spot_img
Minggu 20 Juli 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 3

Tawarkan Peluang Bisnis, IFBC 2025 Targetkan  Transaksi Rp500 M

0
bisnis
Pameran Peluang Bisnis IFCB Targetkan Tarik 6 ribu pengunjung (LIN)

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pameran pelang usaha terbesar di Indonesia, Info Franchise & Business Concept (IFBC) 2025 digelar di Kota Bandung.

Pameran bertajuk ‘Energizing Enterpreneurship’ ini digelar sejak Jumat 18 Juli hingga Minggu 20 Juli 2025 di Graha Manggala Siliwangi.

Pameran edisi 173 sejak 2006 ini pun , menargetkan transaksi spektakuler hingga Rp500 miliar selama tiga hari. Acara yang digelar Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) bersama Neo Expo Promosindo kali ini menghadirkan 96 merek dari berbagai sektor.

“Bandung menjadi kota kunci dalam rangkaian roadshow kami. Antusiasme masyarakat sangat tinggi, bahkan hotline dan pemesanan tiket melonjak drastis. Kami optimistis target transaksi Rp500 milyar bisa tercapai,”kata Fredy Ferdianto, Public Relations PT Neo Expo Promosindo, Jumat (18/7/2025).

bisnis
Pameran Peluang Bisnis IFCB Targetkan Tarik 6 ribu pengunjung (ist)

Terlebih pihaknya menargetkan mampu menarik lebih dari 6 ribu pengunjung untuk selanjutnya ditawarkan pilihan bisnis. Pengunjung diberikan penawaran, seperti waralaba, kemitraan, agen, hingga peluang investasi lainnya.

“Banyak di antaranya dilengkapi dengan promo khusus selama pameran berlangsung,” kata dia.

BACA JUGA: bank bjb Raih Penghargaan Infobank Atas Transformasi Bisnisnya

Fredy menyebut akan ada ratusan peluang usaha ditawarkan di pameran ini. Sehingga IFBC 2025 menjadi ajang strategis bagi berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, pensiunan, hingga ibu rumah tangga, yang ingin memulai atau mengembangkan bisnisnya.

“Inilah ‘pasar inspirasi’ untuk wirausaha masa depan,”kata Fredy.

Salah satu yang paling menarik perhatian adalah Indomaret, yang membawa lini bisnis seperti Indogrosir, TMI, dan Warung Modern. Mereka memberikan diskon investasi besar-besaran dari Rp36 juta menjadi hanya Rp18 juta khusus bagi calon mitra yang mendaftar langsung di lokasi.

Manajer Promosi and growth Indomarco Margaret  menyebut ada promo tertentu selama pameran. Sehingga calon mitra yang mendaftar di lokasi mendapat diskon investasi yang fantastis

“Saat ini Indomart memiliki 23 ribu gerai di seluruh Indonesia dan ditargetkan menambah 500 gerai,” kata Margaret.

Edukasi Memilih Peluang

Sementara itu, Ketua AFI Anang Sukandar menekankan pentingnya edukasi dalam memilih peluang waralaba. Meski sistem franchise sudah lama dikenal di Indonesia, masih banyak pelaku usaha yang kurang memahami prinsip dasarnya.

“Jangan asal pilih bisnis. Efisiensi, efektivitas, dan standarisasi sangat penting. Negara-negara seperti Korea dan Malaysia justru lebih agresif mengembangkan sistem ini dibanding kita,” kata Anang.

Dia juga menyoroti pentingnya inovasi berkelanjutan agar bisnis mampu bertahan dalam jangka panjang. Inovasi menurutnya bukan hanya soal produk, tapi juga mencakup tampilan, kemasan, hingga layanan pelanggan.

“Pelaku usaha harus terus berinovasi. Tanpa itu, bisnis bisa runtuh kapan saja,” kata dia.

