BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung angkat bicara terkait protes pedagang Pasar Minggu di kawasan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Gedebage.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna menegaskan, penutupan Pasar Minggu di masa darurat Covid-19 dilakukan untuk kebaikan bersama.
“Disana itu bukan pasar, melainkan PKL dadakan. Kalau disana ada ancaman kerumunan, kita tutup. Tolong berpikir lebih komprehensif. Aspek keselamatan, dan kesehatan tentu menjadi perhatian utama,” kata Ema, Sabtu (12/9/2020).
Menurutnya, penutupan Pasar Minggu GBLA di masa pandemi Covid-19 saat ini bukan untuk mematikan ekonomi para pedagang. Namun lebih kepada keselamatan bersama.
BACA JUGA: Jelang Liga 1, Yana Minta Sarana Prasarana GBLA Tak Dirusak
Pasar Minggu di kawasan GBLA, Gedebage, Kota Bandung. (FOTO: WEB)
Lebih lanjut Ema mengatakan, fakta di lapangan, baik pedagang dan pembeli tidak menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Ketika diingatkan, beragam reaksi terus bermunculan.
“Bukan semangat kita mematikan. Jangan sampai nanti tidak terkendali (penyebaran virus), dan menyesal dikemudian hari. Jadi masyarakat harus memiliki kesadaran sendiri, jangan selalu ingin diingatkan pemerintah,” kata Ema.
Pihaknya mengaku, belum mengetahui terkait operasional pasar kaget di sekitar stadion sepak bola tersebut. Apakah akan kembali dibuka atau tidak.
Poin penting yang ditekankan yakni terkait dengan kesadaran pedagang dan pembeli menerapkan protokol kesehatan.
“Saya pikir kita lihat ke depan seperti apa. Toh nanti juga mereka akan menyesuaikan. Selama mereka bisa memberikan garansi kepada kita (pemerintah), kenapa kita tidak berikan izin operasional untuk mereka kembali berjualan,” ujar dia.
Diketahui, operasional Pasar Minggu di kawasan Stadion GBLA, Gedebage, Kota Bandung diberhentikan sementara lantaran pandemi Covid-19 yang melanda hingga saat ini. Penutupan Pasar Minggu GBLA sejak 16 Agustus 2020 lalu merupakan upaya pemerintah mencegah penularan virus corona yang terus meningkat dalam satu pekan ini.
(Yusuf Mugni/Ageng)
