spot_img
Senin 21 Juli 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 4

Satu Siswa, Seribu Harapan, SMK Yasira Ciamis Tetap Mengabdi untuk Masa Depan Pendidikan

0
SMK Yasira tetap berkomitmen untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar sesuai kurikulum dan peraturan yang berlaku
SMK Yasira tetap berkomitmen untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar sesuai kurikulum dan peraturan yang berlaku

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Di tengah gegap gempita penerimaan siswa baru tahun ajaran 2025, SMK Yasira yang terletak di pinggir jalan Ciamis – Banjar, tepatnya di Desa Pamalayan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, mencatat hal yang luar biasa sekaligus mengundang keprihatinan, hanya satu siswa baru yang mendaftar dan diterima di sekolah tersebut.

Satu-satunya peserta didik baru itu merupakan lulusan MTs dan warga lokal. Meski hanya seorang, pihak sekolah tidak menyerah pada keadaan.

Baca Juga: Aksi Unik Damkar Ciamis, Angkut Kulkas ke Lantai Dua Lewat Jendela

Sekolah Tak Pernah Menolak Siapa Pun yang Ingin Belajar
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Meliya Pujianti, membenarkan bahwa tahun ini SMK Yasira hanya mendapat satu siswa baru.

“Kami hanya menerima satu siswa baru untuk tahun ajaran 2025 ini,” ujar Meliya, Jumat (18/7/2025).

Ia mengungkapkan bahwa pihak sekolah telah berupaya maksimal dalam melakukan promosi ke berbagai SMP dan MTs, baik secara langsung maupun melalui penyebaran pamflet. Namun hasilnya belum membuahkan peningkatan jumlah pendaftar.

“Kami sudah lakukan segala upaya, tapi inilah hasilnya,” ucapnya dengan nada ikhlas.

Satu Murid, Kelas Tetap Hidup


Meski hanya memiliki satu siswa baru, SMK Yasira tetap berkomitmen untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar sesuai kurikulum dan peraturan yang berlaku. Bahkan, sekolah justru menaruh perhatian lebih untuk membangun semangat dan motivasi siswa tersebut.

“Kami tetap berikan semangat pada siswa baru itu. Meski belum ada teman sekelasnya, dia tetap kami didik dengan sepenuh hati,” kata Meliya.

Saat ini, SMK Yasira masih memiliki 13 siswa dari angkatan sebelumnya, dan seluruh proses pembelajaran akan terus berjalan seperti biasa.

Jurusan Langka yang Menjanjikan: Tata Busana


SMK Yasira memiliki jurusan Tata Busana, yang menurut Meliya, merupakan bidang yang jarang tersedia namun sangat menjanjikan untuk masa depan.

“Fashion selalu berubah dan berkembang cepat. Jadi peluang untuk menjadi desainer atau pelaku industri kreatif sangat terbuka lebar,” jelasnya.

Meliya berharap, siswa tunggal tersebut bisa betah hingga lulus dan kelak menjadi inspirasi bagi orang lain.

“Semoga ia betah di sini, dan bisa tumbuh bersama kakak-kakak kelasnya,” ucap Meliya penuh harap.

Butuh Dukungan Pemerintah dan Masyarakat


Melihat kondisi ini, Meliya pun berharap dukungan dari pemerintah, agar SMK Yasira tetap bisa bertahan dan berkembang. Ia juga menginformasikan bahwa tidak ada pungutan SPP bagi siswa. Hanya seragam jas almamater dan olahraga yang perlu dibeli secara mandiri.

“Sekolah kami gratis. Hanya baju almamater dan seragam olahraga saja yang dibeli. Kami mohon pemerintah lebih memperhatikan,” ujarnya.

Satu Sekolah Lain Kini Mati Suri

Sebagai catatan tambahan, selain SMK Yasira, SMK Darul Falah sekolah hibah Gubernur Jawa Barat tahun 2011 yang berada di Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing kini tidak lagi beroperasi. Pantauan di lapangan menunjukkan kondisi bangunan sekolah tersebut terbengkalai, rusak, dan dipenuhi rumput liar. Bahkan, plafon bagian dalam sudah menjadi sarang kelelawar.

