spot_img
Sabtu 19 Juli 2025
spot_img
Beranda blog

KJA di Pantai Timur Pangandaran Melanggar Perda, DPRD Siap Tindak Tegas

0
Poto: Diskusi bersama pihak PT PBS, Masyarakat serta tokoh masyarakat Pangandaran.
Poto: Diskusi bersama pihak PT PBS, Masyarakat serta tokoh masyarakat Pangandaran.

PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran, Asep Noordin, menyoroti aktivitas Keramba Jaring Apung (KJA) yang beroperasi di kawasan Pantai Timur Pangandaran. Menurutnya, aktivitas tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Barat maupun Peraturan Bupati (Perbup) Pangandaran.

Hal itu disampaikannya usai melakukan peninjauan langsung ke lokasi KJA bersama tokoh masyarakat, anggota DPRD, dan pihak terkait, Kamis (18/7/2025).

Baca Juga: Berpotensi Rugikan Masyarakat Pangandaran, Ketua DPRD Minta Aktivitas KJA Disetop

Asep menjelaskan, Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2017 Pasal 42 mengatur mengenai pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, yang juga sejalan dengan ketentuan dalam Perbup Pangandaran Tahun 2014 dan 2016.

“Di Pasal 37 Perbup disebutkan zona industri, sementara Pasal 38 mengatur zona budidaya yang lokasinya berada di Parigi dan Cijulang. Artinya, kawasan Pantai Timur tidak termasuk zona budidaya, sehingga keberadaan KJA di sana bertentangan dengan aturan,” jelas Asep.

Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL)

Lebih lanjut, ia menegaskan setiap kegiatan di wilayah laut harus sesuai dengan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL).

“Kegiatan seperti KJA tidak boleh bertabrakan dengan tata ruang. Kami akan segera membentuk forum untuk menata ulang pemanfaatan ruang laut ini,” tambahnya.

Menurut Asep, KKPRL bukanlah izin usaha atau izin membangun, melainkan hanya izin lokasi. Maka dari itu, setiap ketidaksesuaian memerlukan pengkajian ulang secara teknis.

“Saya mendengar dari PSDKP (Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan), jika tidak ada kesesuaian antara pemanfaatan ruang dan peraturan, maka harus ada pengkajian ulang. Kita siap memfasilitasi kajian itu bersama masyarakat dan pemerintah daerah,” ungkapnya.

Selama proses pengkajian berlangsung, Asep meminta agar PT Pangandaran Bahari Sentosa (PBS) selaku pengelola KJA tidak melakukan aktivitas apapun di lokasi tersebut.

KJA Berpotensi Ganggu Konservasi dan Nelayan

Asep juga menyoroti dampak sosial dan lingkungan dari keberadaan KJA, mulai dari potensi gangguan terhadap kawasan konservasi, aktivitas wisata, hingga keresahan para nelayan.

“Tadi saya lihat langsung lokasi KJA, termasuk kedalamannya. Terjadi penumpukan aktivitas di satu titik yang memicu masalah dari berbagai sisi. Ini bisa menimbulkan persoalan sosial di tengah masyarakat,” tegasnya.

(Sajidin)

Retribusi Melempem, Wali Kota Tasikmalaya Dorong Optimalisasi PAD Lewat Inovasi

0
Ket foto : Rakor Evaluasi Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya bersama Pimpinan OPD dipimpin langsung Wali Kota Viman Alfarizi (fokusjabar/Seda)
Ket foto : Rakor Evaluasi Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya bersama Pimpinan OPD dipimpin langsung Wali Kota Viman Alfarizi (fokusjabar/Seda)

TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Hingga akhir triwulan II tahun 2025, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tasikmalaya belum menunjukkan hasil yang menggembirakan, khususnya dari sektor retribusi. Hal ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kota.

Dalam rapat koordinasi evaluasi pendapatan daerah yang digelar di Kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Tasikmalaya, Wali Kota Viman Alfarizi bersama Sekda Asep Goparullah dan para kepala dinas penghasil membahas capaian serta kendala pendapatan daerah.

