spot_img
Kamis 2 Mei 2024
spot_img
More

    Eks PM Malaysia “Kepo” Soal Pertemuan Jokowi-Xi Jinping

    MALAYSIA,FOKUSJabar.id: Mantan Perdana Menteri PM Malaysia Najib Razak, menyoroti pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing.

    Pada status media sosialnya, Najib Razak menyoroti bagaimana lawatan itu terjadi.

    Dia juga memosting sebuah berita bergambar Jokowi dan PM Li Keqiang dengan judul “China Mau Meningkatkan Impor Minyak Sawit dari Indonesia”.

    “Lawatan diplomatik ke luar negeri ada banyak tujuannya,” tulis Najib Razak, Jumat (29/7/2022).

    BACA JUGA: Dunia Kecam Myanmar karena Eksekusi Mati 4 Aktivis

    “Ada yang untuk meningkatkan kesepahaman antara media negara, dari segi hubungan antara pemimpin, undang-undang dan sebagainya,” kata dia.

    “Ada juga untuk impor ekspor barang … masing-masing ada kelebihan sendiri dan boleh ditingkatkan lagi perdagangan dua cara” katanya, seperti dilansir CNBC.

    Ia pun lalu mengaitkan pada masa pemerintahannya dulu. Menurutnya, itulah yang ia lakukan kala menjabat untuk membina hubungan dengan negara sahabat makin erat.

    “Saya juga tetapkan mana-mana menteri yang perlu ke luar negeri, perlu ada KPI (indikator) dan bawa pulang hasilnya,” katanya.

    “Sepanjang masa jabatan saya dulu, adanya krisis kita dapat selesaikan bersama pemimpin dunia … Ada banyak perusahaan juga meminta saya bantu untuk dipermudah urusannya ke luar negeri,” ujarnya.

    “Negara China merupakan rekan dagang kita yang besar dan utama dan kita juga menerima manfaat dari sawit, infrastruktur, ekonomi digital …. Sebagaimana Indonesia hari ini,” jelasnya.

    Namun sayangnya, tambahnya lagi, upaya itu selalu dituding oposisinya upaya Najib untuk menjual negara. Ia juga disebut memperkaya ekonomi negara lain bukan negaranya.

    “Hubungan baik yang kita bina dengan negeri luar, habis dimusnaskan mereka,” kata eks PM malaysia itu.

    Jokowi sendiri ke China Senin lalu. Jokowi memang membawa misi untuk memperkuat hubungan kerja sama ekonomi antar kedua negara, baik itu di bidang perdagangan maupun investasi.

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img