Berikut Sektor Usaha di IFBC 2025 Bandung:

  • Retail & Minimarket: Alfamart, Indomaret, Indogrosir, TMI
  • Kuliner Kekinian:  Kopi dari Hati, Joomba, Misnow, Mo Juice, Es Teler Kapten
  • Makanan Lokal & Modern:  Nasi Goreng Lidah Mertua, Si Kriuk, Kanemura, Burger Bangor, Warteg Bahari, Tahu Run, Kentang Pasta.
  • Laundry & Otomotif:  Maytag, Netto Laundromat, Vivo Carwash, Autoone
  • Kesehatan & Kecantikan: Dawa Herbal, Skinpedia, Barberpedia, Luvenza
  • Pendidikan & Kreatif: Ohxem Edu, Sarosa Consulting, Unpar Inkubator Bisnis:
  • Lifestyle & Digital: Vapesmart, Curves, Shoessmart, Verona Appliances

(LIN)

Ngabungbang dan Mopoek Lembur Hidupkan Kembali Kearifan Lokal Ciamis

0
Ngabungbang dan Mopoek Lembur Hidupkan Kembali Kearifan Lokal Ciamis
Ngabungbang dan Mopoek Lembur Hidupkan Kembali Kearifan Lokal Ciamis

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Di tengah arus modernisasi yang kian deras, warga Kabupaten Ciamis masih menjaga nyala tradisi warisan leluhur. Dua di antaranya adalah Ngabungbang dan Mopoek Lembur, ritual budaya yang sarat makna spiritual dan filosofi kehidupan.

Ngabungbang: Renungan dalam Sunyi di Situs Bersejarah

Ngabungbang adalah sebuah ritual kontemplatif yang sudah berjalan turun-temurun oleh masyarakat Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing. Dulu, tradisi ini biasa dilakukan di pertemuan dua aliran sungai yakni Sungai Citanduy dan Sungai Cimuntur, tepat di kawasan Situs Cagar Budaya Karangkamulyan.

Baca Juga: Satu Siswa, Seribu Harapan, SMK Yasira Ciamis Tetap Mengabdi untuk Masa Depan Pendidikan

Namun, mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan kenyamanan, lokasi pelaksanaan kini bergeser ke tempat yang lebih representatif, yakni aula tether, meskipun suasana khidmat tetap terjaga.

Dalam prosesi Ngabungbang, warga duduk bersila dalam keheningan, menyatu dengan alam, tanpa lampu listrik, hanya cahaya remang seadanya. Ini bukan sekadar acara budaya, melainkan juga perjalanan batin, sebagai wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta.

“Acara Ngabungbang telah kami laksanakan beberapa waktu lalu,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Ciamis, Dian Budiana.

Mopoek Lembur: Menyambung Jiwa dengan Leluhur

Selain Ngabungbang, kegiatan Mopoek Lembur juga akan digelar oleh masyarakat Desa Bangbayang, Kecamatan Cipaku, pada akhir pekan ini (Sabtu-Minggu). Tradisi ini memiliki semangat serupa merenung, menyepi, dan merefleksikan diri atas karunia hidup yang telah Tuhan berikan.

“Baik Ngabungbang maupun Mopoek Lembur, tujuannya sama: mengingatkan bahwa kita ini ciptaan Allah SWT yang harus selalu bersyukur,” ujar Dian.

Kedua kegiatan ini adalah bentuk nyata dari pelestarian nilai-nilai budaya dan spiritualitas lokal yang mulai langka di tengah hiruk pikuk zaman modern.

Merawat Budaya, Menyuburkan Rasa Syukur

Dian menegaskan, acara seperti ini bukan sekadar seremoni, tapi merupakan warisan budaya yang perlu terus dirawat dan dikenalkan pada generasi muda.

“Inti dari semua ini adalah wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat kehidupan,” tegasnya.

Lebih dari sekadar ritual, Ngabungbang dan Mopoek Lembur adalah cermin peradaban yang menjunjung tinggi hubungan manusia dengan alam, sesama, dan Sang Pencipta. Tradisi ini adalah napas kearifan lokal yang terus hidup dan tumbuh, mengakar kuat di hati masyarakat Ciamis.

(Husen Maharaja)

Satu Siswa, Seribu Harapan, SMK Yasira Ciamis Tetap Mengabdi untuk Masa Depan Pendidikan

0
SMK Yasira tetap berkomitmen untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar sesuai kurikulum dan peraturan yang berlaku
SMK Yasira tetap berkomitmen untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar sesuai kurikulum dan peraturan yang berlaku

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Di tengah gegap gempita penerimaan siswa baru tahun ajaran 2025, SMK Yasira yang terletak di pinggir jalan Ciamis – Banjar, tepatnya di Desa Pamalayan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, mencatat hal yang luar biasa sekaligus mengundang keprihatinan, hanya satu siswa baru yang mendaftar dan diterima di sekolah tersebut.

