spot_img
Minggu 15 Juni 2025
spot_imgspot_img
Beranda blog Halaman 6951

PDAM Ciamis Siap Pasang Jaringan Air Minum untuk Seribu MBR

0

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Melalui program hibah air minum dari pemerintah pusat, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Galuh Kabupaten Ciamis menargetkan pemasangan jaringan distibusi sebanyak 1000 masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tahun ini.

Direktur PDAM Tirta Galuh Ciamis Cece Hidayat mengatakan, hibah pemerintah pusat untuk 1000 MBR ini sebesar Rp3 milyar, atau per MBR senilai Rp3 juta. Pemasangan dilakukan di wilayah Ciamis kecuali Pangandaran dan Panumbangan.

“Usulan data calon pelanggan ke pemerintah pusat sampai dengan akhir Februari,” ujar Cece saat ditemui di kantornya Selasa (6/2/2018).

Cece menjelaskan, setelah diusulkan ke pusat calon pelanggan MBR akan diverifikasi. Tidak semua yang diusulkan bisa menerima manfaat program tersebut, karena harus betul-betul layak dan sesuai dengan ketentuan.

Pelanggan MBR hanya membayar Rp383.000 dan dua bulan gratis  dari biaya pemasangan normal yang mencapai Rp1,1 juta.

“Program ini juga tidak semua PDAM di indonesia mendapatkannya, karena harus PDAM sehat, mampu dan komitmen pemerintah daerahnya dalam penyertaan modal,” jelasnya.

Cece menuturkan, selama ini masyarakat kurang memahami program hibah air minum tersebut. Dimana warga menanyakan uang itu, dan meminta untuk dibagikan kepada masyarakat. Padahal hibah itu untuk pemasangan jaringan distribusi, tujuannya agar masyarakat bisa mendapat air bersih. Sehingga pemahaman tersebut yang harus diketahui masyarakat.

(Riza M Irfansyah/DH)

Demiz Minta Warga Waspadai Modus Kekerasan Terhadap Ulama

0
Deddy Mizwar optimis (Foto. Deni R)
GARUT,FOKUSJabar.id: Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar (Demiz) meminta masyarakat mewaspadai kemungkinan upaya kekerasan terbadap para ulama dengan modus dilakukan oleh orang yang memiliki gangguan jiwa.

Hal itu menyusul kasus kekerasan terhadap ulama di Jawa Barat baru-baru ini.

“Waspada, ini bisa jadi modus dan yang disasar adalah para ulama. Ini ada apa? ” kata Demiz saat mengunjungi Garut, Selasa (6/2/2018).

Demiz pun mengatakam bahwa kejadian ini tidak cukup hanya aparat penegak hukum yang mencegah. Masyarakat pun harus ikut menjaga setiap ulama yang kebanyakan berkegiatan di masjid dan pesantren.

“Jangan hanya aparat penegak hukum yang waspada, tapi masyarakat juga. Di mana ulama hidup di antara kita, baik di masjid atau pesantren, kita jaga di tengah kita,” katanya.

Dia mengaku khawatir dengan maraknya orang dengan gangguan jiwa yang melakukan kekerasan dan menjadi modus operandi untuk menganiaya ulama.

” Karenanya, keamanan terhadap para ulama harus ditingkatkan. Jangan sampai yang dikorbankan adalah orang yang tidak sehat jiwanya, padahal belum tentu gila juga,” kata dia.

Demiz kembali mengingatkan sejumlah modus lainnya yang terjadi beberapa tahun lalu dengan tujuan menganiaya ulama, mulai dari fitnah santet, fitnah kolor ijo, atau fitnah lainnya untuk memojokkan ulama. Jangan sampai kekerasan terhadap ulama ini terus berulang.

Kaitannya dengan wacana penempatan pejabat Polri untuk menjadi penjabat Gubernur Jabar, Demiz mengatakan bahwa tidak ada hubunganya.

Terlebih menurutnya Jabar tetap kondusid menghadapi Pilgub Jabar 2018.

“Polda Jabar serta Kodam III Siliwangi pun sudah cukup untuk mengamankan pesta demokrasi tersebut.