Situasi ini mencerminkan tantangan besar dunia pendidikan kejuruan di daerah, khususnya di wilayah pedesaan, yang kerap luput dari perhatian meski potensinya sangat besar.

(Husen Maharaja)

Berpotensi Rugikan Masyarakat Pangandaran, Ketua DPRD Minta Aktivitas KJA Disetop

0
Poto: Ketua DPRD Pangandaran, Asep Noordin.
Poto: Ketua DPRD Pangandaran, Asep Noordin.

PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Polemik seputar keberadaan Keramba Jaring Apung (KJA) milik PT PBS di kawasan Pantai Timur Pangandaran terus mengemuka. Untuk memastikan kondisi di lapangan, Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran, Asep Noordin, turun langsung ke lokasi KJA, Kamis (18/7/2025).

Dari hasil tinjauan tersebut, Asep menemukan sejumlah persoalan yang patut menjadi perhatian serius, terutama terkait aspek konservasi, aktivitas wisata, dan kelangsungan hidup nelayan lokal.

BACA JUGA: Audensi DPD IWOI Garut-Diskominfo Berujung Ricuh

“Tadi saya lihat langsung, baik kedalaman KJA maupun aktivitas di sekitarnya. Terjadi penumpukan fungsi di kawasan tersebut yang bisa menimbulkan persoalan sosial,” ujar Asep usai kunjungan lapangan.

Tumpang Tindih Aktivitas di Laut Pangandaran

Menurut Asep, keberadaan KJA di titik tersebut berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan dan gangguan, bukan hanya bagi sektor wisata, tetapi juga terhadap aktivitas nelayan dan kelestarian lingkungan.

“Kami khawatir hal ini berdampak serius terhadap kenyamanan, keamanan, dan ekonomi masyarakat sekitar,” tegasnya.

Ia pun menilai bahwa aktivitas KJA tersebut melanggar regulasi, karena berada di zona yang seharusnya tunduk pada Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Barat dan Peraturan Bupati Pangandaran.

“Kita akan bersurat dan meminta kajian ulang. Aktivitas di lokasi tersebut sebaiknya dihentikan sementara sebelum menimbulkan dampak yang lebih besar,” tandas Asep.

PT PBS: Sudah 6 Tahun Beroperasi, Tak Pernah Ada Masalah

Sementara itu, pihak perusahaan, melalui Pemimpin PT PBS Fiarnafi, membantah jika operasional KJA mereka telah mengganggu masyarakat atau sektor lain.

“Sebenarnya yang terganggu itu di mana? Kalau memang ada, mari kita lihat dan evaluasi bersama,” katanya.

Fiarnafi pun mengungkapkan keheranannya atas munculnya polemik ini, mengingat KJA milik perusahaannya sudah beroperasi sejak 2019 tanpa keluhan signifikan.

“Sudah enam tahun kami berjalan. Tidak pernah ada yang merasa terganggu. Mengapa baru sekarang dipermasalahkan?” ujar Fiarnafi.

Menanti Titik Temu: Konservasi, Wisata, dan Ekonomi Lokal

Di tengah tarik ulur kepentingan antara pelaku usaha, masyarakat, dan pemerintah, muncul harapan agar persoalan ini bisa terselesaikan melalui dialog, kajian ilmiah, dan kebijakan yang berpihak pada lingkungan dan kesejahteraan masyarakat Pangandaran.

Ketegasan DPRD dan keterbukaan pihak perusahaan membuka ruang bagi solusi jangka panjang agar laut Pangandaran tetap lestari, ekonominya tumbuh, dan masyarakatnya tidak merugi.

(Sajidin)

Erwin Dorong Pemerataan Bantuan Pendidikan ke Sekolah Swasta

0
Wakil Wali Kota Bandung Erwin
Wakil Wali Kota Bandung Erwin

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota Bandung kembali menegaskan komitmennya dalam mewujudkan pendidikan yang adil dan merata bagi seluruh warganya. Tak hanya bagi siswa di sekolah negeri, Pemkot kini tengah mendorong agar siswa kurang mampu yang bersekolah di lembaga pendidikan swasta pun bisa mengakses pendidikan gratis.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menyampaikan bahwa pemerintah tidak boleh membedakan layanan pendidikan berdasarkan jenis sekolah. Semua anak, kata dia, berhak mendapatkan akses pendidikan yang layak, terlepas dari latar belakang ekonomi maupun jenis sekolah yang mereka pilih.

