spot_img
Monday 29 April 2024
spot_img
More

    Atasi Angka Kematian Bayi, RSUD Ciamis Akan Tingkatkan Sarana Kegawatdaruratan Anak

    CIAMIS, FOKUSJabar.id: Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciamis akan meningkatkan sarana dan prasarana kegawatdaruratan anak. Hal ini mengingat sarana yang sudah ada masih belum menjawab kebutuhan ideal.

    Direktur Umum RSUD Ciamis dr. Aceng Solehudin mengatakan, selain jumlah dokter yang masih kurang sarana untuk kegawat daruratan anak, ruang NICU (Neonatal Insentive Care Unit) yang dimiliki RSUD baru lima unit harus ditambah termasuk ruang HICU.

    “Bayi yang gawat darurat tidak bisa disamakan dengan pasien dewasa dengan dilayani di UGD dibarengkan dengan pasien umum dewasa. Harus khusus, kalau tidak di ruang NICU (Neonatal Insentive Care Unit) ya semi ICU atau yang dinamakan HICU,” papar dr Aceng, Jumat (20/4/2018) usai pada wartawan di ruang kerjanya.

    Keterbatasan sarana ini acapkali menjadi sebab munculnya keluhan pasien. Seperti yang baru-baru ini muncul dan menjadi sorotan yakni peristiwa meninggalnya bayi bernama Azkar putera pasangan Uus Usman Hidayat (22) dan Enok Siti Nurwahidah (22) warga Dusun Sukawening Desa Sukamanah Kec. Cipaku.

    Bayi Azkar yang mengalami panas kejang ditindak dan dirawat selama dua jam di Rumah Sakit Permata Bunda Ciamis, karena kondisinya memburuk maka Azkar dirujuk ke RSUD Ciamis, namun sayang pada saat itu ruangan untuk kegawatdaruratan anak penuh. Pihak RSUD Ciamis menyarankan agar keluarga membawa ke rumah sakit lain. Keluraga hendak membawa bayi Azhar ke rumah sakit di Tasikmalaya, namun sayang diperjalanan bayi Azhar meninggal.

    Karena masalah ini pun RSUD Ciamis menjadi tertuding. Banyak pihak yang mempertanyakan pelayanan RSUD Ciamis. “Atas keluhan itu kami (RSUD) tidak mengaku benar seratus persen, tetapi kami juga tidak salah seratus persen. Sarana kami masih sangat terbatas, dan ini menjadi bahan evaluasi kami ke depan. Sekalipun tidak seratus persen salah, kami mengaku kami belum paripurna dan atas nama lembaga saya juga mendatangi rumah bayi Azkar dan memimpin tahlil di rumahnya, ” ujar dr.Aceng.

    Sebelumnya Azkar memang dilahirkan di RSUD Ciamis pada Jumat (13/04) pukul 09.40 WIB dengan persalinan normal. Setelah pulang ke rumah pada Sabtu (14/04) bayi azkar mengalami kejang, lalu mendapat perawatan di Rumah Sakit Permata Bunda. Selama dua jam di rawat di Rumah Sakit Permata Bunda Azkar kondisinya memburuk dan dirujuk ke RSUD Ciamis, namun sayang fasilitas kegawatdaruratan anak pada hari itu penuh.

    “Jadi prinsipnya bukan ditolak, fasilitas kami memang kurang, sehingga tidak bisa menampung, sekali lagi saya jelaskan tadi bayi kritis tidak bisa disamakan penangannnya dengan pasien umum dewasa di UGD,” ujar Aceng.

    Selaku pimpinan di RSUD Ciamis dr. Aceng Solahudin juga selalu membriving seluruh staf untuk menerapkan sikap BPIS (Bila Pasien Itu Saya). “Saya minta semua staf terutama tenaga medis untuk menerapkan BPIS, menganggap jika pasien itu dirinya, dan jika pasien itu keluarganya, bukan orang lain, jadi ada tanggungjawab penuh. Nah kalau kaitan dengan keterbatasan sarana kan lain cerita, itu akan kita benahi ke depan,” kata Aceng.

    Keluhan orangtua dari Azkar bayi berusia meninggal setelah dua jam dirawat di Rumah Sakit Permata Bunda ini, menjadi sorotan banyak elemen termasuk mahasiswa. Aceng memandang itu sikap kritik yang membangun dan pihaknya mengaku belum paripurna. “Semua masukan akan menjadi bahan evaluasi termasuk masukan dari teman-teman mahasiswa,” ujar Aceng.

    Sementara itu Kepala Dusun Sukawening Desa Sukamanah Kecamatan Cipaku, Ujang Sirojul Falah atas nama kepala lingkungan dan keluarga meminta agar meninggalnya bayi bernama Azkar putera dari pasangan Uus Usman Hidayat dan Enok Siti Nurwahidah tidak dibesar-besarkan. “Maaf kang, ibunya sampai nangis ke saya karena jadi banyak kedatangan tamu baik wartawan dan pihak lain menanyakan perihal anaknya, itu malah jadi menambah kesedihan keluarga. Dia sudah tidak apa -apa, dan tidak menyalahkan rumah sakit juga,” kata Ujang.

    Ujang juga membeberkan bahwa sebelum Enok Siti melahirkan Azkar sebagai kepala lingkungan membantu semua persiapan administrasi termasuk berkordinasi dengan pihak RSUD Ciamis. “Semua siap, dan Jumat bu Enok melahirkan secara normal, bahkan tidak mengeluarkan biaya sepeserpun karena sudah ditanggung oleh BPJS. Sekali lagi saya meminta bahwa keluarga tidak ada yang namanya tuntutan, juga tidak mau ini dibesar-besarkan,” ujar Ujang. (DH)

    Berita Terbaru

    spot_img