spot_img
Kamis 2 Mei 2024
spot_img
More

    KK Ilmu Keolahragaan ITB Bahas Pencegahan Cedera saat Olahraga di Alam Terbuka

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kelompok Keilmuan (KK) Ilmu Keolahragaan Sekolah Farmasi ITB menggelar Talkshow dan Sharing Pengalaman tentang Recovery pada Olahraga Alam Terbuka yang digelar secara virtual melalui Zoom Meeting, Sabtu (6/11/2021). Kegiatan menghadirkan dua nara sumber yakni pegiat olahraga alam terbuka, Irwanto Iskandar dan dokter tim Persib Bandung, M. Rafi Ghani yang dipandu langsung praktisi sekaligus akademisi, Tommy Apriantono.

    Penanggungjawab Kegiatan, Rini Syafriani mengatakan, kegiatan diikuti peserta dari sembilan komunitas diantaranya Wanadri, Eiger, PAMOR FPOK UPI, KMPA ITB, Paksi Extrass, Paguyuban Body Rafting, hingga para pemerhati dunia olahraga alam terbuka.

    “Kegiatan ini sebagai bentuk implementasi atas kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat ITB atau PPMI KK Ilmu Keolahragaan Sekolah Farmasi ITB tahun 2021. Kegiatan ini merupakan inisiasi dari Dody Abdul Karim yang telah berpulang pada akhir tahun 2020 lalu,” kata Rini.

    Ketua KK Ilmu Keolahragaan SF ITB, Samsul Bahri mengatakan, kegiatan talkshow kali ini merupakan rangkaian dari program PPMI yang diamanahkan fakultas. Talkshow kali ini pun merupakan program terakhir di tahun 2021 dari PPMI setelah sebelumnya telah digelar enam hingga tujuh kegiatan.

    “Kami berharap program seperti ini bukan hanya terbatas secara formal tapi yang terpenting adalah kelanjutannya kedepan apalagi banyak para ahli yang hadir. Khususnya bagi kami dalam pengembangan Ilmu Keolahragaan di Sekolah Farmasi ITB,” kata Samsul Bahri.

    Terkait tema dan topik yang diambil pada talksow kali ini, diakui Dekan Sekolah Farmasi ITB, I Ketut Adnyana merupakan hal yang sangat penting. Pasalnya, tidak menutup kemungkinan hal-hal yang diluar rencana terjadi termasuk saat melakukan kegiatan olahraga atau latihan.

    “Dengan talkshow ini, paling tidak mitigasi atau manajemen yang sifatnya dini untuk mengurangi atau menghindari resiko yang lebih besar bisa kita kuasai. Baik oleh para tutor maupun pelatih. Kalau kita memiliki kemampuan itu maka resiko yang lebih besar bisa dihindari seperti serangan jantung atau kambuhnya asma,” kata Ketut.

    fokusjabar.id ilmu keolahragaan ITB
    Talkshow dan Sharing Pengalaman tentang Recovery pada Olahraga Alam Terbuka yang digelar KK Ilmu Keolahragaan Sekolah Farmasi ITB. (FOTO: Istimewa)

    BACA JUGA: Bupati Bandung Ancam Bekukan Pengcab FORKI, Arif: Dengan Senang Hati, Saya Siap

    Salah satu pembicara yakni pegiat alam terbuka dari Wanadri, Irwanto Iskandar mengungkapkan pengalamannya terkait olahraga di alam terbuka. Bahkan organisasi pecinta alam Wanadri memiliki unit khusus yang dinamakan West Java Conversation Run.

    “Program ini didasari karena banyaknya luas lahan kritis di Jabar berdasarkan data statitstik LHK 2019, Kemen LHK. Dari data tersebut, seluas 911,193 hektar lahan kritis di Jabar pada 2018 sehingga Jabar kerap didera bencana. Juga karena rendahnya dana dari negara untuk pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia yakni hanya $4/ha/th atau Rp60 ribu/ha/thn serta hobi saya berlari,” kata Irwanto.

    Dengan melakukan hobi berlari di alam terbuka, Irwanto mengaku sekaligus mengkampanyekan terkait konservasi sebagai upaya mengurangi lahan kritis di Jabar. Apalagiolahraga lari saat ini makin populer di Indonesia dengan menjamurnya banyak kegiatan lari.