“Sekolah negeri sudah gratis. Tapi saya minta agar bantuan RMP (Rekomendasi Masyarakat Penerima) juga diberikan kepada siswa yang sekolah di swasta. Jangan hanya untuk yang di negeri saja,” ujar Erwin saat ditemui Jumat (17/7/2025).

Saat ini tercatat ada sekitar 13.500 siswa penerima RMP, dan Pemkot berencana memperluas jangkauannya agar anak-anak dari keluarga kurang mampu di sekolah swasta tidak tertinggal.

Baca Juga: Sebanyak 85.167 Keluarga Kota Bandung Dapat Bantuan Pangan Cadangan Pemerintah

Pembiayaan dari APBD dan Kolaborasi dengan Sektor Swasta

Langkah ini sejalan dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menegaskan pentingnya pemerataan hak atas pendidikan. Untuk merealisasikannya, Pemkot Bandung akan memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta menjalin kolaborasi dengan dunia usaha melalui skema CSR (Corporate Social Responsibility).

Erwin menekankan bahwa masih banyak anak dari keluarga tidak mampu yang tidak tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), sehingga mereka luput dari bantuan.

“Ada yang tidak masuk DTKS tapi jelas hidupnya susah. Mereka juga harus mendapat bantuan. Ini soal keadilan,” katanya.

Sistem Verifikasi Berlapis: Dari RT Hingga Dinsos

Agar bantuan tepat sasaran, Pemkot akan menggunakan mekanisme verifikasi berlapis, yang melibatkan berbagai unsur di wilayah. Prosesnya mulai dari pengantar RT/RW, lalu ke kelurahan, proses verifikasi, lalu ke Dinas Sosial (Dinsos) untuk diproses lebih lanjut.

“Sistem ini seperti dulu, mulai dari bawah, supaya bisa benar-benar menyentuh anak-anak yang memang layak mendapatkan bantuan,” jelas Erwin.

Tak Ada Lagi Anak Bandung yang Tertinggal karena Biaya

Erwin menegaskan kebijakan ini bertujuan memastikan tak ada satu pun anak di Kota Bandung yang terhambat pendidikannya. Hanya karena persoalan biaya, baik di sekolah negeri maupun swasta.

“Kita ingin semua anak punya kesempatan yang sama. Pendidikan itu hak semua warga, bukan fasilitas terbatas,” tegasnya.

Dengan langkah ini, Pemerintah Kota Bandung tidak hanya menyentuh angka, tetapi juga menyentuh masa depan anak-anak yang menjadi harapan kota dan bangsa.

(Yusuf Mugni)

Bentuk Pemilih Cerdas Sejak Dini, Bawaslu Banjar Edukasi Siswa Lewat Teropong Pemilu

0
Caption: Anggota Bawaslu Kota Banjar Wahidan berikan materi meningkatkan kesadaran dan partisipasi politik masyarakat
Caption: Anggota Bawaslu Kota Banjar Wahidan berikan materi meningkatkan kesadaran dan partisipasi politik masyarakat

BANJAR,FOKUSJabar.id: Dalam upaya membangun kesadaran politik masyarakat sejak dini, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Banjar mencanangkan Program Teropong Pemilu yang kali ini menyasar para pemilih pemula di lingkungan pendidikan. Kegiatan edukatif ini digelar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Banjar, Jumat (18/07/2025), sebagai bagian dari strategi jangka panjang mewujudkan demokrasi yang sehat dan berintegritas.

Anggota Bawaslu Kota Banjar, Wahidan, menyampaikan meski saat ini bukan masa tahapan pemilu, program pendidikan politik harus tetap dijalankan agar kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, terus terasah.

“Justru di masa non-tahapan seperti sekarang inilah waktu yang paling tepat untuk membangun ekosistem demokrasi yang kuat. Mulai dari pemilih yang cerdas, rasional, dan berintegritas,” ungkap Wahidan.

