesempatan kerja,” beber Endin, Selasa (6/3/2018).

Menurut dia, KKN mendatang mahasiswa Unigal akan terjun langsung ke masyarakat untuk melakukan riset terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi dan dicari solusinya dengan musyawarah.

” Sejauh ini dari hasil analisis, permasalahan perekonomian terjadi akibat kurangnya fasilitas dan sosialisasi dari pemerintah. Khususnya masalah perizinan,” ungkapnya.

(Riza M Irfansyah/Bam’s)

Bebegig Sukamantri Kawal Pj Bupati Ciamis

0
Bebegig Sukamantri Kawal BJS Bupati Ciamis. (FOKUSJabar/Riza M Irfansyah)

CIAMIS, FOKUSJabar.id : Bebegig Sukamantri Ciamis kawal kehadiran Pj Bupati Ciamis, Dedi Mulyadi pada Musrembang tingkat Kabupaten di Aula Bappeda setempat, Selasa (6/3/2018).

Kesenian tradisional khas Sukamantri tersebut menjadi salah satu pusat perhatian pejabat dan tokoh masyarakat yang menghadiri Musrembang sekaligus Pameran Informasi Pembangunan Kabupaten Ciamis 2018.

Merupakan kebanggaan tersendiri bagi Anggi, warga Sukamantri yang berkostum Bebegig Pj Bupati.

” Alhamdulillah, ini momen istimewa bagi saya karena bisa mengenalkan tradisi leluhur kepada Pj Bupati Ciamis,” sebut Anggi.

Menurut Anggi, Bebegig yang bobotnya mencapai 50 kg tersebut menjadi salah satu tradisi yang mengakar bagi masyarakat Sukamantri.

Bagaimana tidak, sejak SD di Sukamantri sudah mulai mengenalkan Bebegig mini. Para generasi muda tersebut nampak bangga.

(Riza M Irfansyah/Bam’s)

Pengorbanan Tak Sia-sia Alisha Nabila di Cabor Bowling

0
Pengorbanan Tak Sia-sia Alisha Nabila di Cabang Olahraga Bowling. (FOKUSJabar/Ageng)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Prestasi emas ditorehkan atlet muda Jawa Barat pada ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Cabang Olahraga (Cabor) Bowling yang juga menjadi ajang Test Event Asian Games XVIII/2018 yang dihelar di venue Bowling Center Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, 25-28 Februari 2018 lalu. Salah satunya yakni gadis kelahiran Bandung pada 24 April 1996, Alisha Nabila Larasati.

Bersama dengan Nadia Pramanik dan Thalita Raisa, Alisha mempersembahkan medali emas dari nomor trio putri setelah mencetak skor tertinggi, 3.773 pinfall. Alisha pun menjadi penyumbang poin terbanyak bagi timnya dengan torehan 1.383 pinfall, disusul Nadia (1.322 pinfall) dan Thalita (1.068 pinfall).

Pencapaian ketiga atlet muda Jabar ini pun bisa dibilang cukup fenomenal karena harus menghadapi beberapa atlet senior dengan jam terbang tinggi maupun dengan dukungan yang penuh dari daerahnya masing-masing.

“Bagi Alisha, kalau saat bertanding itu yang kepikiran cuma bagaimana bermain semaksimal dan sebaik mungkin. Mau dengan dukungan dana terbatas atau gangguan apa, itu tidak menjadi hal yang terlalu dipersoalkan,” ujar Alisha saat dihubungi FOKUSJabar melalui telepon selularnya, Selasa (6/3/2018).

Prestasi yang diraihnya di ajang kejurnas bowling 2018 sekaligus Test Event Asian Games 2018, bukan merupakan prestasi perdana yang diraih Alisha. Deretan medali dan penghargaan sudah diraih oleh gadis manis berkacamatan ini. Baik di level nasional, hingga internasional.

Alisha sendiri sudah mencetak prestasi saat masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), saat menempati peringkat tiga pada ajang Kejurnas Boling Gubernur DKI Jaya Cup ke-34 tahun 2006. Di usia 13 tahun, Alisha pun sudah merasakan atmosfer kejuaraan internasional yakni pada gelaran 2nd Ancol International Open Ten Pin Bowling Championship yang digelar pada tahun 2009.

