spot_img
Monday 29 April 2024
spot_img
More

    70% Pelanggan Tunda Terbang, Garuda Indonesia: Kita Mati Suri

    JAKARTA, FOKUSJabar.id: Garuda Indonesia menyebut jika sebanyak 60-70 persen pelanggannya memutuskan menunda terbang karena pandemi Covid-19. Hal tersebut berdasarkan hasil riset yang dilakukan Garuda Indonesia.

    “Riset menunjukkan 60-70 persen mereka yang biasa traveling mengatakan I will wait and see. Kebayang kan kalau 60 persen ini menunda sampai enam bulan, bisa kebayangkan pesawatnya 60 persen akan grounded (dikandangkan) untuk enam bulan ke depan. Ini sih kita bukan survival mood (bertahan) lagi, tapi mati suri,” ujar Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa (16/6/2020).

    Sejumlah maskapai lain, contohnya Thai Airways, sudah menyatakan bangkut karena kondisi paceklik ini. Namun Irfan mengaku pihaknya akan terus berupaya bertahan.

    “Cara yang paling bagus, ya seperti Thai Airways. Dibangkrutkan saja, terus dihidupkan lagi,” ujar Irfan.

    BACA JUGA: JNE dan Pemprov Jawa Barat Berupaya Bangkitkan UMKM di Era AKB 

    Untuk itu, pihaknya mencari cara agar pelanggan bisa kembali terbang dengan nyaman tanpa khawatir tertular Covid-19.

    “Kita minta dukungan semua pihak. Kita lagi cari cara nih, kita duduk bertiga di dalam satu pesawat tapi aman. Misalnya pakai pembatas, atau kita bilang ‘kamu jangan tengok kanan kiri, napasnya ditahan enggak gitu. Pokoknya kita cari cara agar orang merasa nyaman juga aman. Kan naik pesawat terbang ini industri kebahagiaan, jangan di dalam pesawat merasa enggak bahagia, merasa terdesak, atau begitu naik pesawat, Oh Ini ICU apa bukan ya? semuanya pakai APD, ketutupan semua,” tuturnya.

    Irfan mengaku menerima banyak keluhan terkait pramugari yang menggunakan masker karena senyumnya tak terlihat. Untuk itu, pihaknya menggantinya dengan pelindung wajah (face shield).

    “Jadi interaksi humanis di dalam pesawat tetap terjadi, tapi minimal dan kemudian semua orang merasa aman tapi juga nyaman. Teknologi kita terapkan, tapi kita sangat terbuka dengan ide-ide kreatif. Apalagi kalau di pesawat bisa aman dan nyaman, bisa terisi 100 persen, wah kita lebih senang lagi,” terangnya.

    Menurut dia, kapasitas maksimal 70 persen di pesawat belum bisa mengembalikan pendapatan Garuda Indonesia yang anjlok akibat pandemi Covid-19.

    “Sekarang sudah 70 persen, tapi itu kalau untuk, khususnya Garuda, jatuhnya 63 persen karena tempat duduk Boeing 737 kita itu tengahnya kosong. Kita juga kan ada business class, jadi sendiri-sendiri. Pertanyaannya, apakah itu cukup untuk menghidupi kita? Tentunya tidak. Jawabannya tegas sekali enggak,” tegasnya.

    Untuk menopang keuangan Garuda Indonesia yang tengah merosot, Irfan mengatakan pihaknya berfokus pada pengiriman logistik dengan meluncurkan KirimAja.

    “Kita mencari celah-celah baru dibalik kesulitan. Salah satunya mendorong bisnis kurir, dulu melibatkan orang lain masuk ke kargo garuda, kita luncurkan KirimAja. Sekarang mobilitas terbatas dan orang berkirim barang ini menarik,” pungkasnya.

    (ars/ant)

    Berita Terbaru

    spot_img