Satu-satunya peserta didik baru itu merupakan lulusan MTs dan warga lokal. Meski hanya seorang, pihak sekolah tidak menyerah pada keadaan.

Baca Juga: Aksi Unik Damkar Ciamis, Angkut Kulkas ke Lantai Dua Lewat Jendela

Sekolah Tak Pernah Menolak Siapa Pun yang Ingin Belajar
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Meliya Pujianti, membenarkan bahwa tahun ini SMK Yasira hanya mendapat satu siswa baru.

“Kami hanya menerima satu siswa baru untuk tahun ajaran 2025 ini,” ujar Meliya, Jumat (18/7/2025).

Ia mengungkapkan bahwa pihak sekolah telah berupaya maksimal dalam melakukan promosi ke berbagai SMP dan MTs, baik secara langsung maupun melalui penyebaran pamflet. Namun hasilnya belum membuahkan peningkatan jumlah pendaftar.

“Kami sudah lakukan segala upaya, tapi inilah hasilnya,” ucapnya dengan nada ikhlas.

Satu Murid, Kelas Tetap Hidup


Meski hanya memiliki satu siswa baru, SMK Yasira tetap berkomitmen untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar sesuai kurikulum dan peraturan yang berlaku. Bahkan, sekolah justru menaruh perhatian lebih untuk membangun semangat dan motivasi siswa tersebut.

“Kami tetap berikan semangat pada siswa baru itu. Meski belum ada teman sekelasnya, dia tetap kami didik dengan sepenuh hati,” kata Meliya.

Saat ini, SMK Yasira masih memiliki 13 siswa dari angkatan sebelumnya, dan seluruh proses pembelajaran akan terus berjalan seperti biasa.

Jurusan Langka yang Menjanjikan: Tata Busana


SMK Yasira memiliki jurusan Tata Busana, yang menurut Meliya, merupakan bidang yang jarang tersedia namun sangat menjanjikan untuk masa depan.

“Fashion selalu berubah dan berkembang cepat. Jadi peluang untuk menjadi desainer atau pelaku industri kreatif sangat terbuka lebar,” jelasnya.

Meliya berharap, siswa tunggal tersebut bisa betah hingga lulus dan kelak menjadi inspirasi bagi orang lain.

“Semoga ia betah di sini, dan bisa tumbuh bersama kakak-kakak kelasnya,” ucap Meliya penuh harap.

Butuh Dukungan Pemerintah dan Masyarakat


Melihat kondisi ini, Meliya pun berharap dukungan dari pemerintah, agar SMK Yasira tetap bisa bertahan dan berkembang. Ia juga menginformasikan bahwa tidak ada pungutan SPP bagi siswa. Hanya seragam jas almamater dan olahraga yang perlu dibeli secara mandiri.

“Sekolah kami gratis. Hanya baju almamater dan seragam olahraga saja yang dibeli. Kami mohon pemerintah lebih memperhatikan,” ujarnya.

Satu Sekolah Lain Kini Mati Suri

Sebagai catatan tambahan, selain SMK Yasira, SMK Darul Falah sekolah hibah Gubernur Jawa Barat tahun 2011 yang berada di Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing kini tidak lagi beroperasi. Pantauan di lapangan menunjukkan kondisi bangunan sekolah tersebut terbengkalai, rusak, dan dipenuhi rumput liar. Bahkan, plafon bagian dalam sudah menjadi sarang kelelawar.

Situasi ini mencerminkan tantangan besar dunia pendidikan kejuruan di daerah, khususnya di wilayah pedesaan, yang kerap luput dari perhatian meski potensinya sangat besar.

(Husen Maharaja)

Berpotensi Rugikan Masyarakat Pangandaran, Ketua DPRD Minta Aktivitas KJA Disetop

0
Poto: Ketua DPRD Pangandaran, Asep Noordin.
Poto: Ketua DPRD Pangandaran, Asep Noordin.

PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Polemik seputar keberadaan Keramba Jaring Apung (KJA) milik PT PBS di kawasan Pantai Timur Pangandaran terus mengemuka. Untuk memastikan kondisi di lapangan, Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran, Asep Noordin, turun langsung ke lokasi KJA, Kamis (18/7/2025).