Baca Juga: Hari Krida Pertanian ke-53, Tasikmalaya Dorong Inovasi dan Kedaulatan Pangan

“Rakor ini kita lakukan untuk mengevaluasi progres pencapaian pendapatan, sekaligus mencari solusi atas kendala yang dihadapi OPD penghasil,” ujar Viman kepada wartawan, Jumat (18/07/2025).

Dari hasil evaluasi, diketahui bahwa sektor pajak daerah telah menunjukkan kinerja cukup baik dengan capaian 50,55 persen dari target. Namun, sektor retribusi masih tertinggal jauh, baru mencapai 39,70 persen dari target triwulan II yang seharusnya minimal 50 persen.

Sektor Retribusi yang Masih Rendah

Beberapa jenis retribusi yang capaiannya masih rendah antara lain:

  • Retribusi Pelayanan Kesehatan di RSUD Dewi Sartika: 0,30%
  • Penyewaan tanah dan bangunan (Pemakaian Kekayaan Daerah): 17,73%
  • Pelayanan Kebersihan: 21,18%
  • Pelayanan Pasar/Kios: 26,28%
  • Pemakaian Ruangan Milik Daerah: 34,50%
  • Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum: 38,07%
  • Pelayanan Kesehatan di RSUD dr. Soekardjo: 38,28%

Viman menegaskan bahwa capaian rendah ini harus segera dibenahi. “Pendapatan dari sektor pajak sudah on the track, namun retribusi masih harus digenjot. Kita harus pastikan target triwulan III bisa tercapai,” katanya.

Ia juga meminta agar evaluasi ini bukan hanya menjadi ajang koreksi, melainkan momentum untuk memotivasi seluruh OPD dalam meningkatkan PAD. “Pendapatan daerah sangat vital untuk mendukung keberlanjutan pembangunan,” tegasnya.

Perlu Inovasi dan Digitalisasi

Lebih lanjut, Viman menjelaskan bahwa sekitar 75 persen APBD Kota Tasikmalaya masih bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat dan provinsi. Oleh karena itu, peningkatan PAD menjadi sebuah keharusan.

Salah satu upaya yang terbukti efektif adalah program “Musapahah” (Makan-Makanan Upload Struk Dapat Hadiah), yang mampu meningkatkan pendapatan sektor pajak secara signifikan.

“Inovasi dan digitalisasi pengelolaan pendapatan bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Program seperti Musapahah akan kita terapkan juga di sektor-sektor lain untuk mendorong peningkatan PAD,” pungkasnya.

(Seda)

RM Wangi Seruni, Nostalgia Rasa Masakan Rumah

0
RM. Wangi Seruni
RM. Wangi Seruni yang tidak hanya menggoda dengan wangi rempah, tetapi juga wangi kenangan makan siang di rumah.

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Masakan rumah yang sederhana, justru meninggalkan kenangan tak terlupakan bahkan kerap ingin selalu dikenang. Terlebih saat berada di tengah hiruk pikuk kota yang memaksa rasa ingin mengulang.

Ada aroma yang sulit dijelaskan ketika duduk di meja makan rumah. Di Kota Bandung ada RM. Wangi Seruni yang tidak hanya menggoda dengan wangi rempah, tetapi juga wangi kenangan makan siang di rumah.

Rumah makan yang berdiri di Jalan Cimanuk No. 42, Bandung Wetan ini memang tak dibungkus kemewahan atau dekorasi megah. Tapi justru di situlah kekuatannya. Kesederhanaan yang tulus, seperti masakan seorang ibu yang tak pernah berharap pujian, hanya ingin anak-anaknya kenyang dan bahagia.

RM Wangi Seruni
RM. Wangi Seruni yang tidak hanya menggoda dengan wangi rempah (ist)

BACA JUGA: Colok Gembrung Makanan Khas Ciamis Siap Bersaing di Pasar Modern

“Ini semua berawal dari resep ibu saya,” kata Runy Hut Riantoro Bangkit, pemilik RM. Wangi Seruni, saat ditemui di sela kesibukannya. “Saya hanya mengembangkan sedikit agar bisa dinikmati banyak orang,” kata dia menambahkan.

