spot_img
Sabtu 27 April 2024
spot_img
More

    HUT ke-76: Saatnya Indonesia Merdeka dan Tampil Menjadi Pemimpin Asia

    Oleh: Soviyan Munawar

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Salah satu tradisi ketatanegaraan di Indonesia adalah setiap tanggal 16 Agustus Presiden menyampaikan tentang Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN). Baik perubahan ataupun untuk ke depannya.

    Penyampaian penjelasan itu dilakukan di depan MPR (DPR dan DPD) RI sebagai informasi kepada rakyat dalam momentum pidato kenegaraan.  

    Presiden RI menyampaikan tiga jenis pidato dalam sidang Tahunan MPR. Yakni, Pidato Kenegaraan, Pidato Nota Keuangan serta RAPBN dan Pidato Sidang Tahunan.  

    BACA JUGA: Baju Dinas DPRD Kota Tangerang Pakai Louis Vuitton, Bernilai Ratusan Juta!

    Pidato Kenegaraan berisi tentang hari kemerdekaan, pidato nota keuangan dan RAPBN terkait RUU APBN untuk tahun mendatang. Sedangkan pidato sidang tahunan, pidato yang berisi laporan dan capaian-capaian pemerintah selama satu tahun berjalan.

    indonesia fokusjabar.id
    Soviyan Munawar

    Selain itu, biasanya petinggi Negara dalam pidatonya mereka memberikan wejangan mengenai apa saja yang menjadi tantangan yang kita hadapi dan kesempatan yang kita miliki.

    Pada kesempatan itu, biasanya mereka meminta semua elemen bangsa untuk fokus, bersatu dan mengambil tindakan bersama untuk menjalankan roda perekonomian.

    Tetapi sekarang waktu dan masanya telah berbeda dari semua tugas, tanggung jawab dan permasalahan yang kita hadapi.

    Telah lama tradisi ini berjalan,  sejatinya menjadi pelajaran kenegaraan untuk pemimpin Indonesia, rakyatnya dan pengusaha, untuk bersama-sama berjalan menuju tujuan nasional kita.

    Visi Indonesia Memimpin Asia

    Tentunya bukan hanya saja melihat keadaan kita pada hari ini tapi untuk memberikan pemikiran visioner pada masa depan kita yang harusnya jauh lebih baik dari negara-negara  di Asia bahkan memimpin di pentas dunia.

    Dari catatan sejarah panjang bangsa -bangsa di dunia, sebuah negara dan pemikiran serta tindakan  pemimpin tertinggi-nya akan jadi acuan dan pengaruh kepada perilaku individu warga negara, bagaimana masyarakat banyak menilai perilakunya dan bagaimana mereka ingin diingat sekaligus dinilai di dalam sejarah.

    Seperti layaknya setiap manusia, mereka harus menentukan apakah ingin dikenal di dalam sejarah sebagai orang yang berhasil dan memberikan sumbangsihnya kepada Negara.

    Kekuatan dan Potensi Indonesia

    Indonesia adalah bangsa yang mempunyai kemauan keras, besar pengorbanan, pemberani dan cinta damai persahabatan, layaknya anak muda yang tidak habis energinya dan mempunyai keberanian yang luar biasa.

    Melawan segala tantangan, melawan Belanda, melawan Komunisme, melawan kepemimpinan yang otoriter, melawan mereka yang mempunyai aspirasi memecah belah bangsa Indonesia.

    Pada saat ini, kebebasan demokrasi dan keterbukaan informasi begitu cepat bergerak dari daerah ke daerah, dari Negara ke Negara, dari benua ke benua dan perubahan ada di depan mata kita, bangsa Indonesia berteriak untuk melakukan perubahan.

    Sekarang adalah waktunya bagi semua orang untuk mendengarkan, memberikan penilaian terhadap pemimpin kita.

    Pemimpin Indonesia Baru (Sosok Negarawan, Visioner Transformatif di Asia)

    Indonesia memerlukan seorang pemimpin yang memberikan arahan yang baru. Pada tanggal 17 Agustus, Negara kita yang berumur 76 tahun memerlukan satu rencana yang komprehensif untuk membawa Negara kita pada jalur transformasi perubahan tersebut.

    indonesia fokusjabar.id
    (foto web)

    Kita harus menetapkan tujuan dan menemukan cara strategi serta pendekatan menjadi negara yang merdeka, tampil memimpin Asia, tanpa lupa pada sejarah kebangsaan Indonesia dan mencatat apa yang membawa kita pada keadaan sekarang ini.