(LIN)

Lima Warga Masih Tertimbun Longsor

0

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Sebanyak lima orang warga Kampung Maseng masih tertimbun material longsor di kawasan Puncak Bogor.

Ketua BPBD Jabar sekaligus Sekda Iwa Karniwa mengatakan, kelima orang ini merupakan warga yang rumahnya tertimbun longsoran pada Senin (5/2/2018) siang lalu.

“Ada tiga rumah tertimbun, saya harapkan kelima orang ini bisa ditemukan dalam keadaan selamat,” kata Iwa di Bappeda Jabar, Kota Bandung, Selasa (6/1/2018).

Dia mengatakan bahwa saat ini pihak BPBD Jabar, BPBD Bogor, Basarnas, Tagana dan TNI/Polri tengah melakukan upaya evakuasi dan pencarian di lima titik kawasan terjadinya longsor.

“Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD Bogor, mereka pun sudah ke lokasi saat ada kejadian,” jelas dia.

Proses evakuasi dilakukan sangat hati-hati mengingat curah hujan masih akan tinggi.

Kejadian kemarin pun menurutnya menyebabkan satu korban jiwa meninggal atas nama Lilis warga Kampung Naringgul.

“Di Kampung Maseng bencana terjadi akibat tebing setinggi 300 meter dengan lebar 100 meter longsor,” paparnya.

Longsor pun menimpa Kampung Caringin, dua rumah rusak berat, lalu Kampung Ranji longsor menimpa satu rumah hingga rusak berat.

Di Kampung Naringgul selain menyebabkan korban jiwa, juga menyebabkan dua orang luka ringan dan satu luka berat.

“Korban sudah dirawat di Rumah Sakit Cimacan,” kata dia.

Lebih lanjut Iwa memastikan bahwa proses tanggap darurat sudah berjalan. Pemprov pun sudah menyiapkan sejumlah bantuan yang dibutuhkan warga.

“Saya minta semua pihak waspada, begitupun ketika jalur puncak sidah bisa dilalui kendaraan nanti. Terlebih hujan masih terjadi. Kami dari Pemprov turut berduka cita atas musibah yang terjadi,” kata dia.

(LIN)

Wagub Jabar: Rantai Pasok Pangan Harus Diperbaiki

0

GARUT,FOKUSJabar.id: Sistem rantai pasok atau distribusi pangan yang kurang merata di Jawa Barat menjadi penyebab utama lonjakan harga pangan, bahkan menghilangnya komoditas pangan di pasar.

Demikian diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (Demiz) saat mendampingi Menteri Pertanian RI di Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Selasa (6/2/2018).

Bahkan, kata dia, belum lama ini, lonjakan harga beras memicu pemerintah berencana mengimpor beras meski menjelang masa panen raya.

“Rantai pasok ini harus dibenahi, ini penyebab masalah sejak puluhan tahun. Karena distribusi yang kurang tertata, akhirnya muncullah spekulan dan impor,” kata Demiz.

Saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah memperkuat upaya pemantauan harga pangan di Jabar. Hal itu dilakukan bersama pihak lainnya untuk mengendalikan angka inflasi di Jabar.

Jabar pun memiliki Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini terhadap kenaikan harga pangan.

Sistem ini diluncurkan oleh Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi (FKPI) Provinsi Jawa Barat dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Jawa Barat tahun lalu.

Sistem peringatan dini ini terdapat pada aplikasi Portal Informasi Harga Pangan (Priangan) yang dapat diinstal masyarakat melalui Google Play pada smartphone.

Untuk memutus permasalahan tingginya harga pangan karena kurang pasokan, katanya, harus ditetapkan data yang valid. Contohnya, setiap harinya didapat data panen bahan pangan dari berbagai kecamatan, mulai dari jenis pangan, jumlah, hingga harganya.

“Contoh, nanti penyuluh pertanian melapor berapa panen padi, jagung, cabai, bulan ini. Panen di desa mana, nanti dikumpulkan datanya per kecamatan. Nanti ketahuan Jabar punya beras, jagung, cabai, berapa dan di mana saja. Harus terdata semua, termasuk ayam dan daging. Dengan data akurat dan bukan kira-kira, tidak akan ada spekulan,” katanya.

