spot_img
Selasa 21 Mei 2024
spot_img
More

    Gelombang Tinggi, Aktivitas Nelayan di Pantai Selatan Jabar Berhenti

    BANDUNG, FOKUSJabar.id : Selama sepekan terakhir, aktivitas nelayan di Pantai Selatan Jawa Barat sudah berhenti. Mereka terpaksa menghentikan aktivitasnya karena gelombang pasang tinggi hingga 6 meter.

    Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jabar Jafar Ismail mengatakan, nelayan sudah mengetahui bahwa musim pancaroba sepekan terakhir ini akan menyebabkan gelombang tinggi terjadi. Terlebih Rabu (25/7/2018) lalu tinggi gelombang sangat membahayakan.

    “Dari pantauan di Selatan, nelayan sudah tidak melaut sejak dua, tiga hari sampai seminggu ini, menunggu cuaca bagus, bahaya kalau cuaca seperti ini masih tetap melaut,” kata dia di Bandung, Jumat (27/7/2018).

    Dinas yang dipimpinya mendapatkan laporan bahwa tak hanya aktivitas melaut yang terganggu, namun sejumlah kerusakan seperti warung dan rumah warga di wilayah Pangandaran serta Tasikmalaya pun terdampak. Bahkan ada rumah yang rusak, ada yang mengungsi juga ke tempat yang lebih tinggi.

    “Karena takut ada gelombang yang lebih besar lagi,” jelas dia.

    Jafar berharap cuaca buruk dan fenomena alam tersebut tidak berkepanjangan, mengingat saat pun untuk kawasan Selatan, khususnya Pangandaran, ikan tengah banyak-banyaknya. Sama juga di daerah Rancabuaya, Garut masih belum musim, sudah ada ikan tongkol, layur baru pada keluar.

    Namun dia memastikan meski aktivitas nelayan berhenti selama satu pekan, hal ini tidak akan berpengaruh besar pada produksi ikan tangkap di Jabar.

    “Libur sepekan itu biasa bagi nelayan, kecuali kalau dua bulan berturut-turut, itu baru memengaruhi,” jelas dia.

    Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Dicky Saromi mengatakan efek dahsyat, gelombang pasang tersebut membuat aktivitas di bibir pantai selatan mengalami gangguan dan kerusakan parah.

    “Kejadian ini melanda Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya hingga Pangandaran,” kata dia.

    Kejadian yang terjadi sejak pukul 2 dini hari hingga 8 pagi tersebut, menurut dia terjadi secara berurutan di tiap daerah yang berada di kawasan tersebut. Dicky mencatat bahwa gelombang pasang di Sukabumi mencapai 3,5-4 meter, lalu Garut 4-5 meter, kemudian Tasikmalaya 5 meter, dan Pangandaran 2-6 meter.

    “Tertinggi di Cianjur dimana gelombang pasang mencapai sekitar 6,5 meter,” jelas dia.

    Dampak paling serius menurut dia terjadi di Kecamatan Cipatujah dan Cikalong, Tasikmalaya. Ada sekitar 100 jiwa warga dari tiga desa saat ini mengungsi, lalu ada sejumlah rumah di Cipatujah yang rusak terkena gelombang pasang.

    “Di Desa Cimanuk, Cikalong ada tambak udang seluas 50 hektar, itu pun ikut terdampak,” tutur dia.

    Pihaknya memastikan sudah membuat tenda pengungsian dan posko darurat, selain itu, distribusi logistik pun sudah dilakukan. Saat ini pihaknya masih menghitung kerugian yang dialami warga di bibir pantai 6 kecamatan di Pangandaran yang terdampak, lalu di tiga kecamatan yang ada di Cianjur.

    “Untuk Garut dan Sukabumi dampak masih dihitung, tapi kami terus memantau,” tutur dia.

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun meminta masyarakat di sepanjang pantai Selatan Jawa Barat untuk mewaspadai fenomena gelombang pasang yang bisa mencapai 6-9 meter.

    (LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img