Dan nyatanya, banyak orang datang. Bukan hanya dari Bandung, tapi juga Jakarta. Bahkan berdasarkan catatan internal mereka, 50 persen pengunjung berasal dari ibu kota. Tak heran jika Runy mulai mempertimbangkan untuk membuka cabang di sana. Tapi, katanya, “semua pelan-pelan saja.”

Tempat Bersantap yang Nyaman untuk Semua Generasi

RM. Wangi Seruni punya ruangan luas, kursi yang cukup banyak, bahkan ruang privat bagi keluarga besar. Tempat ini terasa akrab dan tidak mengintimidasi. Anak-anak bisa duduk nyaman, orang tua bisa bercengkerama tenang.

Tak jauh dari Gedung Sate dan PUSDAI, lokasi rumah makan ini pun sangat strategis, mudah dijangkau siapa saja yang ingin makan enak setelah urusan kantor, kegiatan ibadah, atau sekadar rehat dari padatnya lalu lintas Bandung.

Ayam Pejantan hingga Sop Kepala Ikan Utuh

Mereka yang pertama kali datang biasanya jatuh cinta pada Ayam Goreng Seruni. Gurih, empuk, dan memakai ayam pejantan pilihan dari suplier bersertifikasi halal. Harganya? Hanya Rp32 ribu.

Tapi cerita sebenarnya dimulai ketika pesanan Sop Kepala Ikan Kakap Honje datang ke meja. Kepala ikan kakap itu disajikan utuh, tanpa dipotong. Aroma honje yang khas langsung menguar, menghangatkan udara di sekitar. Ini bukan sop biasa. Ini pengalaman makan yang jujur dan tak terlupakan. Untuk seporsi hidangan spesial ini, cukup merogoh kocek Rp55 ribu saja.

Menu lainnya pun tak kalah menggoda:

  • Sop Seruni Rp35 ribu
  • Sop Ikan Kakap Honje Rp40 ribu
  • Tumis Bunga Bawang Rp17 ribu
  • Tahu Lontong Rp17 ribu
  • Perkedel (isi 3) Rp10 ribu
  • Soto Seruni (menu baru) Rp35 ribu
  • Tumis Lember Rp17 ribu

Dengan harga yang sangat terjangkau, satu keluarga bisa makan kenyang tanpa khawatir dompet jebol.

Tak Muluk-Muluk, Tapi Penuh Cita Rasa

“Kami tidak punya ekspektasi macam-macam. Enggak juga harus ‘wah ini enak banget’ kami hanya berharap orang datang dan makan dengan nyaman. Kalau pulang sambil bilang ‘enak juga ya’. Itu sudah cukup buat kami,” kata dia.

Justru dari pernyataan itu, terasa bahwa RM. Wangi Seruni dibangun bukan hanya dengan resep, tapi juga rasa. Rasa ingin menghadirkan makanan yang bisa jadi ruang aman bagi siapa saja yang rindu rumah.

Jika suatu hari Anda berada di Bandung dan ingin merasakan masakan rumahan yang sesungguhnya dengan nyaman, RM. Wangi Seruni bisa jadi pilihan.

(LIN)

Seorang ART Ditemukan Meninggal Dunia di Kamar Majikannya di Ciamis

0
Ketpot: Tim Inafis saat berada di lokasi penemuan Turiah yang meninggal di kamar
Ketpot: Tim Inafis saat berada di lokasi penemuan Turiah yang meninggal di kamar

CIAMIS,FOKUSJabar.id:Turiah (58), seorang asisten rumah tangga (ART) asal Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, ditemukan meninggal dunia di kamar rumah majikannya, Dini Wahdianawati, yang terletak di Jalan Ir. H. Juanda, Kelurahan Ciamis, Kabupaten Ciamis.

Kapolsek Ciamis Kota, Kompol Alan Dahlan, mengungkapkan bahwa laporan penemuan jenazah diterima oleh petugas piket Polsek Ciamis dan Tim Reskrim Polres Ciamis, Jumat pagi (18/7/2025).

Baca Juga: Ngabungbang dan Mopoek Lembur Hidupkan Kembali Kearifan Lokal Ciamis

“Setelah menerima laporan, petugas kami langsung menuju lokasi kejadian untuk melakukan pengecekan,” jelas Kompol Alan.