Dengan adanya jaringan data yang tepat mengenai setiap hasil pangan di Jawa Barat, katanya, akan menghindari spekulasi kebutuhan impor yang tidak tepat, petani akan mendapat harga jual bahan pangan yang layak, dan harga pangan di pasaran terjamin stabil.

Rantai pasok dengan data yang belum valid, katanya, menyebabkan sejumlah pihak memanfaatkannya untuk kepentingan bisnis. Biasanya pemerintah tidak mau mengambil risiko saat komoditas pangan harganya melonjak dan akhirnya memilih mengimpor bahan pangan.

“Kalau datanya valid, bisa saja jadinya tidak perlu impor. Makanya sekarang, untuk menghindari permasalahan itu, harus selalu ada data valid yang terukur secara real time. Kita bisa buat smart village yang bisa menyediakan data hasil pangannya tiap saat,” katanya.

Campur tangan generasi muda dan akademisi dalam pertanian pun mutlak dibutuhkan untuk moderenisasi pertanian di Jawa Barat.

Karenanya, dibutuhkan regenerasi petani untuk mempertahankan kedaulatan pangan nasional, dimulai dengan mengubah keidentikan antara profesi petani dengan kemiskinan.

(LIN)

Lakukan Longmarch, Belasan Aktivis Santri Dukung Pasangan Hasanah

0

BANDUNG FOKUSJabar.id: Belasan Aktivis Santri yang tergabung dalam Komite Pergerakan Pemuda, Santri dan Mahasiswa Jawa Barat dari Sukapura Tasikmalaya melakukan longmarch.

Mereka bergerak dari Tugu KH Zaenal Musthofa Kota Tasikmalaya dan akan berakhir di Kota Bandung.

Koordinator Lapangan (Korlap) longmarch Dede Heri mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya mensosialisasikan Pilgub Jawa Barat yang harus dimaknai sebagai momentum demokrasi agar menjadi pesta rakyat.

“Pilgub Jabar jangan hanya menjadi prosedur demokrasi pergantian kekuasaan, tetapi harus memiliki substansi demokrasi agar melahirkan pemimpin terbaik untuk masyarakat Jawa Barat,” kata Dede seusai longmarch di Posko Relawan, di Jalan Pelajar Pejuang Kota Bandung, Selasa (6/2/2018).

Dede menambahkan, aksi itu untuk menentukan sikap pada Pilgub Jabar 2018 dengan memilih pasangan TB Hasanuddin (Kang Hasan) dan Anton Charliyan (Kang Anton) atau Hasanah.

Menurut dia, kedua Purnawirawan Jendral itu adalah putra terbaik yang tepat untuk memimpin Jawa Barat serta melanjutkan cita-cita dan amanah perjuangan masyarakat Jawa Barat.

“Hasil kajian spiritual dan rasional kami menentukan Jabar sebaiknya dipimpin oleh sosok TNI dan POLRI seperti Pasangan Hasanah demi menjaga marwah, menjaga kedaulatan, dan harga diri Jawa Barat,” imbuhnya.

Dede pun menyerukan agar pesta demokrasi lima tahunan tersebut berlangsung dengan damai dan kondusif, sehingga tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan.

Dia pun menyerahkan bendera merah putih sebagai simbol amanah untuk menjaga NKRI.

“Untuk masyarakat Jabar, mari mengawal demokrasi dengan aman, damai tanpa adanya kekerasan, dan perbedaan pilihan jangan dijadikan permasalahan karena kita Saudara,” jelas dia.

Sementara itu, Kang Hasan yang menyambut kedatangan mereka di Kota Bandung sejak pukul 06.00 WIB pagi tadi menyampaikan, terimakasihnya atas dukungan yang diberikan oleh para aktivis Santri tersebut.

Hasan pun berjanji akan memegang teguh amanah masyarakat Jabar dengan sebaik-baiknya.

Menurutnya, aksi aktivis tersebut sebagai bentuk perjuangan masyarakat Jabar untuk memilih pemimpin terbaik untuk Jabar.

“Terimakasih kepada para aktivis Santri yang telah rela berjalan jauh untuk menyerukan demokrasi yang kondusif serta mendukung saya (Kang Hasan) dan Kang Anton untuk memimpin Jabar, saya akan emban amanah itu dengan seterhormat-terhormatnya,” kata dia.