    “Ini yang membuat kami dari Wanadri memiliki program Conversation Run yang hingga saat ini kita baru menjelajahi tujuh kawasa konservasi di Jabar dari total 44 kawasan konservasi. Hanya saja kami lari tidak masuk ke dalam area kawasan hanya mengelilingi batas kawas dan itu pun sudah sangat menarik,” kata dia.

    Sebelum melakukan kegiatan lari mengelilingi batas kawasan konservasi, Irwanto mengaku jika dia bersama tim sudah melakukan berbagai persiapan. Salah satunya dengan melakukan pengamatan peta kawasan yang akan disusuri.

    “Untuk bergiat di alam itu setidaknya harus rasa senang, rasa ingin tahu yang cukup besar, mempersiapkan fisik dan pengetahuan tentang berkegiatan di alam, dan yang tidak kalah penting yakni memahami tentang kondisi alam tempat kita berkegiatan,” Irwanto menegaskan.

    Sementara itu, dokter tim Persib, M. Rafi Ghani memaparkan terkait berbagai keuntungan melakukan olahraga di alam terbuka hingga upaya dalam mencegah terjadinya cedera. Berkegiatan di luar ruangan dan jauh dari keramaian diarahkan pada tujuan yang mayoritas adalah fisik meski mungkin juga secara mental, emosional, dan spiritual.

    Melakukan kegiatan di alam bebas, kata Rafi, bisa menjadi alat sebagai pengaturan fisik atau sosial untuk memenuhi kebutuhan beberapa hal. Mulai dari kesehatan fisik, kemandirian, pengambilan risiko, pembangunan ikatan sosial (termasuk team building), hingga kebutuhan berprestasi (seperti berlatih, meningkatkan dan menantang keterampilan, pengujian stamina, daya tahan, dan mencari petualangan atau kesenangan).

    “Olahraga di alam terbuka ini memiliki berbagai macam kegiatan. Seperti mendaki gunung (hiking), arum jeram atau ORAD (rafting), bersepeda, panjat tebing (rock climbing), menyelam, berselancar, hingga susur Gua (Caving),” kata Rafi.

    fokusjabar.id ilmu keolahragaan ITB
    Dokter tim Persib, M. Rafi Ghani menjadi pemateri pada Talkshow dan Sharing Pengalaman tentang Recovery pada Olahraga Alam Terbuka yang digelar KK Ilmu Keolahragaan Sekolah Farmasi ITB. (FOTO: Istimewa)

    Dengan melakukan kegiatan atau olahraga di alam terbuka, Rafi menambahkan jika beberapa keuntungan bisa diperoleh. Seperti membuat suasana hati lebih baik, menurunkan risiko depresi, mengurangi stres di tempat kerja, membantu tidur lebih nyenyak, hingga memberikan waktu istirahat untuk otak.

    Usai melakukan olahraga di alam terbuka, lanjut dia, dibutuhkan recovery untuk pemulihan, penyembuhan, atau memperoleh kembali kondisi fisik yang prima.

    Pemulihan aktif setelah olahraga, dilanjutkan dengan latihan pada kuantitas dan kualitas yang lebih ringan. Sehingga kadar metabolik kembali ke batas normal. Atau pemulihan pasif yang dilakukan dengan cara menghentikan seluruh aktivitas segera setelah latihan

    “Prinsip utama dari recovery adalah atlet dapat berlatih dengan kelelahan yang minimal dan beradaptasi dengan cepat. Recovery ini akan mengembalikan fungsi fisiologis tubuh atlet ke keadaan semula (homeostasis),” kata dia.

    Hal yang kerap terjadi saat menjalani aktivitas di alam terbuka, kata Rafi, yakni dehidrasi sehingga diperlukan tindakan rehidrasi atau terapi cairan untuk mengembalikan cairan tubuh yang terbuang. Salah satu upayanya yakni dengan mengkonsumsi cairan 1,5 liter dikali dengan jumlah kehilangan berat badan sebelum dan sesudah beraktivitas.

    “Sedangkan tips dan trik untuk mencegah terjadinya cedera yakni lakukan pemanasan dan pendinginan, peregangan otot, jangan memaksakan diri, pilih perlengkapan dan pakaian olahraga yang tepat, sesuaikan latihan dengan kondisi anda, jangan memaksakan kondisi, penuhi kebutuhan cairan tubuh, berolahraga dengan didampingi pelatih, dan terakhir beristirahatlah,” kata Rafi.

    (Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img