Baca Juga: Polres Banjar Bekali Siswa Baru SMPN 3 dengan Edukasi Anti-Bullying

Menanamkan Nilai Demokrasi Sejak Bangku Sekolah


Program ini bertujuan agar para pemilih pemula yang kelak akan menentukan masa depan bangsa, tidak hanya menggunakan hak pilihnya, tapi juga memahami esensi demokrasi dan ikut mengawasi jalannya pemerintahan hasil pemilu.

“Kesadaran warga untuk mengawasi tidak hanya saat pemilu berlangsung. Tapi juga dalam mengawal kinerja pemerintah hasil dari proses demokrasi itu sendiri, sangat penting,” tambahnya.

Awasi Bersama, Jaga Data Pemilih Berkualitas


Selain menyasar pendidikan politik, Wahidan juga menegaskan saat ini Bawaslu Kota Banjar tengah mengawasi proses Pemutakhiran Daftar Pemilih Berkelanjutan (PDPB) oleh KPU. Proses ini penting untuk menjamin bahwa Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Pemilu 2029 nanti benar-benar akurat dan mutakhir.

“Kita semua bisa berperan. Mari awasi bersama agar proses ini berjalan transparan dan hasilnya berkualitas,” ajaknya.

Dengan program seperti Teropong Pemilu, Bawaslu Banjar tidak hanya memperkuat pengawasan saat pemilu. Tetapi juga menanamkan budaya demokrasi dan partisipasi aktif sejak bangku sekolah. Sebuah langkah strategis untuk memastikan masa depan demokrasi Indonesia tetap terjaga oleh generasi yang sadar akan hak dan tanggung jawabnya.

(Agus)

Sebanyak 85.167 Keluarga Kota Bandung Dapat Bantuan Pangan Cadangan Pemerintah

0
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyalurkan bantuan pangan berupa beras kepada 85.167 keluarga penerima manfaat (KPM) dalam program Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang berasal dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). -Ist-
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyalurkan bantuan pangan berupa beras kepada 85.167 keluarga penerima manfaat (KPM) dalam program Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang berasal dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). -Ist-

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Di tengah upaya pemulihan ekonomi pascapandemi, Pemerintah Kota Bandung memberikan secercah harapan bagi warganya. Sebanyak 85.167 keluarga penerima manfaat (KPM) menerima bantuan pangan berupa beras, sebagai bagian dari program Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang disalurkan serentak di seluruh kelurahan Kota Bandung.

Program yang bersumber dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) ini merupakan bantuan untuk alokasi bulan Juni dan Juli 2025, dengan masing-masing keluarga menerima 20 kilogram beras, atau 10 kilogram per bulan yang disalurkan sekaligus.

Baca Juga: Dari Kolam Kosong ke Juara Dunia: Kisah Inspiratif Hartono Soekwanto dan Koi Legenda Mu-Lan

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, secara simbolis menyerahkan bantuan tersebut di Kelurahan Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Jumat (18/7/2025). Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa bantuan ini merupakan bentuk nyata kehadiran pemerintah dalam menjaga daya beli dan ketahanan pangan masyarakat.

“Bantuan ini adalah bentuk tanggung jawab dan kepedulian pemerintah. Tapi kami harap, bantuan ini digunakan sebagaimana mestinya, untuk konsumsi rumah tangga, bukan untuk diperjualbelikan atau dijadikan modal usaha,” tegas Farhan.

Bukan Sekadar Angka, Tapi Dukungan untuk Bangkit

Meski jumlah penerima bantuan tahun ini menurun dari 109.333 pada 2024 menjadi 85.167 KPM, Farhan menjelaskan hal ini bukan semata-mata indikator kemiskinan menurun drastis, melainkan hasil evaluasi dan penyesuaian data berdasarkan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSS).

“Masuk sebagai penerima bukan berarti tidak berdaya. Ini bentuk dukungan agar masyarakat bisa bangkit dan mengejar kesejahteraan yang lebih baik,” ujarnya.

Dengan estimasi harga beras Rp12.800 per kilogram, nilai bantuan ini setara dengan hampir Rp260.000 per keluarga. Kemudian harapannya mampu menjadi penyangga kebutuhan dasar selama masa sulit.