Usai itu, deretan kejuaraan nasional maupun internasional pun hampir tak pernah lepas diikuti Alisha. Membela Indonesia pada ajang SEA Games 2013 di Myanmar, lalu di ajang Pan American Prep Event di Orlando, Florida dengan raihan medali perak di nomor Girl’s Double, hingga medali perunggu dari nomor Team of Five pada Asian Games 2014, Incheon, Korea Selatan, menjadi deretan prestasi yang sudah ditorehkan mojang Bandung ini.

Di level nasional, Alisha sudah menjadi langganan dan andalan tim bowling Jabar sejak pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII tahun 2012 lalu di Riau. Di ajang PON pertamanya, Alisha sudah menyumbangkan dua medali yakni medali emas dari nomor trio putri bersama Tannya Roumimper dan Puteri Astari serta medali perunggu dari nomor single putri.

Hengkangnya Tanyya Roumimper dan Puteri Astari ke Jawa Timur pada tahun 2015, menjadikan Alisha sebagai andalan Jabar di PON XIX/2016 untuk cabang olahraga bola gelinding ini. Hal itu pun dibuktikan Alisha dengan memborong empat medali yakni medali emas dari nomor double putri bersama Nadya Pramanik, medali perak di nomor trio putri, dan dua medali perunggu dari nomor single putri serta all event putri. Saat ini, Alisha bersama Nadya pun menjadi dua atlet asal Jabar yang menjadi penghuni pelatnas bowling Asian Games 2018.

“Pada Asian Games pertama saya di Incheon tahun 2014 lalu, hanya meraih medali perunggu saja. Dan untuk Asian Games 2018 yang digelar di Indonesia, saya bertekad untuk bisa menyumbangkan medali emas bagi Merah Putih. Tapi target terdekat saya saat ini, adalah bagaimana bisa menjadi bagian tim inti bowling Indonesia untuk Asian Games 2018 karena saat ini masih proses seleksi. Untuk itu, saya berharap dukungan dan perhatiannya juga dari daerah asal saya, Jabar. Baik dari pemerintah, KONI, maupun pengurus PBI. Atletnya lebih diperhatikan lagi, jangan dicuekin,” tuturnya.

Dua medali emas pun sudah ditargetkan PB PBI bagi tim bowling Indonesia di ajang Asian Games 2018. Bukan perkara mudah bagi Indonesia untuk bisa meraih dua medali emas dari total enam medali emas yang diperebutkan di Asian Games 2018. Keenam medali emas tersebut diperebutkan dari nomor trio, team of six, dan master baik di kelompok putra maupun putri.

“Kalau melihat peluang, saya pikir Indonesia punya peluang meraih medali emas dari nomor team of six. Tapi tidak menutup kemungkinan bisa meraih medali emas juga dari nomor yang lain karena kita berlaga di rumah sendiri, di hadapan dukungan warga Indonesia secara langsung. Tak hanya itu, kita yang selalu dianggap underdog oleh negara Asia lain seperti Korea Selatan, Jepang, Malaysia dan Singapura, sebenarnya bisa bersaing dan selalu meraih medali saat menghadapi mereka. Yang membedakan kita dengan mereka hanya dari sisi try out, perlengkapan, dan sarana latihan. Kalau dari sisi teknik maupun fisik, saya yakin Indonesia bisa bersaing,” paparnya.

Torehan prestasi demi prestasi di ajang nasional maupun internasional, diakui Alisha, menjadi bukti dari kerja keras, semangat pantang menyerah, dan pengorbanan dirinya selama menggeluti olahraga bowling. Bagaimana tidak, sejak duduk di bangku SD, tangan mungil Alisha sudah memegang dan menggelindingkan bola untuk menjatuhkan deretan pin.

Masa muda yang sebagai orang sebut sebagai masa bahagia, tidak sepenuhnya dinikmati Alisha. Dirinya harus berjibaku di lintasan bowling sejak kecil untuk meningkatkan kemampuannya. Tak hanya itu, Alisha pun harus menunda keinginannya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi selepas lulus SMA pada tahun 2013.

“Tapi karena bowling ini hoby dan sudah jadi fashion saya, bahkan jadi mata pencaharian juga, ya saya nikmati dan happy-happy saja serta tidak merasa terbebani atau terpaksa menjalani semua ini. Hanya satu hal yang membuat saya iri melihat teman-teman waktu SMA dulu atau teman-teman sebaya saya, yakni pada saat mereka disibukkan dengan kuliah, menyusun skripsi atau bahkan sudah lulus dari perguruan tinggi. Bagaimana pun juga, saya pun ingin kuliah dam memiliki gelar dari perguruan tinggi. Dan kalau nanti saya berkesempatan mencicipi bangku kuliah, saya ingin ngambil jurusan Komunikasi,” tegas Alisha.

