spot_img
Sabtu 20 April 2024
spot_img
More

    Sempat Lesu, Batu Akik Garut Kembali Diburu Kolektor

    GARUT,FOKUSJabar.id: Beberapa tahun yang lalu, Batu Akik Garut, Jawa Barat mendunia karena memiliki kualitas serta nilai keindahan yang tinggi.

    Batu Akik garut yang menjadi buruan para kolektor dan pecinta yakni Batu Ijo dan Pancawarna (PW) Edong. Benda alam tersebut dikenal sebagai Batu Hijau kelas super yang diberi nama Batu Ohen, karena yang pertama kali menemukannya Aki Ohen, seorang petani warga Kecamatan Bungbulang.

    batu akik garut fokusjabar.id
    Batu Akik Kiara Payung

    Baca Juga: DPRD Kota Bandung Minta Pemerintah Bentuk Kota Ramah Lansia

    Pancawarna Edong paling banyak dicari karena ciri khas warnanya yang tak dimiliki oleh PW yang lainnya.

    Terlebih, PW Edong menjadi souvenir peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) dan  para atlet yang menjadi juara pada perhelatan PON XIX Jabar tahun 2016 lalu.

    Sebenarnya, kehebatan kedua jenis batu tersebut sudah cukup dikenal sejak zaman pemerintah kolonial Belanda sekitar tahun 1878. Batu mulia itu pernah diangkut dalam jumlah banyak menggunakan Kereta Api Uap tujuan Kecamatan Cikajang- Cibatu dan jurusan Batavia.

    Kualitas batu akik asal Garut tersebut menyaingi zamrud dari Rusia. Umumnya tingkat kekerasannya 4-5 Mohs. Sedangkan batu akik Garut hampir mendekati berlian, 7 Mohs.

    Konon, Pangeran Charles pun menggunkan batu akik hijau asal Garut yang dibeli dari Belanda dengan harga yang fantastis.

    Kini, muncul batu akik baru yang diberi nama Kiara Payung atau Wari (pemilik lokasi) di Kecamatan Bungbulang.

    Pengrajin sekaligus ahli bidang batu akik, Ade Kartiwa mengatakan, pihaknya terus mengeksplor untuk mendapatkan yang berkualitas. Baik dari sisi kekuatan hingga daya tariknya.

    “Selain di Gunung Kencana, Cigadog dan Cianggel, kini ditemukan lokasi baru di wilayah Gunung Kiarapayung yang tak kalah bagusnya dengan Batu Ijo Ohen dan PW,” kata Ade, Selasa (11/8/2020).

    Menurut dia, kualitas batu Kiara Payung lebih kuat karena usia fosil lebih tua, transparan, bening, bersih serta variasi warnanya jelas dan kontras.

    “Variasi warnanya lebih jelas dan kontras,” kata Ade.

    (Bambang Fouristian)

    Berita Terbaru

    spot_img