KUNINGAN,FOKUSJabar.id: Kepala Dinas Kesehatan Kuningan, Susy Lusiyanti meminta masyarakat waspada terhadap penyakit hepatitis akut misterius yang menyerang anak – anak.
Menurutnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang belum diketahui Penyebabnya (Acute Hepatitis of Unknown Etiology) yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia sejak 15 April 2022.
Tercatat sekitar lebih dari 200 anak terinfeksi hepatitis akut. Bahkan, sudah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan menyebar di sejumlah negara termasuk Indonesia.
BACA JUGA: Ridwan Kamil Terus Lakukan Antisipasi Fenomena Hepatitis Misterius
“Tolong untuk waspada dan hati – hati. Sementara saat ini tetap menjaga kebersihan dengan cuci tangan sesering mungkin,” kata Susy saat dihubungi.
Susy menjelaskan, untuk mengantisipasi resiko penularan hepatitis misterius ini, disarankan masyarakat untuk membiasakan makan di rumah.
“Karena jika makan diluar kita tidak mengetahui kondisi kebersihan di tempat makan tersebut, dan hal itu yang bisa menjadikan resiko penularan hepatitis ini,” kata dia.
Bukan hanya itu yang harus dihindari oleh masyarakat untuk mengurangi resiko penularan yaitu jangan berenang di tempat umum, serta mengurangi aktivitas di taman bermain.
“Ya aktivitas dengan duduk – duduk atau nongkrong di tempat yang tidak jelas hindari dulu. Kemudian apabila terpaksa membawa anak ke tempat umum seperti mall, usahakan si kecil tidak memegang hand railing, dinding, yang sering dipegang banyak orang,” katanya.
Susy mengatakan, virus hepatitis akut misterius juga dapat menular melalui asupan makanan melalui mulut.
“Kebanyakan kasus yang terjadi di sejumlah negara menyerang pada anak umur dengan usia di bawah 6 tahun. Karena anak lebih rentan dikarenakan sistem imunnya belum sempurna,” kata Susy.
BACA JUGA: Libur Lebaran Wisata Jabar Menggeliat Namun UMKM Lesu, Ini Penyebabnya
Adapun ciri – ciri hepatitis akut pada anak bisa dilihat dengan sejumlah gejala yaitu gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah, diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang dan penurunan kesadaran.
“Jika gejala-gejala tersebut mulai terlihat dan dialami, sebaiknya segera periksakan kondisi anak ke fasilitas pelayanan kesehatan,” kata dia.
(Andin/Anthika Asmara)