(ageng/bam’s)

Pengamat Politik Unpad: Asyik Harua Sering Sapa Warga Pantura

0
BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Jabar nomor urut tiga Sudrajat-Akhmad Syaikhu (Asyik) harus sering turun menyapa warga di  Pantura.

Terlebih Asyik telah menargetkan suara 50 persen di Pantura.

Pengamat Politik dari Unpad Firman Manan mengatakan, secara psikologis Asyik diuntungkan karena Syaikhu menjadi sosok yang mewakili masyarakat Pantura.

Meski tidak terlalu signifikan, hubungan identitas akan memberikan keuntungan lain.

“Kandidat ini harus rajin menyapa, berkomunikasi, menarik simpati. Dan tentuny harus ada tawaran solusi kepada masyarakat,” kata Firman, Selasa (6/3/2018).

Kendati Syaikhu berasal dari Cirebon, namun ketertarikan secara emosional tetap harus didongkrak.

Hal itu tidak terlepas dari Pantura yang juga basis massa tradisiobal PDIP dan PKB.

Pasangan ASYIK harus menggedor mesin partai supaya optimal mengenalkan visi misinya, khususnya yang berkaitan dengan kesejahteraan dan kesetaraan pembangunan masyarakat Pantura.

“Gerindra memiliki keuntungan karena karakteristik Pantura itu cenderung nasionalis. Paling penting jangan sampai timbul isu provinsi baru dengan tawaran program pembangunan yang setara wilayah lain,” jelasnya.

Dia mengakui bahwa kawasan Pantura sangat strategis untuk memenangkan Pilgub Jabar. Karena itu, seluruh kandidat akan bertempur cukup ramai di kawasan ini.

“Tinggal beradu program saja, optimalisasi mesin partai.
Karena secara figur tidak ada satu pun yang diuntungkan. Hanya Akhmad Syaikhu dan Pak Tb Hasanudin yang memiliki keuntungan identitas,” bebernya.

(LIN)

Pemkot dan Kejari Kota Tasik Bangun Kerjasama Ciptakan Good Goverment

0
Malam Penghargaan TP4D Kejaksaan Negeri Kota Tasikmalaya (FOKUSJabar/Seda)
TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Untuk wujudkan Pemerintahan Kota Tasikmalaya yang good goverment dan clean goverment seluruh perangkat daerah harus saling bersinergi dalam pelaksanaan kegiatan.

Hal itu dikatakan Kepala Kejaksaan Negeri Kota Tasikmalaya Herdwi Witanto dalam acara pemberian penghargaan dari Tim Pengawalan, Pengamanan Pemerintah Dan Pembangunan Daerah (TP4D) Kejaksaan Negeri Kota Tasikmalaya kepada Pejabat di Lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya di gedung serba guna (GSG) Komplek Balaikota Tasikmalaya Selasa (06/03) malam ini yang dihadiri Walikota Tasikmalaya Budi Budiman serta pejabat di lingkungan Pemkot Tasikmalaya.

BACA JUGA:

Perekonomian Jabar Meningkat di Triwulan Pertama 2024

”Pengawalan dan pengamanan yang dilakukan TP4D terhadap pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pemkot Tasikmalaya untuk menciptakan dan menghadirkan rasa aman dan nyaman para pejabat dalam setiap pelaksanaan kegiatan fisik dan non fisik lainnya,”ungkapnya.

Herdwi menambahkan, banyaknya ketakutan dan kekwatiran para pemangku kebijakan atau pejabat dalam melaksanakan kegiatan yang menggunakan anggaran pemerintah karena selalu mendapatkan teror dan sorotan  dari berbagai pihak.

”Kita mau program TP4D ini memberikan rasa tenang dan aman bagi pejabat dalam melaksanakan kegiatan, TP4D mendorong percepatan pembangunan sehingga meningkatkan penyerapan anggaran,”tuturnya.

Sementara itu Walikota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, pengawasan dan pendampingan TP4D oleh Kejaksaan untuk memberikan dukungan agar pejabat dilingkungan Pemkot Tasikmalaya tidak takut dan kwatir lagi dalam melaksanakan kegiatan atau proyek yang menggunakan uang rakyat.

”Ini bentuk sinergitas Kejaksaan dan Pemkot Tasikmalaya dalam pelaksanaan percepatan pembangunan di daerah,” pungkasnya  (Seda)