“Kita doakan agar bantuan ini menjadi berkah. Bukan hanya bagi keluarga penerima, tapi juga bagi Kota Bandung secara keseluruhan,” tambah Farhan.

Distribusi Tepat Sasaran: Ada Mekanisme Musyawarah Kelurahan

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, menyatakan penyaluran bantuan ditargetkan rampung sebelum 30 Juli 2025. Ia memastikan distribusi dilakukan dengan prinsip tertib, tepat sasaran, dan tuntas.

Jika ditemukan penerima yang tidak layak atau telah pindah domisili, Gin Gin menjelaskan bantuan bisa dialihkan melalui musyawarah kelurahan untuk menentukan warga yang lebih berhak menerima, terutama yang belum pernah mendapat bantuan seperti PKH atau BPNT.

“Kami memastikan tidak ada bantuan yang mubazir. Setiap kilogram beras harus sampai ke tangan yang tepat,” tegas Gin Gin.

Dengan semangat gotong royong dan kepedulian bersama, bantuan pangan ini menjadi simbol optimisme. Bahwasannya pemulihan ekonomi bisa dimulai dari dapur-dapur keluarga kecil di Kota Bandung.

(Yusuf Mugni)

Dari Kolam Kosong ke Juara Dunia: Kisah Inspiratif Hartono Soekwanto dan Koi Legenda Mu-Lan

0
Hartono Soekwanto, sosok legendaris dalam dunia ikan Koi Indonesia, bahkan internasional.
Hartono Soekwanto, sosok legendaris dalam dunia ikan Koi Indonesia, bahkan internasional.

BANDUNG,FOKUSjabar.id: Sore itu, di sudut tenang kawasan Cidadap, Kota Bandung, seorang pria paruh baya tampak menyusuri tepi kolam batu berbentuk huruf L. Dengan tangan menggenggam pakan ikan, ia menebarkannya ke permukaan air, disambut riang oleh ikan-ikan Koi yang menanti. Ia adalah Hartono Soekwanto, sosok legendaris dalam dunia ikan Koi Indonesia, bahkan internasional.

Dengan kemeja putih dan celana pendek, Hartono bukan sekadar memberi makan, ia sedang menyambung kenangan panjang yang bermula dari sebuah kolam kosong di rumah lamanya, hingga mengantarkannya meraih gelar juara dunia Nishikigoi pada 2011, dan Grand Champion “Nishikigoi Off the World” 2013 di Jepang, melalui seekor Koi jenis Kohaku bernama Mu-Lan Legend.

Baca Juga: DLH Bandung Siaga Sampah di Jalur Lomba Lari, Tiga Titik Jadi Fokus Utama

Awal Mula dari Hinaan dan Kolam Tak Terpakai

Perjalanan Hartono bermula tahun 2008, saat ia membeli rumah di Setrasari, Bandung. Di halaman rumah itu terdapat kolam kosong, yang ia putuskan untuk diisi ikan Koi dari pasar seharga Rp150 ribu.

“Teman-teman malah menghina. Katanya kolam sebagus ini diisi Koi lokal dari pasar,” kenangnya. Alih-alih patah semangat, hinaan itu menjadi api penyemangatnya. Ia memutuskan pergi ke Jepang, negeri asal Koi, untuk belajar langsung dari ahlinya.

Tak butuh waktu lama dalam dua tahun delapan bulan, Hartono berubah dari pemula menjadi juara dunia.

“Saya mungkin yang tercepat di dunia, dari belajar nama Koi sampai juara dunia,” ucapnya dengan senyum tenang.

Menikmati Koi, Menikmati Hidup

Baginya, memelihara Koi bukan hanya soal teknik, tapi tentang rasa. “Yang penting menikmati. Kita bahagia, ikannya bahagia, ya sudah,” katanya.

Hartono memahami bahwa Koi adalah makhluk sensitif. Suhu air, perubahan cuaca, dan suasana lingkungan memengaruhi perilakunya. Bandung, menurutnya, merupakan tempat ideal untuk memelihara Koi karena kondisi suhu yang relatif stabil tanpa harus menggunakan alat pendingin.

Ia berpesan pada para pemula: jangan mudah menyerah. Jangan terlalu terpaku pada cara Jepang. Temukan jalan sendiri, temukan “Indonesia way”.