    Kita harus mengetahui kesempatan yang ada, tanggung jawab kita sebagai anggota masyarakat maupun sebagai individu, tanggung jawab sosial terhadap lingkungan, pekerjaan, keluarga maupun kepercayaan kita masing-masing. Kita harus meninggalkan kebiasaan buruk dalam perilaku politik, sosial, ekonomi dan keberagamaan.

    Kita harus mengatakan pada diri sendiri bahwa tidak akan mendapatkan sesuatu tanpa melakukan apa-apa dan kita berada di dalam kondisi ini, semuanya, bersama-sama.

    Tantangan

    Kondisi yang membawa kita pada semua ini telah kita ketahui bersama. 10 tahun kita melihat bagaimana produktivitas yang rendah dan upah pekerja yang stagnan, pengangguran yang berkepanjangan, utang yang terus meroket, kemiskinan dan menurunnya kesehatan masyarakat.

    Tidak adanya jaminan kesehatan bagi rakyat, bertambah banyaknya anak-anak keluarga miskin, tidak adanya kesempatan belajar dan praktek kerja yang diperlukan bagi sektor penghasilan menegah ke atas yang diperlukan dalam peningkatan ekonomi kita.

    Pertanian tidak mampu menjadi sektor penopang ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, sektor Industri dan energi berjalan lambat tanpa menciptakan ekosistem inovasi.

    Sudah terlalu lama kita terombang ambing tanpa mengetahui arah tujuan, tanggung jawab ataupun kehidupan bermasyarakat yang bertanggung jawab, Sistim Politik-Hukum dan ekonomi kita sering kali tidak berfungsi oleh karena adanya kelompok-kelompok yang partisan dan mementingkan diri sendiri ditambah dengan permasalahan kita yang mempunyai tirai kompleksitas yang begitu besar.

    Masa Depan Indonesia Lebih Baik

    Saya yakin dan terus berdoa bahwa kita dapat melakukan lebih baik, oleh karena kita tergolong Negara terbesar di dunia dilihat dari jumlah penduduk maupun luas geografisnya dan letak strategis secara geopolitik.

    Saya memiliki keyakinan penuh, bahwa kita dapat melakukan yang lebih baik, karena Allah SWT telah memberikan Negara kita kekayaan alam yang sangat besar, kalau kita mempunyai pandangan dan perencanaan yang baik, kemauan tulus untuk membuat perubahan, kita akan memasuki masa dimana digitalisasi, inovasi dan politik-ekonomi global ini dengan kemungkinan kemungkinan yang luar biasa.

    Saya ingat bagaimana Presiden Soekarno mengatakan: “go to hell with your aid” dan bagaimana Presiden Soeharto mengatakan pada salah satu pidatonya di Era 80-an : “Jika 35 tahun yang lalu kita mengumandangkan ke seluruh pelosok tanah air dan ke seluruh dunia bahwa Indonesia telah merdeka.

    Maka masa depan yang indah itulah yang kita angan-angankan, kita sadar kita harus harus berjuang dan harus bekerja keras untuk menyaksikan keindahan masa depan itu.

    Namun sekarang saya dan mungkin kita hanya dapat mengelus dada dan melakukan introspeksi kepada diri kita sendiri dengan bertanya: Apa yang telah terjadi?

    Saya menyampaikan ini bukan untuk menyalahkan siapapun juga, Sudah banyak kita mempersalahkan orang lain, di dalam lingkungan eksekutif maupun legislatif. Waktu untuk saling menyalahkan telah berakhir, sebagai anggota masyarakat dan sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

    Tanggung jawab Bersama

    Kita menerima tanggung jawab yang harus dipikul. Saya juga mengharapkan bahwa kita semua dapat mengambil tanggung jawab untuk masa depan bangsa.

    Saya tidak menjadi masalah siapa yang nanti akan diberikan kepercayaan rakyat memimpin bangsa ini tahun 2024. Yang terpenting cintai dan jaga Indonesia dan menjadilah pemimpin yang sejatinya merdeka dan mampu mengendalikan dan memimpin bangsa Indonesia dalam pentas Asia dan dunia.

    (Penulis adalah Pemerhati Kebijakan Politik dan Pembangunan)

    Berita Terbaru

    spot_img