Untuk diketahui, para aktivis ini menempuh jarak sekitar 120 KM. Mereka berangkat dari tugu pahlawan K.H Zaenal Musthafa Tasikmalaya sejak Minggu (4/2) siang lalu.

(LIN)

Disudutkan Pemberitaan Anggota DPRD Jabar Siarkan Klarifikasi

0
Anggota Komisi 4 DPRD Provinsi Jawa Barat, Asep Irfan. (FOKUSJabar/Boip)

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Anggota Komisi 4 DPRD Provinsi Jawa Barat, Asep Irfan mengklarifikasi siaran pers dirinya terkait keberatan pada berita di media online Warta Priangan yang dipublish Jum’at, 2 Januari 2018.

Dengan judul Asep Irfan Minta “Warta Priangan” Perhatikan Kode Etik Jurnalistik, dia menerangkan bahwa konten berita itu sangat merugikan dirinya. Maka dia memiliki hak sebagai masyarakat serta obyek berita untuk mengoreksi hasil jurnalisme yang dianggap tidak memperhatikan kode etik jurnalistik.

“Saya menyatakan bahwa benar telah mengirim siaran pers dan meminta untuk dipublikasi media FOKUS Jabar terkait keberatan sebagai obyek berita yang ditulis wartawan Iwan Mulyadi/WP,” ungkap dia, Senin (05/02/2018).

Asep Irfan mengatakan dia sudah berusaha menghubungi wartawan yang menulis berita tersebut. Namun tidak ditanggapi. Bahkan dirinya merasa kecewa karena tidak ada itikad baik untuk berusaha menghubunginya.

“Jelas secara pribadi saya punya hak untuk berkebaratan atas pemberitaan yang menyudutkan saya. Maka saya berusaha menghubungi wartawanya. Karena tidak ada tanggapan maka saya pun berniat baik untuk memberikan hak jawab pada Warta Priangan dengan menghubungi pimpinan redaksinya dan menuntut untuk meminta maaf secara terbuka,” kata Asep.

Dia berharap, kejadian ini menjadi pembelajaran bersama. Apabila dalam menulis pemberitaan harus melihat dampak dari berita tersebut. Karena kata Asep Irfan wartawan harus tetap mengedepankan profesionalisme dan menjaga independensi subyek barita. Dan harus berdiri diatas kepentingan publik.

“Sekali lagi saya menyatakan dan membenarkan bahwa saya yang mengirim siaran pers ke FOKUS Jabar untuk dipublikasi. Serta saya pun telah menghubungi pimipinan redaksi Warta Priangan untuk memberikan hak jawab saya, ” kata Asep.

(Boip/DH)

Anggaran Banprov Pemkot Tasik Terserap 96 Persen

0
Walikota Tasikmalaya Budi Budiman (FOKUSJabar/Seda)

TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id : Bantuan keuangan dari Provinsi Jawa Barat tahun 2017 yang diterima Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya untuk pembangunan fisik mampu terserap dengan maksimal.

”Berdasarkan laporan keuangan Banprov tahun 2017 lalu, Kota Tasikmalaya mendapatkan prestasi yang paling baik dari tingkat penyerapan anggaran,” kata Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman seusai membuka acara Sosialisasi Program Ketenagakerjaan di Hotel Horison, Tasikmalaya, Senin (05/02).

Penyerapan anggaran yang cukup baik ini dicapai atas komitmen semua pihak termasuk para pengusaha yang tergabung pada Asosiasi Konstruksi yang bekerja sesuai progres pencapaian.

“Ini prestasi yang harus kita tingkatkan setiap tahunnya sehingga Pemkot Tasikmalaya terus dipercaya,”ungkapnya.

Budi menjabarkan, tahun lalu Pemerintah Kota Tasikmalaya mendapatkan bantuan keuangan dari Provinsi jawa barat sebesar Rp218 Milyar. Semuanya digunakan secara tepat dan sesuai aturan.

”Kita mampu menyerap anggaran mencapai 96 Persen, Kota Tasikmalaya yang terbaik dalam segi penggunaan bantuan anggaran dengan tidak bermasalah hukum,” kata Budi.

(Seda/DH)