Dari hasil tinjauan tersebut, Asep menemukan sejumlah persoalan yang patut menjadi perhatian serius, terutama terkait aspek konservasi, aktivitas wisata, dan kelangsungan hidup nelayan lokal.

BACA JUGA: Audensi DPD IWOI Garut-Diskominfo Berujung Ricuh

“Tadi saya lihat langsung, baik kedalaman KJA maupun aktivitas di sekitarnya. Terjadi penumpukan fungsi di kawasan tersebut yang bisa menimbulkan persoalan sosial,” ujar Asep usai kunjungan lapangan.

Tumpang Tindih Aktivitas di Laut Pangandaran

Menurut Asep, keberadaan KJA di titik tersebut berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan dan gangguan, bukan hanya bagi sektor wisata, tetapi juga terhadap aktivitas nelayan dan kelestarian lingkungan.

“Kami khawatir hal ini berdampak serius terhadap kenyamanan, keamanan, dan ekonomi masyarakat sekitar,” tegasnya.

Ia pun menilai bahwa aktivitas KJA tersebut melanggar regulasi, karena berada di zona yang seharusnya tunduk pada Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Barat dan Peraturan Bupati Pangandaran.

“Kita akan bersurat dan meminta kajian ulang. Aktivitas di lokasi tersebut sebaiknya dihentikan sementara sebelum menimbulkan dampak yang lebih besar,” tandas Asep.

PT PBS: Sudah 6 Tahun Beroperasi, Tak Pernah Ada Masalah

Sementara itu, pihak perusahaan, melalui Pemimpin PT PBS Fiarnafi, membantah jika operasional KJA mereka telah mengganggu masyarakat atau sektor lain.

“Sebenarnya yang terganggu itu di mana? Kalau memang ada, mari kita lihat dan evaluasi bersama,” katanya.

Fiarnafi pun mengungkapkan keheranannya atas munculnya polemik ini, mengingat KJA milik perusahaannya sudah beroperasi sejak 2019 tanpa keluhan signifikan.

“Sudah enam tahun kami berjalan. Tidak pernah ada yang merasa terganggu. Mengapa baru sekarang dipermasalahkan?” ujar Fiarnafi.

Menanti Titik Temu: Konservasi, Wisata, dan Ekonomi Lokal

Di tengah tarik ulur kepentingan antara pelaku usaha, masyarakat, dan pemerintah, muncul harapan agar persoalan ini bisa terselesaikan melalui dialog, kajian ilmiah, dan kebijakan yang berpihak pada lingkungan dan kesejahteraan masyarakat Pangandaran.

Ketegasan DPRD dan keterbukaan pihak perusahaan membuka ruang bagi solusi jangka panjang agar laut Pangandaran tetap lestari, ekonominya tumbuh, dan masyarakatnya tidak merugi.

(Sajidin)

Erwin Dorong Pemerataan Bantuan Pendidikan ke Sekolah Swasta

0
Wakil Wali Kota Bandung Erwin
Wakil Wali Kota Bandung Erwin

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota Bandung kembali menegaskan komitmennya dalam mewujudkan pendidikan yang adil dan merata bagi seluruh warganya. Tak hanya bagi siswa di sekolah negeri, Pemkot kini tengah mendorong agar siswa kurang mampu yang bersekolah di lembaga pendidikan swasta pun bisa mengakses pendidikan gratis.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menyampaikan bahwa pemerintah tidak boleh membedakan layanan pendidikan berdasarkan jenis sekolah. Semua anak, kata dia, berhak mendapatkan akses pendidikan yang layak, terlepas dari latar belakang ekonomi maupun jenis sekolah yang mereka pilih.

“Sekolah negeri sudah gratis. Tapi saya minta agar bantuan RMP (Rekomendasi Masyarakat Penerima) juga diberikan kepada siswa yang sekolah di swasta. Jangan hanya untuk yang di negeri saja,” ujar Erwin saat ditemui Jumat (17/7/2025).

Saat ini tercatat ada sekitar 13.500 siswa penerima RMP, dan Pemkot berencana memperluas jangkauannya agar anak-anak dari keluarga kurang mampu di sekolah swasta tidak tertinggal.

