TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Priangan Bamboo Fest Kriyaloka 2025 mendapat sambutan meriah dari para pelaku UMKM, kriya, dan kuliner se-Priangan Timur. Ratusan peserta menampilkan berbagai produk kerajinan berbahan bambu dan kuliner khas daerah dalam festival yang digelar dengan nuansa tradisi bambu.
Gelaran ini diinisiasi oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Tasikmalaya bekerja sama dengan HIMKI Priangan Timur. Festival resmi dibuka Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, didampingi Ketua Umum Dekranasda Kota Tasikmalaya, dr. Elvira Kamarrow Putri, Jumat (12/12/2025) di halaman Pusat Pengembangan Industri Kerajinan (PPIK), Jalan Letjen Mashudi, Kecamatan Cibeureum. Acara akan berlangsung selama tiga hari, 12–14 Desember 2025.
Baca Juga: Kepala SD asal Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Siswi di Pangandaran
Pembukaan berlangsung meriah dengan suguhan Tarian Payun Geulis oleh Ambu Midang dan atraksi pencak silat. Sejumlah tokoh hadir, di antaranya Wakil Wali Kota Tasikmalaya Dicky Candra Negara, Sekda Asep Gaparulloh, anggota DPRD, Ketua Dekranasda Jabar Noneng Komara Nengsih, Ketua Kadin Asep Saepullah, serta ratusan pengrajin dan pelaku UMKM.
Wali Kota Viman menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Tasikmalaya terus mendorong UMKM untuk berkembang dan berperan besar dalam memperkuat ekonomi masyarakat.
“Kami mengapresiasi langkah strategis Dekranasda dan HIMKI Priangan Timur. Kita optimistis Tasikmalaya mampu menjadi rumah bagi pelaku ekonomi kreatif dan kriya di Priangan Timur,” ujarnya.
Viman menilai, bambu menjadi simbol tepat bagi festival ini. Menurutnya, bambu merupakan material sederhana namun kuat, lentur, menyatu dengan alam, dan dapat diolah menjadi karya bernilai tinggi.
“Karakter bambu sangat mirip dengan masyarakat Tasikmalaya: bersahaja, kuat, dekat dengan alam, dan penuh potensi,” katanya.
Upaya Merajut Kembali Tradisi
Ia menambahkan, Festival Kriyaloka bukan sekadar pameran kerajinan, melainkan upaya merajut kembali tradisi sekaligus memunculkan inovasi. Kota Tasikmalaya, yang terkenal sebagai kota santri, memiliki sejarah panjang dalam dunia kriya mulai dari bordir, anyaman, hingga kerajinan rumah tangga yang telah tembus pasar internasional.
Viman menegaskan pentingnya sentuhan desain modern agar produk lokal mampu bersaing sebagai brand kompetitif.
“Penguatan ekonomi kreatif dan keberlanjutan UMKM menjadi bagian penting dalam mewujudkan visi Tasikmalaya sebagai kota industri, jasa, dan perdagangan yang religius, inovatif, maju, dan berkelanjutan.”
Pemerintah, lanjutnya, siap memperkuat kolaborasi dengan Dekranasda, HIMKI, komunitas kreatif, kemudian perguruan tinggi, dan perbankan untuk menciptakan ekosistem ekonomi kreatif yang lebih kuat.
Selain itu, Priangan Bamboo Fest menjadi momentum penting untuk menumbuhkan kepedulian lingkungan. Bambu adalah material ramah lingkungan yang dapat mendukung green economy dalam menghadapi isu perubahan iklim.
“Produk berbahan bambu bisa menjadi identitas sekaligus kebanggaan daerah dalam setiap karya kriya,” tegasnya.
(Seda)








