Minggu 12 Januari 2025

Ponpes Daarul Falah Ciamis Dibangun untuk Sejahterakan Anak Yatim

CIAMIS, FOKUSJabar.id : Pada tahun 2009 lalu, orangtua Nandang Hidayat mendirikan Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Falah di Desa Handapherang, Kabupaten Ciamis. Ponpes tersebut dibangun khusus untuk membantu anak-anak yatim tidak mampu.

Hampir 10 tahun berdiri, Ponpes Daarul Falah sudah banyak melahirkan putra-putri berprestasi dan sukses. Bahkan, para alumni mampu memberikan sumbangan hingga Rp300 juta untuk pembangunan kelas Daarul Falah.

” Yayasan ini memang dibangun untuk membantu masyarakat yang tidak mampu. Untuk menyekolahkan anak-anak yatim yang tidak mampu,” kata Nandang di Daarul Falah.

Nandang yang menjadi Ketua Yayasan Pendidikan Daarul Falah mengatakan, membangun pesantren yang diperuntukkan membantu anak yatim tidak mudah karena kurangnya biaya pembangunan pondok. Tapi dengan segala keterbatasan itu, tak menyurutkan semangat Nandang dan ayahnya untuk membangun Daarul Falah.

” 2009 mulai dibangun. Initinya pesantren ini saya yang biayai. Kami hanya ingin tujuan membangun anak yatim dan anak tidak mampu terwujud. Kita tidak mematok berapa biaya jika ingin sekolah di sini. Silakan maunya membiayai berapa,” ujar Nandang.

Yayasan Daarul Falah sudah bisa menyelenggarakan pendidikan setingkat SMP. Ada 153 siswa Daarul Falah. Prestasi siswanya patut diapresiasi, beberapa siswanya mampu masuk olimpiade sains matematika tingkat nasional bahkan sudah ada yang tahfidz Quran 30 Juz.

Meski sampai saat ini pembangunan Daarul Falah masih mengandalkan sumbangan, Nandang yakin suatu hari ponpesnya mampu berdikari. Dia mengaku bersyukur dan mengucapkan terimakasih kepada semua yang sudah terlibat dalam pembangunan Ponpes Daarul Falah dengan penuh ikhlas.

Tokoh pemuda Ciamis, Anjar Asmara yang punya kepedulian terhadap anak yatim dan ingin ikut membantu pembangunan ponpes mengunjungi Daarul Falah. Anjar mengaku datang memberi kesempatan kepada yatim piatu dan fukara (yg tidak mampu) mendapatkan pendidikan sebagai bekal hidup masa depan mereka.

“Banyak yatim piatu dan fukoro yang belajar dan mengaji di sini tanpa biaya. Tentu karena tanpa bayaran menjadi tantangan sendiri bagi pengelola atau pimpinan pesantren. Makanya saya tadi banyak berdiskusi dan sharing bagaimana pesantren ini ke depan berkembang dan maju,” ucapnya.

(Ibenk/Bam’s)

Berita Terbaru

spot_img