spot_img
Selasa 7 Mei 2024
spot_img
More

    Israel Tembak Mati 2 Warga Palestina di Bulan Ramadan

    ISRAEL,FOKUSjabar.id: Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, memuji tentaranya karena membunuh dua warga Palestina yang dituduh sebagai teroris. Hal itu ia sampaikan di media sosial pada Selasa (11/4/2023).

    Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi dua orang tersebut bernama Saud Abdullah Saud dan Mohammed Abu Dira.

    Tel Aviv menuduh dua orang itu melepaskan tembakan ketika berada di dalam mobil di Tepi Barat, dekat pemukiman Yahudi.

    Tentara Israel menembak mati dua pria Palestina yang diduga merupakan anggota kelompok militan.

    BACA JUGA: Masjid Al Aqsa Diserang Tentara Israel, JQR Gelar Doa Bersama

    “Saya memuji tindakan tentara yang melenyapkan dua teroris yang menembaki mereka di dekat Elon Moreh,” kata Yoav Gallant dikutip Al Monitor.

    Menurut Palestina, kedua pria itu tewas di desa Deir al-Hatab di Tepi Barat, yang merupakan daerah dekat pemukiman Yahudi di dekat kota Nablus.

    Dalam pernyataannya, tentara Israel menyebut penyerang bersenjata melepaskan tembakan dari sebuah kendaraan di pos Elon Moreh. Tentara kemudian membalas tembakan itu dan berhasil melumpuhkan dua orang.

    Media lokal Palestina memberitakan, ada tiga orang yang berada di dalam mobil tersebut. Dua orang tewas dan satu orang bersenjata lainnya berhasil melarikan diri. Israel sedang mencari tersangka yang kabur.

    Dilansir Associated Press, pasukan keamanan Israel berhasil menyita sepasang senapan serbu M-16 dan pistol di tempat kejadian.

    Brigade Syuhada Al-Aqsa, sayap bersenjata gerakan Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmud Abbas, mengklaim kedua pria itu sebagai anggota. Korban yang bernama Saud telah menghabiskan 15 tahun di penjara Israel.

    “Kami berjuang sebagai tentara dan kami berjanji akan selalu menjadi tentara,” kata Saud dalam sebuah video, setelah dibebaskan dari penjara tahun lalu. melansir IDN.

    Jenazah korban dibawa oleh tentara Israel. Itu merupakan salah satu cara Tel Aviv sebagai kebijaan hukuman selama beberapa dekade. Tapi kelompok hak asasi manusia mengatakan praktik tersebut meningkat secara signifikan sejak 2015.

    Dilansir Al Jazeera, Pusat Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Yerusalem menjelaskan, saat ini Israel menahan setidaknya 105 jenazah Palestina di kamar mayat. Itu disebut sebagai hukuman kolektif terhadap keluarga yang sering kali tidak dapat menguburkannya.

    Insiden pada Selasa juga diiringi pengumuman terbaru dari Israel, yang melarang pengunjung dan turis Yahudi datang ke Masjid al-Aqsa sampai akhir Ramadan. Pengumuman itu dikeluarkan oleh kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

    (Dist)

    Berita Terbaru

    spot_img