“Terus lanjutkan, terus improvisasi. Jangan ikuti Jepang mentah-mentah. Kita punya cara sendiri, dan hasilnya bisa sama bagusnya,” tegasnya.

Mengangkat Derajat Petani Koi Indonesia

Meski telah berada di puncak dunia, Hartono tak berhenti di sana. Ia justru memilih berada di belakang layar, membina ratusan petani Koi di berbagai daerah dari Jawa Barat hingga Jawa Timur.

Ia tak menjual indukan, tapi justru memberikannya secara cuma-cuma agar para petani memiliki bibit berkualitas tinggi. Tujuannya? Agar Indonesia bisa dihargai di panggung dunia.

Usahanya membuahkan hasil. Selama lima tahun terakhir, petani Indonesia mulai menguasai podium, bahkan di kompetisi lokal, peserta dari Jepang tak lagi mendominasi. Tahun ini, misalnya, petani dari Kediri keluar sebagai juara di lomba bergengsi Jakarta.

Tak hanya prestasi, kualitas pun meningkat. Jika dulu hanya mampu membesarkan Koi hingga 55 cm, kini para petani sudah berhasil membesarkan ikan Koi hingga mencapai ukuran satu meter.

“Sekarang waktunya membantu petani mengejar ukuran yang lebih besar lagi. Kita harus terus mendorong kualitas dan ukuran lewat breeding,” ujarnya penuh semangat.

Batal Geruduk Kantor Kejari Kabupaten Tasikmalaya, Fortabes Siapkan Aksi Massa

0

TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Sejumlah aktivis yang semula berencana mendatangi Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Tasikmalaya seusai shalat Jumat, batal dilaksanakan.

Mereka yang tergabung dalam Forum Tasikmalaya Bersatu (Fortabes) yang sebagian sudah bergerak menuju kantor kejaksaan, tepatnya di Eor Mangunreja, terpaksa balik arah setelah mendapat informasi, jika di internal kejaksaan sedang ada kegiatan.

Padahal sebelumnya, Fortabes meyakinkan akan mendatangi Kantor Kejaksaan Kabupaten Tasikmalaya untuk mengklarifikasi adanya temuan aktivitas penjualan pupuk organik cair merk Artabio ke desa-desa, yang diduga dikawal oknum Aparat Penegak Hukum (APH).

Selain itu, mereka ingin mengetahui perkembangan dalam hal penanganan perkara dugaan tindak pidana korupsi (tipikor), pada kasus penyalahgunaan pupuk bersubsidi tahun 2021-2024 yang merugikan negara belasan miliar rupiah.

Tak Main-Main Kejari Kabupaten Tasikmalaya Blokir Aset Milik Terduga Pelaku Penyalahgunaan Pupuk Bersubsidi

“Hari ini rencananya memang akan mendatangi kantor kejaksaan, dan ketemu langsung dengan pak Kajari untuk audiensi,” kata Koordinator Lapangan Fortabes, Ryan Nurfalah, Jumat (18/7/2025).

Namun, terang Ryan, rencana tersebut terpaksa dibatalkan, karena di internal kejaksaan sedang ada kegiatan bakti sosial (baksos) rutin dan persiapan pelantikan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) baru.

“Kami menghargai kegiatan internal mereka,” ucap Ryan.

Lebih lanjut Ia menegaskan, Fortabes akan segera menyurati pihak Kejaksaan Kabupaten Tasikmalaya, agar bersedia menerima audiensi pada pekan depan.

“Ya segera kami agendakan untuk bertemu langsung pak Kajari. Jika tidak diindahkan, maka kami akan menggelar aksi massa atau unjuk rasa di depan kantor kejaksaan,” tutur Ryan.

Fortabes Apresiasi Kejari Kabupaten Tasikmalaya, Proses Penjualan Pupuk Organik Cair Wajib Ditelusuri

Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kepala Seksi Intelijen Kejari Kabupaten Tasikmalaya, Bobbi Muhamad Ali Akbar, SH, MH, menyampaikan permohonan maafnya karena sedang melaksanakan Baksos.

“Maaf saya lagi baksos,” tulis Bobbi.
(Farhan)