Baca Juga: Sebanyak 85.167 Keluarga Kota Bandung Dapat Bantuan Pangan Cadangan Pemerintah

Pembiayaan dari APBD dan Kolaborasi dengan Sektor Swasta

Langkah ini sejalan dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menegaskan pentingnya pemerataan hak atas pendidikan. Untuk merealisasikannya, Pemkot Bandung akan memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta menjalin kolaborasi dengan dunia usaha melalui skema CSR (Corporate Social Responsibility).

Erwin menekankan bahwa masih banyak anak dari keluarga tidak mampu yang tidak tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), sehingga mereka luput dari bantuan.

“Ada yang tidak masuk DTKS tapi jelas hidupnya susah. Mereka juga harus mendapat bantuan. Ini soal keadilan,” katanya.

Sistem Verifikasi Berlapis: Dari RT Hingga Dinsos

Agar bantuan tepat sasaran, Pemkot akan menggunakan mekanisme verifikasi berlapis, yang melibatkan berbagai unsur di wilayah. Prosesnya mulai dari pengantar RT/RW, lalu ke kelurahan, proses verifikasi, lalu ke Dinas Sosial (Dinsos) untuk diproses lebih lanjut.

“Sistem ini seperti dulu, mulai dari bawah, supaya bisa benar-benar menyentuh anak-anak yang memang layak mendapatkan bantuan,” jelas Erwin.

Tak Ada Lagi Anak Bandung yang Tertinggal karena Biaya

Erwin menegaskan kebijakan ini bertujuan memastikan tak ada satu pun anak di Kota Bandung yang terhambat pendidikannya. Hanya karena persoalan biaya, baik di sekolah negeri maupun swasta.

“Kita ingin semua anak punya kesempatan yang sama. Pendidikan itu hak semua warga, bukan fasilitas terbatas,” tegasnya.

Dengan langkah ini, Pemerintah Kota Bandung tidak hanya menyentuh angka, tetapi juga menyentuh masa depan anak-anak yang menjadi harapan kota dan bangsa.

(Yusuf Mugni)

Bentuk Pemilih Cerdas Sejak Dini, Bawaslu Banjar Edukasi Siswa Lewat Teropong Pemilu

0
Caption: Anggota Bawaslu Kota Banjar Wahidan berikan materi meningkatkan kesadaran dan partisipasi politik masyarakat
Caption: Anggota Bawaslu Kota Banjar Wahidan berikan materi meningkatkan kesadaran dan partisipasi politik masyarakat

BANJAR,FOKUSJabar.id: Dalam upaya membangun kesadaran politik masyarakat sejak dini, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Banjar mencanangkan Program Teropong Pemilu yang kali ini menyasar para pemilih pemula di lingkungan pendidikan. Kegiatan edukatif ini digelar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Banjar, Jumat (18/07/2025), sebagai bagian dari strategi jangka panjang mewujudkan demokrasi yang sehat dan berintegritas.

Anggota Bawaslu Kota Banjar, Wahidan, menyampaikan meski saat ini bukan masa tahapan pemilu, program pendidikan politik harus tetap dijalankan agar kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, terus terasah.

“Justru di masa non-tahapan seperti sekarang inilah waktu yang paling tepat untuk membangun ekosistem demokrasi yang kuat. Mulai dari pemilih yang cerdas, rasional, dan berintegritas,” ungkap Wahidan.

Baca Juga: Polres Banjar Bekali Siswa Baru SMPN 3 dengan Edukasi Anti-Bullying

Menanamkan Nilai Demokrasi Sejak Bangku Sekolah


Program ini bertujuan agar para pemilih pemula yang kelak akan menentukan masa depan bangsa, tidak hanya menggunakan hak pilihnya, tapi juga memahami esensi demokrasi dan ikut mengawasi jalannya pemerintahan hasil pemilu.

“Kesadaran warga untuk mengawasi tidak hanya saat pemilu berlangsung. Tapi juga dalam mengawal kinerja pemerintah hasil dari proses demokrasi itu sendiri, sangat penting,” tambahnya.

Awasi Bersama, Jaga Data Pemilih Berkualitas


Selain menyasar pendidikan politik, Wahidan juga menegaskan saat ini Bawaslu Kota Banjar tengah mengawasi proses Pemutakhiran Daftar Pemilih Berkelanjutan (PDPB) oleh KPU. Proses ini penting untuk menjamin bahwa Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Pemilu 2029 nanti benar-benar akurat dan mutakhir.