Sesampainya di lokasi, petugas menemukan pintu kamar tempat korban biasa beristirahat dalam keadaan terkunci dari dalam. Dengan disaksikan pemilik rumah dan ketua RT setempat, petugas kemudian mendobrak pintu tersebut.

“Setelah pintu berhasil dibuka, korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa, terbaring terlentang di atas lantai kamar,” ujarnya.

Menurut keterangan, sebelum ditemukan, majikan korban sempat memanggil-manggil namun tidak mendapat respons. Setelah berulang kali memanggil dan tidak ada jawaban, akhirnya laporan pun dibuat kepada pihak berwajib.

“Jenazah korban sudah diserahkan kepada pihak keluarga di Kalipucang. Dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau hal mencurigakan lainnya,” tambahnya.

(Husen Maharaja)

Teh Medium Membangun Koneksi Sosial, Kultur dan Ekologis

0
teh
Peneliti Teh Sebut Teh Punya Penenang (LIN)

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Teh bukan sekadar minuman pelepas dahaga. Di tangan Prof. Keri Lestari Dandan, peneliti teh sekaligus pegiat konservasi menjadi jalan hidup, pelestarian lingkungan dan peluang ekonomi berkelanjutan bagi petani.

Lewat keterlibatannya bersama Paguyuban Grapeti (Gabungan Petani Teh Indonesia), dia mendorong transformasi cara pandang dari komoditas menjadi gaya hidup yang berakar pada tradisi dan keberlanjutan.

“Teh pilihan itu lebih tentang dengan siapa kita meminumnya,” kata Prof. Keri dalam sebuah Podcast Voice of Wellness bertajuk Teh dan Kesehatan di Kota Bandung, Jumat (18/7/2025).

teh
(LIN)

BACA JUGA:

Dusun Bambu Trail Run Tawarkan Keseruan Lari di Alam dan Hadiah Puluhan Juta

Bagi dirinya, teh adalah medium untuk membangun koneksi baik secara sosial, kultural maupun ekologis. Hal ini sejalan dengan misi Grapeti, yang membina para petani agar beralih dari praktik merusak lingkungan.

Seperti penebangan pohon, ke budidaya tanaman teh yang ramah alam dan bernilai ekonomi.

“Daripada kayunya ditebang, lebih baik kita berikan harapan lain. Teh bisa ditanam tanpa harus merusak hutan. Kopi bagus, tapi panennya hanya setahun sekali. Teh bisa dipetik berkala,” jelas dia.

Kini, berkat pembinaan tersebut, para petani yang tergabung dalam Grapeti mulai meninggalkan praktik penebangan pohon.

Mereka beralih ke produksi teh konservatif yang tetap memberi penghasilan tanpa merusak alam.

Terinspirasi Kebiasaan

Lebih dari itu, Prof. Keri juga menyoroti pentingnya inovasi dalam konsumsi. Terinspirasi dari kebiasaan suaminya yang menyukai teh kemasan manis, dia mengembangkan Teh Sephia, sebuah alternatif yang nikmat namun rendah gula.

BACA JUGA:

Madness Tour 2025 Hadirikan Kolaborasi 2 Generasi

“Kita perlu solusi untuk menghindari gula yang jahat,” kata dia.

Prof. Keri melihat tren positif dalam konsumsi teh di kalangan masyarakat Indonesia. Minuman ini tak lagi hanya dikaitkan dengan es teh manis. Namun mulai menjadi bagian dari gaya hidup modern yang menekankan relaksasi dan mindfulness.

“Minuman ini mengandung zat yang bisa membuat kita tenang dan rehat sejenak,” kata dia.

Dia mengangkat nilai budaya. Seperti upacara minum teh di Jepang atau tradisi Tiongkok yang menjadikan sebagai souvenir pernikahan.

“Teh adalah tradisi luar biasa yang lahir di Tiongkok dan kini mendunia,” kata dia.

Indonesia pun tak kalah kaya. Negeri ini memiliki white tea, salah satu jenis premium yang dihargai tinggi di pasar global.

BACA JUGA:

SheHacks 2025, Indosat Siap Dorong Pemberdayaan Perempuan Dalam Kesetaraan Digital

“White tea Indonesia itu mahal karena cara memetik dan mengolahnya sangat khusus,” tutur Prof. Keri.

(LIN)

Tawarkan Peluang Bisnis, IFBC 2025 Targetkan  Transaksi Rp500 M

0
bisnis
Pameran Peluang Bisnis IFCB Targetkan Tarik 6 ribu pengunjung (LIN)

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pameran pelang usaha terbesar di Indonesia, Info Franchise & Business Concept (IFBC) 2025 digelar di Kota Bandung.

Pameran bertajuk ‘Energizing Enterpreneurship’ ini digelar sejak Jumat 18 Juli hingga Minggu 20 Juli 2025 di Graha Manggala Siliwangi.

Pameran edisi 173 sejak 2006 ini pun , menargetkan transaksi spektakuler hingga Rp500 miliar selama tiga hari. Acara yang digelar Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) bersama Neo Expo Promosindo kali ini menghadirkan 96 merek dari berbagai sektor.

“Bandung menjadi kota kunci dalam rangkaian roadshow kami. Antusiasme masyarakat sangat tinggi, bahkan hotline dan pemesanan tiket melonjak drastis. Kami optimistis target transaksi Rp500 milyar bisa tercapai,”kata Fredy Ferdianto, Public Relations PT Neo Expo Promosindo, Jumat (18/7/2025).

bisnis
Pameran Peluang Bisnis IFCB Targetkan Tarik 6 ribu pengunjung (ist)

Terlebih pihaknya menargetkan mampu menarik lebih dari 6 ribu pengunjung untuk selanjutnya ditawarkan pilihan bisnis. Pengunjung diberikan penawaran, seperti waralaba, kemitraan, agen, hingga peluang investasi lainnya.

“Banyak di antaranya dilengkapi dengan promo khusus selama pameran berlangsung,” kata dia.

BACA JUGA: bank bjb Raih Penghargaan Infobank Atas Transformasi Bisnisnya

Fredy menyebut akan ada ratusan peluang usaha ditawarkan di pameran ini. Sehingga IFBC 2025 menjadi ajang strategis bagi berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, pensiunan, hingga ibu rumah tangga, yang ingin memulai atau mengembangkan bisnisnya.

“Inilah ‘pasar inspirasi’ untuk wirausaha masa depan,”kata Fredy.

Salah satu yang paling menarik perhatian adalah Indomaret, yang membawa lini bisnis seperti Indogrosir, TMI, dan Warung Modern. Mereka memberikan diskon investasi besar-besaran dari Rp36 juta menjadi hanya Rp18 juta khusus bagi calon mitra yang mendaftar langsung di lokasi.

Manajer Promosi and growth Indomarco Margaret  menyebut ada promo tertentu selama pameran. Sehingga calon mitra yang mendaftar di lokasi mendapat diskon investasi yang fantastis

“Saat ini Indomart memiliki 23 ribu gerai di seluruh Indonesia dan ditargetkan menambah 500 gerai,” kata Margaret.

Edukasi Memilih Peluang

Sementara itu, Ketua AFI Anang Sukandar menekankan pentingnya edukasi dalam memilih peluang waralaba. Meski sistem franchise sudah lama dikenal di Indonesia, masih banyak pelaku usaha yang kurang memahami prinsip dasarnya.

“Jangan asal pilih bisnis. Efisiensi, efektivitas, dan standarisasi sangat penting. Negara-negara seperti Korea dan Malaysia justru lebih agresif mengembangkan sistem ini dibanding kita,” kata Anang.

Dia juga menyoroti pentingnya inovasi berkelanjutan agar bisnis mampu bertahan dalam jangka panjang. Inovasi menurutnya bukan hanya soal produk, tapi juga mencakup tampilan, kemasan, hingga layanan pelanggan.

“Pelaku usaha harus terus berinovasi. Tanpa itu, bisnis bisa runtuh kapan saja,” kata dia.