“Kita semua bisa berperan. Mari awasi bersama agar proses ini berjalan transparan dan hasilnya berkualitas,” ajaknya.

Dengan program seperti Teropong Pemilu, Bawaslu Banjar tidak hanya memperkuat pengawasan saat pemilu. Tetapi juga menanamkan budaya demokrasi dan partisipasi aktif sejak bangku sekolah. Sebuah langkah strategis untuk memastikan masa depan demokrasi Indonesia tetap terjaga oleh generasi yang sadar akan hak dan tanggung jawabnya.

(Agus)

Sebanyak 85.167 Keluarga Kota Bandung Dapat Bantuan Pangan Cadangan Pemerintah

0
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyalurkan bantuan pangan berupa beras kepada 85.167 keluarga penerima manfaat (KPM) dalam program Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang berasal dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). -Ist-
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyalurkan bantuan pangan berupa beras kepada 85.167 keluarga penerima manfaat (KPM) dalam program Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang berasal dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). -Ist-

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Di tengah upaya pemulihan ekonomi pascapandemi, Pemerintah Kota Bandung memberikan secercah harapan bagi warganya. Sebanyak 85.167 keluarga penerima manfaat (KPM) menerima bantuan pangan berupa beras, sebagai bagian dari program Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang disalurkan serentak di seluruh kelurahan Kota Bandung.

Program yang bersumber dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) ini merupakan bantuan untuk alokasi bulan Juni dan Juli 2025, dengan masing-masing keluarga menerima 20 kilogram beras, atau 10 kilogram per bulan yang disalurkan sekaligus.

Baca Juga: Dari Kolam Kosong ke Juara Dunia: Kisah Inspiratif Hartono Soekwanto dan Koi Legenda Mu-Lan

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, secara simbolis menyerahkan bantuan tersebut di Kelurahan Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Jumat (18/7/2025). Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa bantuan ini merupakan bentuk nyata kehadiran pemerintah dalam menjaga daya beli dan ketahanan pangan masyarakat.

“Bantuan ini adalah bentuk tanggung jawab dan kepedulian pemerintah. Tapi kami harap, bantuan ini digunakan sebagaimana mestinya, untuk konsumsi rumah tangga, bukan untuk diperjualbelikan atau dijadikan modal usaha,” tegas Farhan.

Bukan Sekadar Angka, Tapi Dukungan untuk Bangkit

Meski jumlah penerima bantuan tahun ini menurun dari 109.333 pada 2024 menjadi 85.167 KPM, Farhan menjelaskan hal ini bukan semata-mata indikator kemiskinan menurun drastis, melainkan hasil evaluasi dan penyesuaian data berdasarkan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSS).

“Masuk sebagai penerima bukan berarti tidak berdaya. Ini bentuk dukungan agar masyarakat bisa bangkit dan mengejar kesejahteraan yang lebih baik,” ujarnya.

Dengan estimasi harga beras Rp12.800 per kilogram, nilai bantuan ini setara dengan hampir Rp260.000 per keluarga. Kemudian harapannya mampu menjadi penyangga kebutuhan dasar selama masa sulit.

“Kita doakan agar bantuan ini menjadi berkah. Bukan hanya bagi keluarga penerima, tapi juga bagi Kota Bandung secara keseluruhan,” tambah Farhan.

Distribusi Tepat Sasaran: Ada Mekanisme Musyawarah Kelurahan

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, menyatakan penyaluran bantuan ditargetkan rampung sebelum 30 Juli 2025. Ia memastikan distribusi dilakukan dengan prinsip tertib, tepat sasaran, dan tuntas.

Jika ditemukan penerima yang tidak layak atau telah pindah domisili, Gin Gin menjelaskan bantuan bisa dialihkan melalui musyawarah kelurahan untuk menentukan warga yang lebih berhak menerima, terutama yang belum pernah mendapat bantuan seperti PKH atau BPNT.

“Kami memastikan tidak ada bantuan yang mubazir. Setiap kilogram beras harus sampai ke tangan yang tepat,” tegas Gin Gin.

Dengan semangat gotong royong dan kepedulian bersama, bantuan pangan ini menjadi simbol optimisme. Bahwasannya pemulihan ekonomi bisa dimulai dari dapur-dapur keluarga kecil di Kota Bandung.

(Yusuf Mugni)