Berikut Sektor Usaha di IFBC 2025 Bandung:

  • Retail & Minimarket: Alfamart, Indomaret, Indogrosir, TMI
  • Kuliner Kekinian:  Kopi dari Hati, Joomba, Misnow, Mo Juice, Es Teler Kapten
  • Makanan Lokal & Modern:  Nasi Goreng Lidah Mertua, Si Kriuk, Kanemura, Burger Bangor, Warteg Bahari, Tahu Run, Kentang Pasta.
  • Laundry & Otomotif:  Maytag, Netto Laundromat, Vivo Carwash, Autoone
  • Kesehatan & Kecantikan: Dawa Herbal, Skinpedia, Barberpedia, Luvenza
  • Pendidikan & Kreatif: Ohxem Edu, Sarosa Consulting, Unpar Inkubator Bisnis:
  • Lifestyle & Digital: Vapesmart, Curves, Shoessmart, Verona Appliances

(LIN)

Ngabungbang dan Mopoek Lembur Hidupkan Kembali Kearifan Lokal Ciamis

0
Ngabungbang dan Mopoek Lembur Hidupkan Kembali Kearifan Lokal Ciamis
Ngabungbang dan Mopoek Lembur Hidupkan Kembali Kearifan Lokal Ciamis

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Di tengah arus modernisasi yang kian deras, warga Kabupaten Ciamis masih menjaga nyala tradisi warisan leluhur. Dua di antaranya adalah Ngabungbang dan Mopoek Lembur, ritual budaya yang sarat makna spiritual dan filosofi kehidupan.

Ngabungbang: Renungan dalam Sunyi di Situs Bersejarah

Ngabungbang adalah sebuah ritual kontemplatif yang sudah berjalan turun-temurun oleh masyarakat Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing. Dulu, tradisi ini biasa dilakukan di pertemuan dua aliran sungai yakni Sungai Citanduy dan Sungai Cimuntur, tepat di kawasan Situs Cagar Budaya Karangkamulyan.

Baca Juga: Satu Siswa, Seribu Harapan, SMK Yasira Ciamis Tetap Mengabdi untuk Masa Depan Pendidikan

Namun, mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan kenyamanan, lokasi pelaksanaan kini bergeser ke tempat yang lebih representatif, yakni aula tether, meskipun suasana khidmat tetap terjaga.

Dalam prosesi Ngabungbang, warga duduk bersila dalam keheningan, menyatu dengan alam, tanpa lampu listrik, hanya cahaya remang seadanya. Ini bukan sekadar acara budaya, melainkan juga perjalanan batin, sebagai wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta.

“Acara Ngabungbang telah kami laksanakan beberapa waktu lalu,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Ciamis, Dian Budiana.

Mopoek Lembur: Menyambung Jiwa dengan Leluhur

Selain Ngabungbang, kegiatan Mopoek Lembur juga akan digelar oleh masyarakat Desa Bangbayang, Kecamatan Cipaku, pada akhir pekan ini (Sabtu-Minggu). Tradisi ini memiliki semangat serupa merenung, menyepi, dan merefleksikan diri atas karunia hidup yang telah Tuhan berikan.

“Baik Ngabungbang maupun Mopoek Lembur, tujuannya sama: mengingatkan bahwa kita ini ciptaan Allah SWT yang harus selalu bersyukur,” ujar Dian.

Kedua kegiatan ini adalah bentuk nyata dari pelestarian nilai-nilai budaya dan spiritualitas lokal yang mulai langka di tengah hiruk pikuk zaman modern.

Merawat Budaya, Menyuburkan Rasa Syukur

Dian menegaskan, acara seperti ini bukan sekadar seremoni, tapi merupakan warisan budaya yang perlu terus dirawat dan dikenalkan pada generasi muda.

“Inti dari semua ini adalah wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat kehidupan,” tegasnya.

Lebih dari sekadar ritual, Ngabungbang dan Mopoek Lembur adalah cermin peradaban yang menjunjung tinggi hubungan manusia dengan alam, sesama, dan Sang Pencipta. Tradisi ini adalah napas kearifan lokal yang terus hidup dan tumbuh, mengakar kuat di hati masyarakat Ciamis.

(Husen Maharaja)